Tidak tanggung-tanggung 6 buah puisi Wiji Thukul dibacakan live dari studio. Guru muda ini mengaku mulai mencintai puisi semenjak masih kanak-kanak. Dirinya hampir tidak pernah melewatkan program Ekspresi setiap hari Minggu.
Saya sempat melontarkan pertanyaan tentang sejauh mana geliat sastra di sekolah termasuk SMK 5 tempatnya mengajar. Ismail menegaskan bahwa geliat sastra sangat menggembirakan di kalangan pelajar dan generasi muda di selatan-selatan Sulsel termasuk Bulukumba. Cuma menurutnya ada sebagian elit dan bahkan dari kalangan arus bawah sendiri yang tidak punya kepedulian terhadap seni termasuk kesusastraan. Yang menggembirakan sebab ruang-ruang publik seperti Ekspresi atau pun media cetak tertentu masih setia memberi ruang bagi para penggiat seni dan kesusastraan. Meski tetap saja ada keterbatasan semisal durasi pada radio atau terbit terbatas sekali sepekan di media cetak.
Ismail bersama beberapa siswanya dari SMK 5 juga sempat tampil dalam Deklarasi Bulukumba Kota Penyair beberapa minggu lalu.
Sebuah puisi Andhika Mappasomba yang pernah dibacakan ketika menjadi bintang tamu di program Ekspresi RCA . Dia di Ekspresi setiap kali angin membawanya pulang kampung ke Bulukumba dan air laut diseduhnya ke atas bulan.
aku telah mengusir nyamuk pemangsamu
pun jua telah kusiapkan beberapa cerita dan puisi
yang akan kubacakan sebagai pengantar tidurmu
ning, tidurlah
disini, di pangkuangku
katupkan matamu
bukankah rindu yang bertahta kemarin telah terbayar malam ini
ning, tidurlah
izinkan aku mengecup kening dan bibirmu jika kau telah lelap
ning, tidurlah
aku malu mengecupmu jika kau masih terjaga
tapi,
jika kau tak mau tertidur dan aku telah sangat ingin mengecupmu
aku akan menutup kedua matamu dengan cinta
makassar, 10/02/09
ini kutulis setelah perjalanan jauh dari Bulukumba menuju pertemuan pengendara scooter/vespa di bumi nene mallomo, sidrap...Minggu/8/02/09. ketika tubuh masih terhimpit lelah dan tangan yang pegal stelah balik ke makassar..... bersatulah pengendara scooter/vespa indonesia ...lawan korupsi .........
Andhika Mappasomba, penyair dan cerpenis, lelaki kelahiran 1980 di Tanah Beru. Salah satu bukunya "Ingin Kukencingi Mulut Monalisa".