Home » » deru

deru

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 10 Maret 2009 | Maret 10, 2009



Tangan Buntung

Berjutajuta tanganbuntung
Bergerak menjalar
Menuju barat arahnya
Sambil berseru
“Tuhan, Tuhan beri kami makna”
Mirip serdadu yang melakukan long march
Tetanganbuntungtakbertuan itu
Letih satupersatu menyerah satupersatu
“ooh Perjalanan menuju Tuhan begitu panjang,
Berapa pal lagikah jaraknya?”
Namun hingga titikakhirtenaga
Tuhan masih juga takmemaknai mereka
Lalu dari kejauhan mantan pemilik tetangan
Tampak berunjuk rasa dan protes kepada Tuhan
-nah rasakan sendiri
maknai saja semauMu
karena seakan Kau
tak percaya pada kami
Kau buat mereka susah diatur
Keras kepala semaunya saja-
Tetanganbuntung tak peduli
Mereka kembali neruskan perjalanan
Ke barat, menuju kediaman Tuhan
Sambil berseru “Tuhan, Tuhan beri kami makna”


Puisi Musa Manurung dibacakan pada program Ekspresi edisi ahad 15 Maret 2009, pukul 11.00 wita. Ekspresi adalah program sastra di RCA yang dalam perkembangannya lebih banyak didominasi puisi dan prosa yang lebih 'berat'.

Share this article :

1 komentar:

  1. musa seorang sahabat dari kota barru tapi dia serasa manusia bulukumba yang kukenali bertahun-tahun di estetika kampung humanisme di sini, di studio rca.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday