Home » » Rendra Baca Puisi di RCA 102,5 FM

Rendra Baca Puisi di RCA 102,5 FM

Posted By Ivan Kavalera on Minggu, 31 Mei 2009 | Mei 31, 2009


Dalam sebuah tulisan terdahulu "Rumah Politik Untuk Seni Budaya" penulis memprotes WS Rendra mungkin agak habis-habisan. Namun kali ini tidak demikian sebab kali ini bukan berbicara di ranah politik dan penulis hanya ingin berbagi secuil pengetahuan lantaran Rendra akhirnya baca puisi juga dalam program Ekspresi, sebuah lembaran acara sastra di RCA 102,5 FM hari ini jam 11.00-13.00 Wita. 

Penyebab lainnya lantaran seorang teman yang mengaku sering dibingungkan dengan banyaknya istilah, genre yang simpang siur antara berbagai media sastra sampai tak tahu harus menulis apa dalam tugas makalahnya di kampus. Tapi semoga tulisan ini bermanfaat. Penulis hanya berupaya agar teman itu tidak bingung lagi antara sastra lisan, tulis, elektronik, multimedia dan sebagainya.



Pada banyak sastra lisan dunia, puisi lisan adalah nyanyian, seperti halnya mazmur-mazmur Daud, lirik-lirik Orpheus, maupun meditasi-meditasi Tecayahuatzin. Baik puisi lisan maupun prosa lisan Amerika terdapat dalam kesusastraan pribumi seperti puisi Zuni, Aztec, Inuit, Aleut, dan lain-lain; dan cerita-cerita dari suku-suku Indian Hitchiti, Zuni, Navajo, Lakota, Iroquois, dan lain-lain. Perkembangan penelitian terhadap sastra lisan yang merupakan sastra rakyat dilakukan dengan menggunakan metode-metode historik-komparatif, historik-geografik, dan historik-struktural.

Sebuah studi sastra lisan terutama yang menyangkut puisi rakyat antara lain dilakukan oleh Parry dan Lord. Keduanya meneliti puluhan contoh epos rakyat seperti yang dinyanyikan oleh tukang cerita. Dengan meneliti teknik penciptaan epos rakyat, cara tradisi tersebut diturunkan dari guru kepada murid, dan bagaimana resepsinya oleh masyarakat, Parry dan Lord berkesimpulan bahwa epos rakyat tidak dihafalkan secara turun-temurun tetapi diciptakan kembali secara spontan, si penyanyi memiliki persediaan formula yang disebut stock-in-trade, terdapat adegan siap pakai yang oleh Lord disebut theme, dan variasi merupakan ciri khas puisi lisan.

Sedangkan untuk melakukan penelitian terhadap teater rakyat dapat menggunakan metodologi kajian tradisi lisan. Dengan menggunakan metodologi kajian tradisi lisan, penelitian teater rakyat dapat dilakukan secara menyeluruh tidak hanya terbatas pada aspek kesastraannya saja tetapi juga mencakup aspek-aspek kebudayaan yang melingkupinya. Hal ini penting karena teater rakyat tidak hanya merupakan bagian dari sastra lisan tetapi juga bagian dari seni pertunjukan rakyat yang memiliki jaringan dengan berbagai unsur kebudayaan.

Menurut Wellek dan Warren (1989), salah satu batasan sastra adalah segala sesuatu yang tertulis. Hal ini menurut Teeuw sesuai dengan pengertian sastra (literature) dalam bahasa Barat yang umumnya berarti segala sesuatu yang tertulis, pemakaian bahasa dalam bentuk tertulis. Lebih lanjut menurut Teeuw, bahasa tulis memiliki tujuh ciri, yakni: (1) dalam bahasa tulis antara penulis dan pembaca kehilangan sarana komunikasi suprasegmental; (2) dalam bahasa tulis tidak ada hubungan fisik antara penulis dan pembaca; (3) dalam teks-teks tertulis, penulis tidak hadir dalam situasi komunikasi; (4) teks-teks tertulis dapat lepas dari kerangka referensi aslinya; (5) bagi pembaca, tulisan dapat dibaca ulang; (6) teks-teks tertulis dapat diproduksi dalam berbagai bentuk dan jangkauan komunikasi yang lebih luas; dan (7) komunikasi menembus jarak ruang, waktu, dan kebudayaan.

Genre sastra tulis dapat dijabarkan ke dalam sub-sub genre yang terdiri atas puisi tulis, prosa tulis, dan drama tulis.Dewasa ini bentuk karya sastra yang paling diminat adalah cerpen dan novel. Waluyo (2002:28) membagi karya fiksi menjadi roman, cerita pendek, dan novel. Termasuk dalam klasifikasi novel adalah novelet.

Alhamdulillah, jika tak ada aral melintang siang hari ini Rendra baca puisi juga di RCA. Puisi tulis dari Rendra berkolaborasi dengan radio. Selengkapnya, siapa saja boleh dengar bagaimanakah gaya seorang Rendra di radio. Semoga hubungan timbal balik antara sastra tulis, lisan, elektronik-audio, digital dan sebagainya bisa tetap tumbuh dan menjadi sebuah bangunan utuh.

referensi: Wikipedia bahasa Indonesia



Share this article :

3 komentar:

  1. sorry kawan saya tidak bisa mendengarkan siaran langsung di RCA 102,5 FM . karena ada keperluan mendadak dan akhirnya saya harus segera keluar kota ,saya nyesel banget gak bisa dengerin ...apalagi ada tamu /sosok yang saya kagumi yaitu WS.Rendra

    apa puisi saya juga dibacakan beliau??
    mksih..

    BalasHapus
  2. WS Rendra baca puisiny asendiri. Puisi2 anda, saya yg bacain. ok.sukses terus mengalir buat anda, kawan.

    BalasHapus
  3. jadi gak baca puisinya? kan Rendra keburu meninggal, mas.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday