Home » » Ahmad Tohari, Novelis yang Santri

Ahmad Tohari, Novelis yang Santri

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 14 Juli 2009 | Juli 14, 2009


Sosoknya sederhana terutama dalam berpakaian. Perawakan kecil tapi menyimpan energi besar di batok kepalanya yang berupa ide-ide buat bangsa. Jeli dan jenius terutama dalam hal memotret kondisi orang Indonesia melalui novel dan cerpen mulai zaman orla, orba dan zaman apapun yang pernah dia lewati. 

Dialah Ahmad Tohari, lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948. Ia menamatkan SMA di Purwokerto. Pernah mengenyam bangku kuliah di Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976).

Ia pernah bekerja di majalah terbitan BNI 46, Keluarga, dan Amanah. Ia pernah mengikuti International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat (1990) dan menerima Hadiah Sastra ASEAN (1995). Sebagai novelis Ahmad Tohari telah menetaskan puluhan novel di antaranya Kubah (1980), Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), Jantera Bianglala (1986), Di Kaki Bukit Cibalak (1986), Bekisar Merah (1993), Lingkar Tanah Lingkar Air (1995), Nyanyian Malam Belantik (2001), Orang Orang Proyek (2002), Ronggeng Dukuh Paruk Banyumasan (novel bahasa Jawa,2006; meraih Hadiah Sastera Rancagé 2007). Kumpulan cerpennya yang terkenal seperti Rusmi Ingin Pulang (2004), dan Senyum Karyamin (1989). Karya-karya Ahmad Tohari telah diterbitkan dalam bahasa Jepang, Tionghoa, Belanda, Jerman dan Inggris.

Siapa sangka novelis ini ternyata jug adalah pimpinan sebuah pesantren di daerah Banyumas, tanah kelahirannya. Dalam buku yang ditulisnya banyak mengangkat penderitaan rakyat yang pernah disaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Contohnya beberapa novel diangkat dengan menceritakan keganasan Peristiwa September 1965, dimana ia melihat dengan mata kepala sendiri seorang anak muda dibunuh secara biadab karena diduga PKI. Lalu ada juga kisah tentang keganasan tentara terhadap Gali yang dibunuh secara misterius.Ia juga menyayangkan terjadinya Peristiwa Mei 1998. Jika ada kesempatan, ia akan menulis Peristiwa Mei 98 agar bisa dikenang sebagai sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Jejak gagasan Ahmad Tohari masih dapat ditemui dalam tulisan-tulisannya di Kompas dan Tempo.

Share this article :

8 komentar:

  1. Nice post sobat... keep sharing yahh... salam kenal...

    BalasHapus
  2. Ilmu Tuhan begitu lembut yaitu ilmu Tauhid.didalam kelembutan ini keluarlah kata2 berupa syair dan puisi yg melengkapai kereligiusannya.banyak sekali sang religius yg sastrawan dan penyair seperti Ahmad Tohari.thanks infonya ya.nice post.

    BalasHapus
  3. Beliau hebat. Karyanya pernah jadi cerita bersambung di kompas kalau tidak salah. Yang paling saya ingat gaungnya Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dinihari.

    BalasHapus
  4. " SIIIP NIH INFONYA SALAM PERSAHABATAN DARI AGUS FAUZY WONG KEDIRI JAWA TIMUR INDONESIA RAYA "

    Jangan lupa berkunjung ke blog saya ya...di www.agusfauzy.com blog ini berisi tentang pribadi saya dan juga untuk berbagi ilmu serta pengalaman saya didunia maya ini dengan -(( MOTTO ))-
    " BERTEMAN, BELAJAR, BEKERJA DAN BERIBADAH "

    Kunjungi pula blog bisnis saya www.wargabisnis.com blog ini saya gunakan untuk affiliate saya jadi anda mau ikut monggo...tidakpun tak ada paksaan , didalam blog ini anda akan menemukan seleksi bisnis internet yang saya ikuti, ya.. mudah-mudahan blog bisnis ini bisa membantu warga Indonesia yang mau terjun kebisnis online untuk memilah dan memilih bisnis internet yang banyak bermunculan didunia maya ini tanpa ada paksaan apapun jadi tak ada yang merasa tipu menipu. saya membuat blog ini sekedar sampingan bisnis saja dan mungkin teman-teman ada bisnis baru yang bertanggung jawab tidak merugikan sesama bisa hubungi saya... he he he ceritanya lagi demam bisnis ya.... ya buat koleksi aja.... sori sob banyak iklannya

    " SALAM BLOGGER DAN SAHABAT PENA INDONESIA "

    BalasHapus
  5. waaaahhhh ini buwel kenal waktu smp neh...siiippp

    BalasHapus
  6. @ azarre, salam kenal balik.
    @ ateh75, sastra yg lembut sebagaimana blog Cinta Hakiki.
    @ Newsoul, kehebatan yg sama juga terdapat pada tulisan2nya bunda Elly.
    @ SAHABAT PENA, thanks infonya. Sastra Radio akan seallu berkunjung balik ke web mas.
    @ buwel, oh ternyata teman semasa kecil ya kang?

    BalasHapus
  7. mantap, saya klik kan tadi iklan, btw, saya mau numpang jg.

    terima kasih

    Dea Situmorang

    BalasHapus
  8. He's one of my favorite figures. Visit my blog www.septemberonline.blogspot.com

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday