Home » » Ahyar Anwar, Yang Terjaga di Larut Malam Untuk Selalu Membangunkan Cinta

Ahyar Anwar, Yang Terjaga di Larut Malam Untuk Selalu Membangunkan Cinta

Posted By Ivan Kavalera on Kamis, 02 Juli 2009 | Juli 02, 2009


Ahyar Anwar namanya. Alumnus UGM Jogjakarta yang lahir 14 Februari 1970 di Makassar ini selalu terjaga untuk membangunkan cinta melalui buku-bukunya yang telah terbit diantaranya Menidurkan Cinta (2007), Kisah Tak Berwajah (2009). Di satu sisi acapkali karya-karya budayawan muda ini dikunyah sebagai tulisan-tulisan tentang filsafat. Di sisi sebelahnya lagi lebih sering dikunyah sebagai karya sastra. Tentang buku-bukunya yang lain, penulis masih berusaha untuk melacaknya di toko-toko buku.

Ahyar Anwar yang juga sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Negeri Makassar, pernah menyodorkan sepenggal pemikiran dari salah satu artikelnya:"...sastra juga adalah sebuah kekuatan yang harus memiliki daya gedor ideologis dan daya dobrak rasional. Apa yang dapat dirubah sastra yang hanya ‘bernyanyi’?. Jika anda berpuisi atau bernarasi didepan pintu rumah seseorang, apa yang dapat memaksa orang itu membuka pintu rumahnya untuk anda? Tentu saja, pintu rumah itu akan terbuka, jika dalam narasi atau puisi itu ada yang mendesak logika orang itu!"
Rasionalitas seorang Ahyar Anwar berpuitika. Alur logikanya yang bersungut-sungut dengan lembut wajar dikagumi sebagaimana alun prosaisnya yang mengalir jernih. Sastra memang telah seharusnya mampu mendobrak apa-apa yang telah ada. Tidak sekedar bertujuan sampai ke muara di mana sastra dinikmati di sana dengan sukacita. Sebelum sampai, seyogyanya sastra memang telah menghantam logika di tengah perjalanan. Dan memang Ahyar telah beberapa kali melakukan itu dan tidak mengeluh. Sebaliknya tetap melenguh dan menjitak dengan cantik. Caranya? Simak saja salah satu dari sekian anak sungai kata dari kepalanya berikut ini.

Hujan, Secarut Cinta dan Sehelai Kenangan
:untuk Na

“Hujan adalah tarian dan nyanyian musim yang tak pernah mungkir membawa kenangan mengalir menjadi luka”
Hujan kadang datang dengan pesan-pesan yang lebih dulu sampai, kadang hujan datang dengan amarah angin, kadang juga hujan datang dengan begitu tergesa-gesa. Apapun itu hujan selalu meninggalkan kenangan yang basah tentang pertemuan dan mungkin juga keresahan yang indah. Hujan selalu mampu menjadikan rindu semakin biru, menjadikan kesedihan semakin menelaga, menjadikan kesepian semakin tajam merintih. Hujan adalah almari kisah yang selalu setia menyimpan rindu, kesedihan,
dan kesepian itu. Selembar kelam dihujung sebuah malam suatu ketika kala hujan menderai dengan irama yang putus-putus, sebuah tunas pohon cinta tumbuh dalam siluet jingga dan violet, tepat diatas pusara-pusara kenangan yang basah dan penuh lumut. Seorang kekasih pernah menuliskan sebuah pesan yang lamur pada pusara kenangan-kenangan itu, “Jingga dan violet adalah warna abadi yang menaungi rindu dan kesetiaan”. Begitulah, hujan kadang lebih perih mengalirkan kenangan dari cinta-cinta yang tak tuntas. Bahkan kadang, malam dan kabut menghiasi hujan dengan kisah-kisah yang tertahan. Bila, kenangan itu adalah kisah yang berduri dari sejarah yang curam, maka hujan akan menjelma menjadi kabut-kabut yang menudungi hati dengan kesenyapan dan kehampaan yang tak terperikan. Pada sebuah senja yang randu, Diberanda sebuah rumah kayu yang penuh cahaya temaram, Ada kekasih sedang mengurai kenangan dari cinta yang tertanam pada langit-langit yang merah jingga berdarah. Ia membiarkan bias bulan yang pucat melukiskan sketsa gelisah di wajahnya. Hujan tiba dengan helai-helai dedaunan yang penuh rajah-rajah dendam, membasahi wajahnya. Ia membasuh kemarau yang tersisa dari kelopak matanya yang tak berdaya. Juga bibirnya yang terkatup pekat oleh janji yang ia telan dari musim-musim yang telah lalu. Kesunyian berbisik disela-sela nada rintik yang ringkih. Ditanah yang basah, Ia mulai menggenang segala kenangan-kenangan dari perjalanan yang tak sampai. Narasi-narasi hatinya yang berakhir dalam kemungkinan-kemungkinan. Seperti hujan disenja yang kelam itu, selalu yang tersisa hanyalah pertanyaan-pertanyaan tentang cinta dari sajak-sajak yang terburai. Malam yang menyembunyikan purnama dari desau hujan-hujan yang makin resah. Badai tampak lebih kemaruk lagi dibathinnya, cinta yang ia pendam kini makin penuh dendam. Ia menunggu sketsa pelangi dimalam yang hanya menyisakan kelam yang lebam. Hujan bahkan terus melukis cintanya menjadi sketsa puisi yang hitam. Di jelaga waktu yang parau dan angin yang tak henti risau. Siapakah sesungguhnya yang membawa kenangan dan menyimpan cinta! Hujankan yang membawa kenangan atau kenangan yang membawa hujan dimalam ini, cintakah yang menyisakan kenangan atau kenangan yang menyisakan cinta? Tak pernah ada kesetiaan pada musim! Meski hujan selalu akan datang, seperti kenangan selalu akan menghampiri. Dan cinta adalah musim yang selalu membawa hujan. Tapi kenangan selalu berselisih makna dengan cinta, seperti racun yang diteguk Juliet dan cinta yang membunuh Romeo. Dan hujan selalu menyajikan irama kerinduan yang lengkap Ada bisik yang sendu pada setiap titik-titik kenangan yang terbawa rintik-rintik hujan itu. Ketika angin mulai melenguh menjelang subuh Embun-embun berderai diselisih rintik hujan-hujan Kini, ia pelan-pelan melamur menjadi kenangan. Menitipkan secarut cinta pada sehelai kenangan tentang rindunya pada hujan yang akan tiba dilain musim. Na! “tolong kuburkan kenangan ini pada angin yang desau itu!” Lenguhnya sebelum matahari pagi melabuh.


Lenguh prosa puitika di atas adalah salah satu kecipak dari telaga karyanya yang pernah dibacakan di program Ekspresi RCA dua bulan lalu. Setelah itu sepertinya Ahyar Anwar masih saja akan selalu terjaga. Penulis kadang menganggapnya sebagai pancuran filsafat tentang cinta yang gemericiknya terdengar sampai ke dalam kamar tidur kita meski pancuran itu jauh terletak di dasar sebuah lembah.





Share this article :

14 komentar:

  1. makasih mas info penulisnya lagi

    BalasHapus
  2. @ makasih balik kang buwel udah berkunjung sepagi ini.

    BalasHapus
  3. Posting yang bermanfaat untuk menambah khazanah sastrawan di jagad bloghosphere ini. Mantap van. Soal karya saya di RCA, kapanpun silahkan saja kalau ada yang dianggap layak, asal disebutkan link blog saya.

    BalasHapus
  4. sering ronda donk ^^...

    nice bro

    BalasHapus
  5. Ingin sekali saya terbang ke Indonesia, mengejar dan berburu karya sastra. Makasih infonya.

    Salam kenal terhulur...

    BalasHapus
  6. @ Newsoul, pasti akan saya kabarkan karya2 dari mbak yg akan terpilih nanti. Terimakasih apresiasi dan atensinya. Semangat terus dalam berkarya.
    @ RiP666, he he thanks bro udah selalu nemenin ngeronda dini hari. Ada gak superhero teranyar?
    @ anazkia, ditunggu selalu kedatangan anda di Indonesia. Kita bisa sama2 berburu karya sastra, Insya Allah.

    BalasHapus
  7. WAh..bertambah satu lagi wawasan saya tentang penulis dan penyair nusantara...

    Seni dan sastra itu lembut menyentuh jiwa ,siapapun yg mencintai seni dan sastra sudah pasti memilki rasa kasih sayang dan cinta kasih yg amat dalam .Romantis.

    BalasHapus
  8. mbak ateh75, sejak dulu salah satu obsesi saya yakni mengisahkan sedikit ttg orang2 di berbagai daerah yg sebenarnya hebat dlm bidang sastr adan budaya namun kurang terekspos ke level nasional. itu salah 1 misi blog ini. semoga ke depannynya semakin banyak sosok yg bisa saya kisahkan walau kurang lengkap dan sementara hany adari kawasan timur tapi nanti akan saya gali sosok dari daerah2 kainnya. saya sepakat dg kalimat mbak bahwa seni dan sastra itu lembut menyentuh jiwa. ya, sastra sebagaimana bidang ilmu humaniora lainnya adalah anak kandung dari cinta.

    BalasHapus
  9. wah seru juga web anda. salam.

    BalasHapus
  10. mas, aq lagi nyari bukunya...susah bangeet...ehehehe...kira2 kalo mo nyari ato membeli kemana ya?

    BalasHapus
  11. muhary wahyu nurbaSabtu, Juli 24, 2010

    bisa menghubungi nala cipta litera. masih ada stok satu dua. nalaciptalitera@gmail.com

    BalasHapus
  12. Assalamu Alaikum. Salam Kenal.
    Malam ini, Beliau (DR. Ahyar Anwar) mendiskusikan buku karyanya sendiri di TVRI Sulsel secara LIVE. Saya terkesan sama beliau. Akhirnya tertarik untuk mencari profil beliau di OM Google dan tak menyangka ketemu dengan blog ini. Wah, rupanya bagus sekali. Blog yang mantap.
    Saya adalah orang baru di dunia blog, dan saya akan berusaha untuk mengikuti jejak blog ini. Saya ingin belajar sama bang Ivan Kavalera

    BalasHapus
  13. Selamat jalan buat Kakanda Ahyar Anwar. Semoga mendapat tempat yang layak d sisi Allah SWT.

    BalasHapus
  14. Selamat jalan sastrawan inspiratif... "Ahyar Anwar". Nama dan karyamu abadi. Tuhan telah memelukmu. Erat.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday