Pada umur 11 tahun Heri terpaksa harus kehilangan tangan kirinya. Itu terjadi saat dia dan teman-temannya bermain di dekat alun-alun. Saat itu sedang ada tentara latihan terjun payung. Kepada kawan-kawannya dia menantang untuk adu keberanian seperti seorang penerjun payung.
Uji nyali itu dilakukan dengan cara loncat dari pohon di pinggir alun-alun. Siapa yang berani meloncat paling tinggi, dialah yang berhak menjadi pemimpin di antara mereka. Kecelakaan yang menyebabkan tangan kirinya harus diamputasi itu tidak membuatnya sedih. Bapaknya berpesan:"Kamu harus banyak membaca dan kamu akan menjadi seseorang."
Heri pun rajin membaca sejak kejadian itu. Gola Gong, nama itulah yang digunakan oleh Heri Hendrayana Harris setiap mempublikasikan karyanya semenjak masih remaja. Dia dilahirkan di Purwakarta pada 15 Agustus 1963 dari ibu bernanama Atisah dan ayah bernama Harris. Penulis yang berbakat luar biasa ini terkenal dengan novelnya yang berjudul Balada Si Roy. Selain menulis novel tersebut dia juga menulis novel lain lebih dari 25 judul.
Sejak 2001 dia mendirikan komunitas kesenian Rumah Dunia di Serang, Banten. Memang adalah impiannya sejak remaja untuk memiliki gelanggang remaja dan itu terwujud dengan didirikannya komunitas kesenian Rumah Dunia. Komunitas ini berada di atas tanah 1000 meter persegi di belakang rumahnya di Komplek Hegar Alam, Ciloang Serang, Banten. Komunitas semacam ini adalah impiannya beserta temannya Toto ST Radik, dan Rys Revolta. Hingga kini Rumah Dunia telah menjadi rumah bagi anak-anak dan remaja yang gemar membaca sambil bermain. Rumah Dunia yang didirikan oleh bukan sembarang orang sebab didirikan oleh penulis luar biasa.
Gola Gong adalah anak kedua dari lima bersaudara. Selengkapnya adalah Dian, Gola Gong, Goozal, Eva, dan Evi. Pada 1965 ia bersama dengan orangtuanya meninggalkan kampung halamannya Purwakarta menuju ke Serang, Banten. Bapaknya adalah guru olahraga sedangkan ibunya seorang guru di sekolah keterampilan putri, Serang. Mereka tinggal di sebuah rumah di dekat alun-alun Serang.
Pada umur 33 tahun Gola Gong menikahi Tias Tatanka gadis asal Solo. Dari pernikahan ini mereka memiliki anak Bela, Abi, Jordi, dan Kaka.Gola Gong telah menulis lebih dari 25 novel dan ratusan skenario film. Selain itu cerita-cerita pendeknya juga terdapat di berbagai antologi. Beberapa dari novelnya adalah Balada Si Roy, Kupu-Kupu Pelangi, Kepada-Mu Aku Bersimpuh, Biarkan Aku Jadi Milik-Mu, dan lain-lain.
Gola Gong, namanya menjadi begitu penting ketika sejak dulu orang-orang mungkin menyepelekan aliran sastra pop tapi Gola Gong telah membuktikannya dengan sastra pop yang bermutu.
hiks... okeh, om mampir donk..??? http://xnakool.blogspot.com
BalasHapusBlog Xna kool, thanks ya udah mampir.
BalasHapusKaryanya Gola Gong ndak ditampilkan ya mas Ivan ...?
BalasHapusKenapa beberapa karyanya gak di tampilin yah? Rumah dunia bukan hanya impian mas To, mas Gong dang Alm pak Rys tapi, juga mimpi seorang isteri mbak Tias. Melihat syairnya tentang impian rumahnya sepertinya sudah terlaksana.
BalasHapusketika kita memijakan kaki kesana, tak heran tatkala kita menemui, beberapa pohon jambu, mangga, lengkeng juga rumah merpati di atas pohon. Mereka bebas beterbangan. Subhanallah... begitu indahnya.
kenapa gak ekspos berita pembebasan tanah rumah dunia juga? :) mungkin ada yang berniat sedekah kesana.
Duh, ko banyak koment yah? oh ya, kayaknya, sepanjang posting gak ada deh sosok perempuan yang di tampilin. Gimana kalau aku request Eliza Handayani? :)
@ ateh75, Insya Allah di lain waktu.
BalasHapus@ anazkia, Maaf jika postingannya agak terbatas. Eliza Handayani? Insya Allah.
waaahhh saluttttt untuk GOLA GONG
BalasHapus@ buwel, salut pula buat anda. Sama2 nyentrik sih, he he
BalasHapus@ anazkia, saya masih mengumpulkan bahan tentang Eliza serta novel science fictionnya Area X yg spektakuler tsb.
Jadi ingat masa remaja dulu...aku suka gaya cerpennya yg sering nongol di "HAI"...menarik sekali....
BalasHapusWha..Gola Gong..my fave author when I was teenager..sekarang dah tuir hehehe...
BalasHapusSalam kenal ya...
setiap kejadian ada hikmahnya ya.
BalasHapus@ ammadis blog, Oh ya. Bahkan kakakku yg cewek dulunya pernah lho jadi kolektor cerpen Gola Gong yg dijadikannya klipping.
BalasHapus@ karila,Salam kenal balik. Thanks.
@ Sang Cerpenis bercerita, ya benar mbak Fanny Fredlina. Hmm, mbak denger kan cerpennya yg dibaca di radio tempo hari?
Gola Gong sangat bersahaja, low profile....beda sekali bila ngobrol langsung dengan membaca tulisannya....tetap penulis terbaik yang dimiliki oleh negri ini!
BalasHapus