Home » » Kang Abik Sang Pengembara Intelektual

Kang Abik Sang Pengembara Intelektual

Posted By Ivan Kavalera on Senin, 27 Juli 2009 | Juli 27, 2009


Saat ini hampir tidak ada orang Indonesia yang tidak mengenal namanya. Habiburrahman El Shirazy atau akrab disapa Kang Abik. Novel karyanya Ketika Cinta Bertasbih (KCB) terjual 350.000 copy hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. Melampaui rekor novel fenomenal sebelumnya, Ayat-Ayat Cinta (AAC) yang "hanya" mencapai angka 400.000 copy selama 3 tahun. 

Sutradara muda berbakat Hanung Bramantyo cukup berhasil memvisualisasikan AAC di layar lebar. Lalu giliran novel KCB sukses besar diinterpretasikan sutradara kawakan Chaerul Umam dalam film berjudul sama yang juga melampaui jumlah penonton AAC.

Kang Abik lahir di Semarang 30 September 1976. Ia seorang pengembara intelektual, penyiar radio, dai, novelis, teaterawan dan penyair. Ratusan kitab kuning pernah dibacanya di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fak.Ushuluddin, Jurusan Hadis, Universitas Al-Ashar, Cairo Mesir dan selesai pada tahun 1999. Merampungkan Postgraduate Diploma(Pg.D) 52 di The Institute for Islamie Studies in Cairo yang didirikan oleh imam Al-Baiquri (2001).

Kang Abik juga pernah menjadi penyiar di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi program acara Syarhil Qur’an setiap jumat pagi. Bagi anda yang berlangganan Solo Pos, Republika Anninda, Saksi, Sabilli, dan Muslimah, pasti telah akrab dengan nama dan karyanya jauh sebelum AAC dan KCB booming di tanah air.
Beberapa karya Kang Abik yang telah terbit: Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat- Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (Republika- Basmala, 2005, Ketika cinta Bertasbih 1 & 2, Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007), Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin, (F8A, 2002) dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dan lain-lain. Bersama penyair-penyair dunia lainnya puisinya bisa ditemukan dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Masalah Dewan Sastra Q002) yang diterbitkan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam 2 bahasa yaitu Inggris dan Melayu. 



Berikut beberapa puisi Kang Abik sebagai representasi hatinya untuk Palestina.

Ketika Seorang Ibu Palestina Melahirkan Anaknya


(Sajak ini ditulis untuk mengenang terbunuhnya Shafia, bocah Palestina
berumur tiga tahun yang ditembak tentara Israel beberapa hari setelah
tertembaknya Muhammad Al Dorrah )

Ketika seorang ibu Palestina melahirkan anaknya
Ia lantunkan suara adzan di telinga kanannya
Dan pangggilan qamat di telinga kirinya
Lantas ia tanamkan sebuah pesan suci dalam hatinya

Anakku, ayo sebut nama Allah,
Cepatlah bangkit, ambillah surgamu, ambillah mahkotamu
Yang dirampas ular bersisik bintang setan bernama Israel durhaka.
Anakku, Ular itu menjijikkan ibumu,
Ular itu menjijikkan seluruh umat manusia
Ular itu meresahkan dunia
Cepat bunuh dia, rajam dia dengan batu-batu neraka.

"Anakku, ayo sebut nama Allah,
Cepatlah bangkit, ambil batu-batu itu
rebutlahlah surgamu, rebutlah mahkotamu
Jangan ragu!!
Jika kau mundur setapak saja
Melawan Israel durjana
Yang telah berabad-abad menjadi musuh Tuhanmu,
Menjadi musuh nabimu,
Menjadi musuh ibumu,
Menjadi musuh ayahmu,
Dan menjadi musuh saudara-saudaramu seluruh umat manusia
Jangan kau sebut aku ini ibumu."

Seketika itu satu juta pahlawan Palestina tercipta
Dengan keberanian luar biasa
Dengan dada merah menyala
Bergerak bersama-sama
Bersenjata batu-batu neraka
Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya
Tanpa sisa.


Cara Orang Palestina Berbuka Puasa

Orang-orang Islam sedunia berbuka puasa
Dengan kurma dan makanan yang lezat lainnya
Tapi orang-orang Palestina berbuka puasa
Dengan batu-batu dan luka-luka yang menganga.


Cara Orang Palestina Berhari Raya

Tiap hari orang Palestina berhari raya
Merayakan gugurnya pahlawan mereka
Bunga-bunga surga


Share this article :

8 komentar:

  1. Yah dia penulis hebat, pada genre novel Islami. Terimakasih sudah merekam jejak Kang Abik disini van.

    BalasHapus
  2. hari raya d palestina mungkin selalu bersimbah darah serta tangisan
    tapi aku akan selalu mendukung saudara-saudaraku disana
    meskipun hanya lewat doa

    BalasHapus
  3. Penulis yg religius ya...Makasih ya sahabat dah sharing sy jadi tahu profilnya...oh ya..maaf nih baru mampir .baru pulang dari luar kota selama 3 hari...

    BalasHapus
  4. waaaahhh ini keknya requestnya blogger lainnya kan...sayang buwel lupa namanya....seneng banget tuh dianya...hehehhe...
    nise review neh mas.....Kang abik yang sekarang lagi populer...heheheh

    BalasHapus
  5. Subhanallah, Terima kasih Kang Ivan. Artikelnya tentang Ketika Seorang Ibu Palestina Melahirkan Anaknya sangat menyentuh..

    Semoga dengan doa kita dari sini, keadaan saudara-saudara kita disana menjadi lebih baik lagi, semoga selalu dalam lindungan Allah, dan tiap tetes darah yang mengalir menjadi Amal Ibadah saudara kita disana, Amin..

    BalasHapus
  6. Saya baru baca yang Ayat-Ayat Cinta..
    novelnya "membesarkan" hati..

    BalasHapus
  7. @ Newsoul,
    @ yanuar catur rastafara, salam rasta, sobat.
    @ Tri Wahyudi Iman Dantara, ok thanks bro.
    @ ateh75, mana nih oleh2nya he he..
    @ buwel, saya juga lupa tuh siapa ya yg requezt ini tempo hari?
    @ elzenz, Amiiin. Salam sukses ya buat ESBM.
    @ morishige, pasti isinya keren banget kan?

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday