Home » » Jan Mintaraga, Maestro dari Yogyakarta

Jan Mintaraga, Maestro dari Yogyakarta

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 04 Agustus 2009 | Agustus 04, 2009


Kedatangan salah seorang paman saya beberapa hari lalu memunculkan ide untuk rekam jejak tokoh kita kali ini. Paman saya ternyata masih gemar membaca komik di usianya yang ke-47. Sejak dulu koleksi komiknya berjumlah ratusan. Komik karya Jan Mintaraga adalah yang paling sering dibaca oleh paman sejak remaja. 

Menurut celoteh paman, tiga komikus besar dalam belantika komik Indonesia pada dekade 70–80-an yang karyanya akan tetap dikenal sepanjang masa. Mereka adalah Hans Jaladara, penulis Panji Tengkorak. Lalu Ganes TH yang terkenal dengan Si Buta dari Gua Hantu. Yang ketiga adalah Jan Mintaraga. Ia mulai menggambar komik sejak tahun 1965. Ketika komikus lain terjun ke dalam trend kisah-kisah rimba persilatan, Jan Mintaraga justru melawan arus dengan bercerita tentang roman metropolitan. Pada dekade itu, orang-orang menyebutnya sebagai komik roman.

Jan juga sempat menelurkan beberapa komik laga seperti Indra Bayu, Runtuhnya Pualam Putih, Kelelawar, Puri Iblis, Runtuhnya Puri Iblis, Misteri Tertangkap Jin, Macan Putih, dan Sepasang Gelang Mustika. Ia juga menulis komik sejarah seperti Imperium Majapahit, Api di Rimba Mentaok. Selain sebagai seorang kartunis, Jan juga dikenal sebagai seorang ilustrator. Jan adalah ilustrator pertama yang berhasil menggambarkan karakter Ali Topan Anak Jalanan yang ditulis oleh Teguh Esha.


Jan Mintaraga lahir di
Yogyakarta, 8 November 1942 dan wafat di tanah yang sama pada 14 Desember 1999. Ia sempat mengecap pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta dan di Institut Teknologi Bandung. Ia dianggap sebagai komikus kebarat-baratan. Mungkin karena gayanya sangat dipengaruhi komikus Amerika. Dalam karya-karya Jan sangat sering dijumpai produk visual dari Amerika atau Eropa ketika itu. Jan sendiri mengakui bahwa komik-komiknnya banyak terinspirasi dari lagu-lagu Bob Dylan. Di antaranya, ada komik yang mengambil judul dari terjemahan sebuah lagu terkenal Bob Dylan, Blowing in The Wind. Komik itu diberinya judul Tertiup Bersama Angin (1967).


Tokoh-tokoh yang ditampilkan Jan selalu dengan karakter rambut gondrong, cuek dan agak sinis. Celananya jin belel dan sepatu kets. Sebatang rokok terselip di bibirnya dan jaket menggelantung di pundak. Karakter ini sebenarnya adalah juga penampilan asli sang maestro komik ini dalam kehidupannya sehari-hari. Sedangkan para tokoh gadisnya selalu digambarkan dengan bentuk mata indah bola pingpong. Dandanan rambutnya sangat anggun. Jan juga sangat ahli dalam menggambar detail-detail kecil pada latar belakang, seperti pada bangunan, interior sebuah ruangan, tirai, baju kotak-kotak dengan cara yang menonjol. Juga mulai penggunaan tinta putih untuk memberikan efek-efek tertentu. Kelebihan ini jarang dimiliki oleh komikus lain.

Share this article :

12 komentar:

  1. jadul banget...hehehehe
    tp kecil dulu, sempet kok nonton ali topan anak jalanan di tv hehehe
    bukunya/komiknya sendiri blm pernah aku baca...
    postingan yg sip,bang..

    BalasHapus
  2. Rekam jejak yang mantap van. Rasanya dulu sering juga baca hasil karya Yan Mintaraga. Mudah-mudahan karya beliau lebih mendapat perhatian dan apresiasi.

    BalasHapus
  3. Rekam jejak yg sempurna mas...makasih sudah direkam jejaknya disni .saya jadi tahu profil Jan Mintaraga disni .

    BalasHapus
  4. bener2 jadul banget nih......

    mmm tapi ella dulu sempet tuh baca2 beberapa komik itu...kalo ga salah sih dari koleksi papa.....hehheheh.....

    keren bang postingannya ^_^

    BalasHapus
  5. kembali tersaji rekam jejak yang apik.
    Saya juga senang baca komik Jan Mintaraga.

    Selamat pagi chezz...

    BalasHapus
  6. hahaha.... mata indah bola pingpong, jins belel, rokok dsb... yaelah taun jebot bangeet om! tapi aku sih lebih doyan komik jepang, gambarnya lucu2 sih..

    eniwei,infonya manteeb dah!

    BalasHapus
  7. @ Seti@wan Dirgant@Ra: bang iwan, seneng komik ginian.. hehe pantes wajahnya jadul hahahahahaha.... *dilarang cemberut*

    BalasHapus
  8. wah..aku belum dibikin tuh..
    kalau nyari komik itu sekarang pasti dah ga ada dipasaran..sudah sulit ya bang

    BalasHapus
  9. Kalau saya aku di ajakin ngomong cerita komik gak nyambung mas... Tapi, baca postingan ini, ko rasanya pengen banget mulai berkenalan dengan komik2 itu yah...??? makasih sharenya

    BalasHapus
  10. Temen2 kantorku g sedikit yang 'ketagihan' Ali Topan Wartawan Jalanan. He he, jadi pengen nyimak karyanya juga, thanks for sharing

    BalasHapus
  11. itu yg bikin ali topan anak jalanan ya ??

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday