Home » » Kontribusi Sastra Islam Terhadap Sastra Dunia

Kontribusi Sastra Islam Terhadap Sastra Dunia

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 25 Agustus 2009 | Agustus 25, 2009


Sastra Arab memasuki episode baru sejak agama Islam diturunkan di Jazirah Arab yang ajarannya disampaikan melalui Alquran. Kitab suci umat Islam itu telah memberi pengaruh yang amat besar dan signifikan terhadap bahasa Arab. Bahkan, Alquran tak hanya memberi pengaruh terhadap sastra Arab, namun juga terhadap kebudayaan secara keseluruhan. Sebagian orang menyebut Alquran sebagai karya sastra terbesar. Namun, sebagian kalangan tidak mendudukan Alquran sebagai karya sastra, dengan asumsi karena merupakan firman Allah SWT yang tak bisa disamakan dengan karya manusia. Teks penting lainnya dalam agama Islam adalah hadits atau sunnah.
Sastra Arab jahiliah memiliki ciri-ciri yang umumnya yang menggambarkan suatu kebanggaan terhadap diri sendiri (suku), keturunan, dan cara hidup. Sastra Arab atau Al- Adab Al-Arabi tampil dalam beragam bentuk prosa, fiksi, drama, dan puisi. Sastra Arab menjadi salah satu embrio ikon peradaban islam di bidang sastra. Sastra menempati posisi penting dalam sejarah peradaban Islam. Sejarah sastra Islam dan sastra Islami tak lepas dari perkembangan sastra Arab. Sebab, bahasa Arab merupakan bahasa suci Islam dan Alquran. Bahasa Arab dalam bentuk klasiknya atau bentuk Qurani mampu memenuhi kebutuhan religius, sastra, artistik dan bentuk formal lainnya.
Sastra Arab mulai berkembang sejak abad ke-6 M, ketika masyarakat Arab masih berada dalam peradaban jahiliyah. Dikenal ada dua karya sastra penting yang terkemuka yang ditulis sastrawan Arab di era pra-Islam. Keduanya adalah Mu’allaqat dan Mufaddaliyat.
Jejak dan perjalanan hidup Muhammad SAW yang begitu memukau dunia juga telah mendorong para sastrawan Muslim untuk mengabadikannya dalam sebuah biografi yang dikenal sebagai Al-Sirah Al-Nabawiyyah. Sarjana Muslim yang pertama kali menulis sejarah hidup Nabi Muhammad adalah Wahab bin Munabbih. Namun, Al-Sirah Al-Nabawiyyah yang paling populer ditulis oleh Muhammad bin Ishaq.
Sejarah mencatat, sastra sangat berkembang pesat di era keemasan Islam. Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim. Pada era itu, masyarakat Muslim sudah gemar membacakan puisi dengan diiringi musik. Pada zaman itu, puisi masih sederhana. Puisi Arab yang kompleks dan panjang disederhanakan menjadi lebih pendek dan dapat disesuaikan dengan musik. Sehingga puisi dan musik pada masa itu seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.
Sastra makin tumbuh di era kekuasaan Daulah Abbasiyah - yang berkuasa di Baghdad pada abad ke-8 M. Masa keemasan kebudayaan Islam serta perniagaan terjadi pada saat Khalifah Harun Ar-Rasyid dan puteranya Al-Ma’mun berkuasa. Pada era itu, prosa Arab mulai menempati tempat yang terhormat dan berdampingan dengan puisi. Puisi sekuler dan puisi keagamaan juga tumbuh beriringan.
Para sastrawan di era kejayaan Abbasiyah turut mempengaruhi perkembangan sastra di Eropa era Renaisans. Salah seorang sastrawan yang melahirkan prosa-prosa jenius pada masa itu bernama Abu ‘Uthman ‘Umar bin Bahr al- Jahiz (776 M - 869 M) - cucu seorang budak berkulit hitam. Karya terkemuka Al-Jahiz adalah Kitab al-Hayawan, atau ‘Buku tentang Binatang’ sebuah antologi anekdot-anekdot binatang - yang menyajikan kisah fiksi dan non-fiksi. Selain itu, karya lainnya yang sangat populer adalah Kitab al-Bukhala.
referensi: Poaseos Asiaticae Commen tarii Libri Sex (1774 M) oleh William Jones (1746 M -1794 M)

Share this article :

18 komentar:

  1. Ternyata sangat berpengaruh juga yach budaya islam itu.... terima kasih mas ivan...

    BalasHapus
  2. Ya, benar kang Jaiman. Seyogyanya masa keemasan Islam senantiasa dikabarkan agar menjadi inspirasi bagi umat untuk menelusuri dan merekonstruksi sejarah. Lalu Insya Allah mengembalikan masa2 kejayaan tsb. Amin.

    BalasHapus
  3. Ya, Sastra Islam jelas memberikan kontribusi besar dalam sastra dunia. Ini Rekam jejak yang mantap van, seperti biasa.

    BalasHapus
  4. Terimakasih bunda. Udah makan sahur nih?

    BalasHapus
  5. jjiah........ngebutz bgedts comennta hehehhe
    umm,,,,,,,emng sih keseeeeeeellll bget harta bangsa di klaim klaim tetangga........
    tapi harusnya ita juga harus bisa ontrospeksi diri........
    knapa kita terus yang di injak injak.........
    um,,....kbanyakan bibit bangsa lebih maju di di tanah rantau...seperti oak habibie misalnya dan banyak lagi ilman bangsa yang subur di negeri sakura........
    knapa bukan di negeri sendiri .......
    itulah klo para pemimpin nya tidak bisa menjaga dan melindungi harta kebanggan bangsa........
    ummmm......baha ada juga tuh yang rajin njualin harta bangsa......dasar........!!! aghrrrrrr.....
    salam hangat
    joni

    BalasHapus
  6. Wah jejak yg sempurna tentang sastra islam mas ivan ..makasih artikel yg sangat menarik dan menambah pengetahuan tentang sastra islam ini..sukses terus mas ivan ..

    BalasHapus
  7. siang...lagi sibuk nih. mampir bentar.

    BalasHapus
  8. Demi persahabatan saya ingin berbagi sesuatu untuk anda ,sesuatu itu ada disini sobat ..
    http://myaward-ateh75.blogspot.com/2009/08/tag-persahabatan.html#comments

    semoga berkenan ya ..terimakasih.

    BalasHapus
  9. Wah jadi banyak tahu tentang sastra islam dan pengaruhnya.
    Memang cocok namamu sahabat "sastra radio "

    salam

    BalasHapus
  10. mantabb mas.....jadi banyak tahu...makasih...

    BalasHapus
  11. Kitab al hayawan moga di indonesia ada ya....^_^

    BalasHapus
  12. Alquran adalah karya sastra yg begitu luar biasa, bahasa serta maknanya begitu dalam dan sangat menggugah ^^

    BalasHapus
  13. Nice artikel bang...makasih udah mendapat wawasan tentang sastra disini..salam persahabatan..

    BalasHapus
  14. Ohh...mas Sastra Radio itu mas Ivan Kavalera ya??
    baru tahu mas..salam kenal yak

    Saya pernah baca itu mas,
    bahwa Sastra Islam memang kontribusinya sangat besar terhadap sastra dunia..

    Mantap artikelnya mas..
    semangat terus ya..

    BalasHapus
  15. saya sependedapat dengan apa yang dikatakan mas, tapi ketika sastra Islam berkembang, apakah kita hanya diam, tentunya tidak kan, jadi berbuatlah untuk kepentingan Islam dan perkembangan Islam, tapi Islam yang harmonis dan dinamis, bukan ISlam yang ekslusif, tapi Islam yang inklusif

    BalasHapus
  16. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday