Home » » Ranggawarsita, Zaman Edan dan Tahun Kemerdekaan

Ranggawarsita, Zaman Edan dan Tahun Kemerdekaan

Posted By Ivan Kavalera on Jumat, 14 Agustus 2009 | Agustus 14, 2009


Sejak kecil saya telah sering mendengar istilah "zaman edan." Istilah ini begitu membumi di Indonesia. Terutama jika dirangkai dengan kalimat "siapa yang tidak ikut edan, maka tidak akan kebagian." Ternyata istilah itu telah dikenal sejak ratusan tahun silam. Yang pertama kali mempopulerkannya adalah seorang pujangga besar terakhir tanah Jawa. 

Ia adalah Ranggawarsita. Raden Ngabehi Rangga Warsita lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 15 Maret 1802 dan meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 24 Desember 1873. Nama aslinya adalah Bagus Burham. Darah seni mengalir di tubuhnya sebab ia adalah putra dari Mas Pajangswara dan cucu dari Yasadipura II, pujangga besar Kasunanan Surakarta. Ayahnya merupakan keturunan Kesultanan Pajang dan ibunya adalah keturunan dari Kesultanan Demak. Istilah Zaman Edan pertama kali diperkenalkan oleh Ranggawarsita dalam Serat Kalatida, yang terdiri atas 12 bait tembang Sinom. Salah satu bait yang paling terkenal adalah:
amenangi jaman édan,
éwuhaya ing pambudi,
mélu ngédan nora tahan,
yén tan mélu anglakoni,
boya keduman mélik,
kaliren wekasanipun,
ndilalah kersa Allah,
begja-begjaning kang lali,
luwih begja kang éling klawan waspada.
Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:
menyaksikan zaman gila,
serba susah dalam bertindak,
ikut gila tidak akan tahan,
tapi kalau tidak mengikuti (gila),
tidak akan mendapat bagian,
kelaparan pada akhirnya,
namun telah menjadi kehendak Allah,
sebahagia-bahagianya orang yang lalai,
akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada.
Selain Serat Kalathida, Ranggawarsita telah menulis lebih dari seratus karya sastra di antaranya: Sapta Dharma, Serat Aji Pamasa, Serat Candrarini, Serat Cemporet, Serat Jaka Lodang, Serat Jayengbaya, Serat Panitisastra, Serat Pandji Jayeng Tilam, Serat Paramasastra, dan Serat Paramayoga. Ranggawarsita pernah berkelana sampai ke pulau Bali di mana ia mempelajari naskah-naskah sastra Hindu koleksi Ki Ajar Sidalaku. Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga keraton Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14 September 1845. Pada masa inilah Ranggawarsita melahirkan banyak karya sastra. Hubungannya dengan Pakubuwana VII juga sangat harmonis. Ia juga dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian.

Pemerintah Hindia Belanda menganggap Ranggawarsita sebagai jurnalis berbahaya yang tulisan-tulisannya dapat membangkitkan semangat juang kaum pribumi. Karena suasana kerja yang semakin tegang, akibatnya Ranggawarsita pun keluar dari jabatan redaksi surat kabar Bramartani pada tahun 1870.

Ranggawarsita meninggal dunia secara misterius tanggal 24 Desember 1873. Anehnya, tanggal kematian tersebut justru terdapat dalam karya terakhirnya, yaitu Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri. Hal ini menimbulkan dugaan kalau Ranggawarsita meninggal karena dihukum mati, sehingga ia bisa mengetahui dengan persis kapan hari kematiannya.

Ranggawarsita pernah meramalkan datangnya kemerdekaan, yaitu kelak pada tahun Wiku Sapta Ngesthi Janma. Kalimat yang terdiri atas empat kata tersebut terdapat dalam Serat Jaka Lodang, dan merupakan kalimat Suryasengkala yang jika ditafsirkan akan diperoleh angka 7-7-8-1. Pembacaan Suryasengkala adalah dibalik dari belakang ke depan, yaitu 1877 Saka, yang bertepatan dengan 1945 Masehi, yaitu tahun kemerdekan Republik Indonesia

Ranggawarsita pantas mendapat gelar pahlawan nasional sebab telah menggunakan tinta yang sanggup membangkitkan semangat kaum pribumi dan mampu meresahkan pemerintah Hindia Belanda. Hingga pada masa pendudukan Jepang, sebagian besar rakyat terutama di pulau Jawa tetap meyakini ramalan Ranggawarsita. Ternyata ramalan itu sangat berpengaruh sehingga dapat membangkitkan harapan rakyat bahwa Indonesia pasti akan bebas dari penjajahan.
Share this article :

25 komentar:

  1. wah aku dari dulu selalu mengangumi karya karyanya

    BalasHapus
  2. kalo aku sih sebenarnya cuma sempat baca salah satu bukunya yg milik seorang paman.

    BalasHapus
  3. rangga warsita tu kan nama museum di semarang, wen belom pernah baca karya-karyanya tu

    BalasHapus
  4. Sebuah karya sastra yang sangat indah...baris katanya mengajarkan kita untuk mengimbangi kemajuan zaman ...agar tidak ketinggalan...saya rasa begitu pesannya..benar nggak ya bang?..

    BalasHapus
  5. Selamat pagi...met weekend...
    ..salam Persahabatan..

    BalasHapus
  6. wow hebat dia ya bisa meramal..tapi saya belum pernah baca :D salam kenal.

    BalasHapus
  7. Ranggawarsita,...waktu saya kuliah dulu satu kos dengan Orang Jawa yang punya beberapa buah buku yang sempat saya baca.
    Tapi kisah beliau baru saya tau disini.
    Nice posting sobat. Makasih

    BalasHapus
  8. saya tahu dr namanya saj, sebenarnya suami ku punya beberapa buku ttg Ranggawarsita, juga buku2 karyanya yg berbahasa jawa kawi, tp blm pernah saya menyentuh buku2 tsb... (>.<)...

    satu info lagi aku dapat dr sini, thnks...

    BalasHapus
  9. wow...aq gag kenal ma ranggawarsita, perasaan waktu jaman sekolah gag disebutin dh. tapi pas baca puisinya ternyata keren juga en ada benarnya.

    oiya salam kenal tadi dpt rekomendasi ke blog ini dr teh fanny sang cerpenis

    BalasHapus
  10. Salam kenal mas ivan..

    henny sendiri belum pernah sama sekali tau tentang cerita ini. makasih atas infonya

    BalasHapus
  11. Ronggowarsito, penulis hebat zaman dulu kala. Spriritualis yang menuliskan Tujuh Satria Piningit. Ketenarannya mungkin hampir menyamai sang Joyoboyo. Yah tanah jawa memang penuh penulis sekaligus spiritualis nhebat. Kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga. Tulisan mantap van. Terimakasih sudah membaginya disini.

    BalasHapus
  12. salam sobat
    Ranggawarsito memang terkenal,,siapa yg ngga kenal beliau dan karyanya sihh,,
    zaman edan dan tahun kemerdekaan,,,semoga zaman sudah ngga edan ,,,ditahun kemerdekaan ini dan seterusnya.

    BalasHapus
  13. @ wendy, ya benar. Nama Rangga warsita diabadikan menjadi museum budaya di Semarang.
    @ Dinoe, benar. Thanks, salam persahabatan juga ya..
    @ manusiahero, salam. Sebenarnya saya senengnya 1001 macam he he bukan cuma sastra sih tapi karena masih kurang blog seputar sastra dan budaya makanya saya bikin yg seperti ini.
    @ Aisha, salam kenal kembali, makasih ya.
    @ Seti@wan Dirgant@Ra, maega tarimakasih, pa' aga kareba Soppeng?
    @ Tisti Rabbani, thanks bunda. Kapan2 boleh dong pinjemin buku2nya?
    @ suzhu BITES, salam kenal balik. Thanks. Oh ya Ranggawarsita memang tidak tercantum dalam buku pelajaran di sekolah. Beberapa dekade di tanah air, para penulis kurikulum harus patuh pada acuan rezim yg sedang berkuasa.
    @ Henny Y.Caprestya, salam kenal juga. Thanks ya.
    @ Newsoul, iya ya bunda. kok saya sampe lupa tentang ramalan satrio piningit itu. Mungkin karena ngantuk kemarin kalee. he he. Inet saay juga sering lemot lho, bunda.
    @ NURA, zaamn edan sebenarnya udah berlangsung sejak ratusan tahun lalu ya, mbak? he he. apa kabar nih Al Jubail?

    BalasHapus
  14. jaman edan memang udah diramalkan sejak dulu.

    met wiken ya. ada repiu ttg blogmu.

    BalasHapus
  15. saya juga cuma denger namanya, belum pernah baca karyanya

    btw, nice blog

    BalasHapus
  16. @ Sang Cerpenis bercerita, saya baru aja ke TKP. Terimakasih ya mbak, udah ngereview. Saya benar2 gak nyangka lho..wah, saya jadi tersanjung nih paadhal saya masih blogger kemaren sore.
    @ Pipit, makasih ya. Jangan pernah bosan untuk main ke sini lho. Dan kita akan selalu saling mengunjungi.

    BalasHapus
  17. Dulu waktu masih kecil sering di ceritain sama kakek. Karya-karyanya selalu menggugah semangat perjuangan.

    salam kenal mas Ivan...

    BalasHapus
  18. Makasih ya udah mampir. Salam kenal balik, mas Yudie.

    BalasHapus
  19. Nice post..mas Saya jadi pengen baca karyanya...

    BalasHapus
  20. Jika ingin baca karya2nya Ranggawarsita, ada di perpustakaan nasional di Jakarta. Mungkin juga masih bisa diperoleh di museum Ranggawarsita di Semarang. Mas Dinoe gak malam mingguan nih?

    BalasHapus
  21. harus ke perpustakaan nasional dlu nih baru bisa baca..

    BalasHapus
  22. Hemm, masih ada kok yg menyimpannya di rumah seperti halnya suaminya bunda Tisti Rabbani. Mungkin bisa dipinjem tuh.

    BalasHapus
  23. Wah keren... informasinya lengkap niy.. Salut deh !!

    BalasHapus
  24. Blog yang keren.
    Salam kenal, Frelia si Anak SD yang mukanya jelek kayak kepiting rebus......
    Please visit me back^^

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday