Home » » Syair Rabi'ah Al Adawiyah

Syair Rabi'ah Al Adawiyah

Posted By Ivan Kavalera on Minggu, 30 Agustus 2009 | Agustus 30, 2009


Perempuan sufi itu telah memutuskan untuk setia mengepakkan sayap-sayap cinta kepada-Nya. Rabi'ah Al Adawiah, perempuan yang telah menetapkan cinta hanya kepada-Nya. Tanpa airmata, tanpa kesedihan. Setiap lekuk rasa di jiwanya menerbangkan bergumpal-gumpal rindu membumbung tinggi ke aras-Nya. Kebahagiaan yang sempurna adalah cinta yang sempurna. Cinta yang sempurna adalah cinta kepada-Nya. Dan Perempuan sufi itu menyempurnakannya. Syair-syairnya dilesakkan ke langit cinta untuk menjadi kekasih-Nya.

Syair Rabi'ah Al Adawiyah

Syair ke-1 s/d ke-9

1
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malampun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mua
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu

2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku

4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki

5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu

6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau

7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu

8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”

9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia



Share this article :

19 komentar:

  1. Ya, Rabiah al Adawiyah seorang sufi perempuan yg menyebarkan Mahabbah Cinta atau lebih di kenal dgn Tasawuf Cinta...setelah Mawlana Jalaluddin Rumi...

    Syair2nya berisikan ttg kecintaannya pd Maha Cinta Sejati.

    Begitu cintanya Rabiah pd Allah, hingga ia tak rela menduakan Cinta Allah pd ciptaannNya, mesti ia di pinang laki2, ia menolaknya.
    Baginya ia tak bisa menjamin membagi 2 antara cinta nya pd Allah dan cintanya pd manusia.

    Semoga Rabiah Al Adawiyah terbang bersama dengan para sufi, para wali dan para pencinta Illahi lainnya....

    BalasHapus
  2. permisi, cariinspirasi disini ..:)

    BalasHapus
  3. I just wanna to say subhanallah...Allahu Akbar!

    BalasHapus
  4. Setiap kali membaca syair Rabi'ah al Adawiyah, hati menjadi tergetar. Betapa kecilnya cinta kita selama ini padaNya, sementara kita sibuk mengejar cinta-cinta lain yang semu. Terimakasih van sudah merekam jejak penyair sufi yang hebat ini disini.

    BalasHapus
  5. manteb teb teb teb . . . . . .
    make my heart so . . . .

    BalasHapus
  6. Keren bang ivan, tapi telat nich aq hehehe

    BalasHapus
  7. Subhanallallah ..hati bergetar membaca bait demi bait syair Rabi'ah al Adawiyah..aku ingin sepertinya...

    BalasHapus
  8. hnnngggg... kereenn bang ivan, manteb... trenyuh diriku.

    BalasHapus
  9. Subhanalloh....Allohu Akbar!!!

    BalasHapus
  10. Syair ke 3 nya membuat aku malu neh, ke ikhlasan emang sulit ya...

    BalasHapus
  11. aku sangat mencintai-Mu
    aku akan mendatangi-Mu
    kapan pun dipanggil
    siap ataupun tidak siap

    BalasHapus
  12. puisi religius yg bagus sekali.

    BalasHapus
  13. tapi kok ga mau nikah ya... Wallahu alam bishowab...

    BalasHapus
  14. Indah bang syairnya..sangat menggetarkan hati

    BalasHapus
  15. Met malam bang..maaf telat...nice post..

    BalasHapus
  16. jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kita menyebut nama Nya?

    *crisye......

    BalasHapus
  17. Oooooo.... ini to award yg buat saya? Saya ambil skrg ya Mas Ivan.
    Maaf terlambat, soalnya saya lagi sibuk mempromosikan postinganku yg buat lomba itu.
    Maaf yo Mas, terlambat ngambilnya.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday