Home » » William Shakespeare, Inspirator dari Stratford

William Shakespeare, Inspirator dari Stratford

Posted By Ivan Kavalera on Senin, 03 Agustus 2009 | Agustus 03, 2009


Saya pernah mencoba membayangkan diri saya sedang berada di zaman renaissans di Inggris. Saya berimajinasi sedang bersama puluhan ribu orang memadati bangunan kayu yang bertingkat-tingkat. Tempat itu bernama teater Globe. Para penonton duduk di ketiga sisi atau berdiri di tengah-tengah lantai. Bagian tengah teater terbuka atapnya. Ribuan orang berjejal di teater untuk pertunjukan sore hari. Para penonton berteriak-teriak di belakang para aktor. Mereka memadati teater hanya untuk melihat sandiwara yang ditulis dan dipentaskan oleh William Shakespeare. 

Pergi ke teater pada zaman tersebut tidak sama seperti pergi ke teater pada saat ini. Di zaman renaissans orang-orang menikmati teater tak ubahnya seolah menikmati sepak bola di sebuah stadion pada zaman sekarang. Bisa dibayangkan betapa ramainya.

Kaum renaissans Eropa menghidupkan kembali semangat berburu ilmu klasik dan gerakan kebangkitan minat terhadap seni, musik, dan arsitektur. Meninggalkan suatu dunia yang stagnan menuju kegairahan hidup dengan gaya manusia artistik. Mereka menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya agama di dunia. Dan karena banyak di antara mereka mulai dapat membaca, maka banyak juga yang tidak ingin tinggal di kelas sosial tempat mereka dilahirkan. Banyak petualang Renaissans menggunakan cara mereka sendiri-sendiri untuk mencari rejeki dan mengembangkan kehidupan mereka. Shakespeare adalah salah satu dari orang-orang tersebut.

Di Indonesia nama Shakespeare lebih sering diidentikkan dengan salah satu karya besarnya Romeo dan Juliet dan The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark. Salah satu ucapannya yang terkenal, "What is a name?" (Apalah arti sebuah nama?). Tapi namanya sendiri, William Shakespeare tentu sangat berarti. Ia lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 26 April1564 dan wafat di tempat yang sama pada 23 April 1616. Salah satu sastrawan terbesar Inggris ini menulis lebih dari 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. 

Ia berkarya selama 25 tahun antara tahun 1585 dan 1613 dan karyanya telah diterjemahkan ke dalam hampir semua bahasa di dunia dan dipentaskan di panggung paling sering daripada semua penulis sandiwara manapun di dunia.

Menikmati karya-karya Shakespeare adalah menjelajahi tiga pertanyaan yang mendasari seluruh karyanya yaitu: Apa artinya untuk hidup? Bagaimana cara kita hidup? Apa yang harus kita lakukan? Hingga kini banyak tokoh dunia masih menjadikan karya Shakespeare sebagai referensi untuk menemukan cara berpikir yang baru dari membaca dan membaca ulang karyanya. 

Mempelajari Shakespeare adalah seperti mempelajari hidup dari berbagai sudut pandang: psikologis, politis, filosofis, sosial hingga spiritual. Shakespeare meninggal pada tahun 1611 dan membuatnya berhenti menulis. Yang unik, pada batu nisannya tertulis: "Blest be the man who cast these stones, and cursed be he that moves my bones." yang kira-kira terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, berbunyi: "Terbekatilah ia yang menaruh batu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindahkan tulang-tulangku."

Share this article :

10 komentar:

  1. Terbekatilah ia yang menaruh batu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindahkan tulang-tulangku." wah pesan yang singkat ,padat dan takut .

    Tapi saya suka dengan karyanya yang menjelajahi tiga pertanyaan: Apa artinya untuk hidup? Bagaimana cara kita hidup? Apa yang harus kita lakukan?
    Pastinya penuh dengan makna yg dalam.Sayang saya belum sempat membaca karyanya.Rekam jejak yang sempurna sahabat..makasih mas ivan sudah merekam jejaknya disini.

    BalasHapus
  2. Rekam jejak yang sempurna, Shakespeare sudah banyak menjadi inspirasi bagi sastrawan dunia lainnya.
    Nice posting Chezz. Selamat pagi. Moga sehat selalu.

    BalasHapus
  3. Duh, jadi inegt ceritanya Andrea Hirata sewaktu ke sana.

    Lagi-lagi, permohonan maaf selalu ku ucap saat ke sini. Dah sering posting penulis luar juga yah mas? Agatha Cristy dll. Aku sering singgah kebelakangan ini tapi, tanpa komentar. Posting Barbara Catland juga mas.. seorang Queen Of The Romance Novel"

    Siapa tahu, bisa ngintip sedikit karyanya. Soalnya, aku belum pernah baca. :) Mo ngelihat award dulu (padahal, tadi malam dah ngelihat :D

    BalasHapus
  4. Maaf saya balik lagi..ada yang ketinggalan nih..saya lupa mengucapkan terimakasih banyak atas pembacaan postingan saya di acara sembllu di RCA yg ketiga kalinya....sambil minum teh tubruk nih pagi2 hehe.

    BalasHapus
  5. saya tdk begitu bnyk yahu ttg Shakespeare. Kecuali dr karya yg fenomenal..Hamlet atau Romeo & Juliet saja.
    Tp, mngkn dialah pembuka mata masyarakat yg hidup jmn renaissance yg msh mentabukan drama2 ditonton oleh masyarakat umum (krn pd jmn itu pagelaran seni/drama hanyalah utk kalangan kerajaan).

    nice posting, bang
    ^_^

    BalasHapus
  6. saya kayaknya masih nol banget soal sastra, ijin belajar disini yah

    BalasHapus
  7. saya kayaknya masih nol banget soal sastra, ijin belajar disini yah

    BalasHapus
  8. * ateh75, karya2 aslinya memang sulit ditemukan lagi. Tapi masih dapat ditelusuri melalui modifikasi karya2nya oleh seniman lain seperti Romeo dan Juliet, Hamlet dll baik dalam bentuk film maupun teater. Oh ya di Sembilu tadi malam semoga cara bacanya gak mengecewakan.
    * Seti@wan Dirgant@Ra, terimakasih doanya pak. Doa yg sama buat bapak. Amiin.
    * anazkia, Barbara Catland? Insya Allah mbak.
    * Tisti Rabbani, benar banget bunda. Makasih ya.
    * mas doyok,..he he he mas bisa aja nih. g harus belajar banyak hal justru saya dan gurunya adalah anda. Thanks ya.

    BalasHapus
  9. muantabbb shakespeare nya....

    BalasHapus
  10. @ buwel,..he he semantabb cikrik2

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday