Home » » Sajadah Panjang Taufik Ismail

Sajadah Panjang Taufik Ismail

Posted By Ivan Kavalera on Senin, 14 September 2009 | September 14, 2009


Secara umum keadaan Sistem Industri Budaya di Indonesia terbagi menjadi dua kubu, kubu pertama adalah sistem industri yang market oriented dimana secara jelas mengejar pengembangan modal dan kubu kedua adalah sistem industri yang tidak mengejar pengembangan modal. Dua hal ini memiliki watak yang berbeda. Salah seorang sastrawan Indonesia yang getol berjuang di kubu kedua bisa disebut nama Taufik Ismail. Religiusitas karya-karyanya bukan sekedar penegasan melainkan telah menjadi sebuah bendera yang diusungnya di jagad seni tanah air.

Taufik Ismail bergerak ke sana kemari melintasi seni musik dan sastra. Mungkin anda pernah dengar salah satu puisinya yang dinyanyikan oleh kelompok musik Bimbo pada era 80-an.

Ada sajadah panjang terbentang
dari kaki buaian
sampai ke tepi kuburan hamba
kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
di atas sajadah yang panjang ini
diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara adzan
kembali tersungkur hamba
ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud tak lepas kening hamba
mengingat dikau sepenuhnya.

Bendera religiusitas Taufik Ismail tetap berkibar sampai hari ini. Karyanya ibarat sajadah panjang yang bukan untuk diproduksi menjadi uang yang merupakan bendera kapitalisme. Sajadah panjang Taufiik Ismail adalah selimut penghangat bagi semangat berkarya anak bangsa maupun nafas religiusitas umat.
Share this article :

21 komentar:

  1. good post,...

    selamat menunaikan ibadah puasa ya mas,...

    BalasHapus
  2. cari kursi dulu ...dapet no 2 deh hehe..

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. pamit dulu ya..ngantuk nih ..

    wassalam..

    BalasHapus
  5. Yah, Taufik ismail, salah satu seniman/budayawan religi yang tetap bertahan di era industrialisasi seni sekarang ini. Kalau bisa menembus pasar sambil tetap menawarkan apa yang sebetulnya dibutuhkan masyarakat dengan sesuatu kemurnian rasa seninya, pasti bisa tetap eksis dan hebat. Lihat saja PPTnya Dedi Mizward atau bung Taufik ismail kita ini. Postingan mantap sobat.

    BalasHapus
  6. lagunya bagus banget tu, bikin jadi tepekur kalo ndengerin, adeeemmm bener.
    btw hehehe lama tak main kemai yak, terkendala koneksi hiks
    apa kabar oom?!?

    BalasHapus
  7. ...Wah lagu sajadah panjang saya suka sekali ..tapi saya baru tahu kalo lagu itu ciptaan Taufik ismail...

    Makasih ya udah share asal usul lagu tersebut..

    BalasHapus
  8. wow..ternyata sastra ga cuma inggris,china atu Jawa,,ada jg sastra radio,Mel baru denger neh,,menarik bgt,,jd betah maen2 kesini

    BalasHapus
  9. wow,,maju juga yah di daerah sana. keren lah,,

    BalasHapus
  10. huhhhh,,emank keren lah bung taupik ini
    hehehehe

    BalasHapus
  11. mampir mas... met menjalankan ibadah puasa... nice post..

    BalasHapus
  12. pernah denger tuh lagunya. asik juga.

    BalasHapus
  13. Wah, sajadah panjang karyanya TAUFIK ISMAIL juga toh....Makasih infonya mas...

    BalasHapus
  14. Wuih, mantabbb....thenkyou...

    BalasHapus
  15. lagu ini saya suka bhkan liriknya saya hafal,... namun sama dengan Mbak Latifah,.. baru tau kalau penciptanya adalah Taufik Ismail.

    BalasHapus
  16. Taufik Ismail, karyanya tak lengkang dimakan waktu.. saya suka lagu ini..

    BalasHapus
  17. Udah lama nggak ngedengerin nih lagu...

    BalasHapus
  18. mampur..
    Itu lagu diciptain pastinya berdasarkan pengalaman spiritual dari taufik ismail

    BalasHapus
  19. Taufik Ismail memang seorang seniman yang hebat...
    ..nice artikel bang

    BalasHapus
  20. Heran yah mas, kadang hal2 yang seperti ini kurang di perhatikan juga ama generasi muda (kecuali mas Ivan tentunya)

    Makasih banyak atas share2nya di sini...

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday