Bisa jadi pembacaan puisi yang monoton membuat sebagian orang menjadi sedikit bosan. Stigma inilah yang ingin dipecahkan oleh seniman asal Australia Omar Musa. Seniman yang juga produktif membuat album musik rap ini tampil dengan nafas baru, Hip Hop Poetry. Dengan gaya ini, Omar tampil membacakan puisi ciptaannya di atas panggung dengan ritme hip-hop ala penyanyi rap.
Kehadiran Omar di Makassar merupakan rangkaian dari Ubud Readers and Writers Festival yang berlangsung di Bali, di mana para pembaca puisi mendapat kesempatan untuk melancong ke berbagai daerah di Indonesia. Omar, kebagian untuk hadir di Makassar. Dalam wawancara dengan sebuah koran lokal, Omar mengaku, "Saya melihat, kalau anak muda kebanyakan bosan jika mendengar pembacaan puisi. Karenanya, saya hadir dengan hip-hop poetry yang bisa lebih menyegarkan."
Ternyata ide dari penampilan yang menarik di atas panggung saat membacakan puisi ini datang dari almarhum seniman senior Indonesia, Rendra. "Saat itu saya masih umur sekitar delapan tahun. Saya mendengar Rendra berpuisi dengan penampilan yang sangat menarik di atas panggung," ujarnya. "Biasanya, saya melihat puisi itu dibacakan begitu saja sehingga sangat membosankan. Sejak saat itu tertanam di hati saya tentang penampilan Rendra yang menarik, dan menjadi inspirasi saya," kata pria blasteran Malaysia -Australia ini.
Sepanjang hari Kamis 15 Oktober kemarin, Omar tampil di sejumlah tempat di Makassar. Pukul 11.00 wita di Bengkel Seni UNM, pukul 13.30 wita di SMA Katolik Rajawali, pukul 15.30 wita di Unhas, dan pukul 19.30 wita di Festival Seni UNM di Benteng Rotterdam. Puisi yang dibawakan oleh Omar antara lain adalah puisi tentang tanah kelahirannya, Queabeyan, serta tentang masyarakat Aborigin, Aurukun. Acara seni ini digelar gratis.
Kehadiran Omar di Makassar merupakan rangkaian dari Ubud Readers and Writers Festival yang berlangsung di Bali, di mana para pembaca puisi mendapat kesempatan untuk melancong ke berbagai daerah di Indonesia. Omar, kebagian untuk hadir di Makassar. Dalam wawancara dengan sebuah koran lokal, Omar mengaku, "Saya melihat, kalau anak muda kebanyakan bosan jika mendengar pembacaan puisi. Karenanya, saya hadir dengan hip-hop poetry yang bisa lebih menyegarkan."
Ternyata ide dari penampilan yang menarik di atas panggung saat membacakan puisi ini datang dari almarhum seniman senior Indonesia, Rendra. "Saat itu saya masih umur sekitar delapan tahun. Saya mendengar Rendra berpuisi dengan penampilan yang sangat menarik di atas panggung," ujarnya. "Biasanya, saya melihat puisi itu dibacakan begitu saja sehingga sangat membosankan. Sejak saat itu tertanam di hati saya tentang penampilan Rendra yang menarik, dan menjadi inspirasi saya," kata pria blasteran Malaysia -Australia ini.
Sepanjang hari Kamis 15 Oktober kemarin, Omar tampil di sejumlah tempat di Makassar. Pukul 11.00 wita di Bengkel Seni UNM, pukul 13.30 wita di SMA Katolik Rajawali, pukul 15.30 wita di Unhas, dan pukul 19.30 wita di Festival Seni UNM di Benteng Rotterdam. Puisi yang dibawakan oleh Omar antara lain adalah puisi tentang tanah kelahirannya, Queabeyan, serta tentang masyarakat Aborigin, Aurukun. Acara seni ini digelar gratis.
ndak ada rekaman penampilannya yah? Penasaran juga... :D
BalasHapuswah seru juga ya kalo lihat aksi penampilannya.
BalasHapus*mantaf mas infonya seperi biasa,info baru di dunia puisi ...*_*
info bagus sobat..
BalasHapusterimakasih infonya sob
BalasHapus*seperti biasa kalau kesini*
BalasHapusmanataaapp...infonya :)
baca pusis sambil ngerap gimana yaa ?? jadi pengen liat...pake bling-bling juga dong. :D
BalasHapusbaca pusis sambil ngerap gimana yaa ?? jadi pengen liat...pake bling-bling juga dong. :D
BalasHapuskeren ya si WS Rendra ini, bisa menginspirasi bule, hehe
BalasHapuswah, jadi pengen tahu kyk apa ya baca puisi ala hip hop begitu? apakah pake lompat2 juga?
BalasHapusbenar bang blue jadi penasaran akan penampilannya
BalasHapusmakasih tuk infonya
salam hangat selalu
Postingan mantap van. Terimakasih atas infonya. Saya selsalu suka dengan gebrakan segar. Musikalisasi puisi, sesuatu yang menyegarkan dan kreatif. Banyak yang sudah berhasil mencobanya, termasuk si Omar ini.
BalasHapusHalo mba maaf nih, 3 hari tak bertandang…Maklum, tiap saya mau bloging musti pergi ke warnet terdekat…. Soalnya belum pasang inet di rumah…Jadi maklum kalo jarang komen atau apa…Tapi walalu begitu, bukan berarti aku jarang baca postingan2 mba,,,,selalu….lewat hape, pasti selalu disempatkan…Cuman sayangnya tak bisa komen…Huh, sebal…Ingin kali beli laptop, tapi blum punya uang…..
BalasHapusWah,,,Subhanallah Ya....
Org luar saja terinspirasi dari sang burung merak..Itu membuktikan bahwa sejujurnya Indonesia bisa maju di segala sub dan bidang..Tinggal bgmn dewa2 di atas mau memandang ke bawah tanah atau tidak, atau hanya ingin bercumbu dalam istana syurganya saja...
Oh ya, tidak lupa. Cerpen Ramalan Madam Durja, Oh Gila! Eps.2 sdh terbit,,,silahkan baca….link’nya ada di shoutbox(buku tamu) mba
kapan-kapan saya pingin kesana rindu suasana dulu waktu sering meeting bhs inggris disana
BalasHapusseniman Australia????? wah gaya hip hop pasti keren deh
BalasHapuswah puisi dgn gaya hip hop
BalasHapusntar dibawa nge-rap
ide bagus juga tuh
salam sobat
BalasHapuswah lama ngga kunjung nich,,,
ketinggalan info sastranya,,
trims pengetahuannya.
saya jadi tahu seniman AUSTRALIA nich,,
Yang muda yang kreatif.
BalasHapus