Home » » Rasullullah, SAW Bukan Seorang Ummi

Rasullullah, SAW Bukan Seorang Ummi

Posted By Ivan Kavalera on Kamis, 26 November 2009 | November 26, 2009


Pada zaman jahiliah, Kabbah di kota Mekkah adalah tempat menggantung puisi-puisi para penyair tanah Arab. Hampir semua kabilah Arab memiliki penyair-penyair hebat. Kiblat umat Islam yang ratusan tahun sebelumnya dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail menjadi saksi betapa sastra sangat diapresiasi begitu tinggi oleh masyarakat Arab.

Satu pertanyaan besar, jika pada masa itu orang Arab telah sangat apresiatif terhadap sastra maupun ilmu tata bahasa, apakah mungkin seorang nabi besar Muhammad, SAW yang di lahirkan di tengah mereka adalah seorang ummi atau buta huruf? 

Di kalangan ummat Islam “ummi” artinya buta huruf, tuna aksara, tidak tahu membaca dan menulis. Benarkah anggapan ini? Namun ternyata istilah ummiy (dengan plural ummiyyuun atau ummiyyiin) dalam Al-Qur’an sama sekali bukanlah bermakna seperti itu, karena umumnya ummat Islam merujuk dalam Al-Qur’an, Surat al-A`raf ayat 157, bahwa Rasulullah Muhammad SAW sebagai an-nabiyy al-ummiy (Nabi yang “Ummi”). Terlebih jika mengingat salah satu sifat yg dimiliki oleh Nabi dan Rasul adalah Fathonah, yg artinya Cerdas/Pandai. Dengan demikian, seorang Nabi dan Rasul tidaklah mungkin Jahlun (Bodoh).

Sebelum datangnya Islam masyarakat Arab telah mengenal sastra tulisan natsar (prosa) dan sya`ir (puisi). Setiap tahun Kaum Quraisy menyelenggarakan festival (pekan raya) di Ukazh. Di sana diperlombakan pembacaan prosa dan puisi, lalu naskah yang dipandang bagus mendapat kehormatan untuk ditempelkan di dinding Ka`bah. Fakta sejarah ini membuktikan bahwa masyarakat Arab zaman itu, termasuk suku Quraisy, mahir membaca dan menulis, sehingga istilah ummiyyuun bukanlah berarti “masyarakat buta huruf”.

Kaum Yahudi semasa Rasulullah SAW sering merendahkan orang-orang Arab yang mereka anggap tidak mempunyai Kitab. Ejekan orang Yahudi itu dijelaskan dalam QS Ali Imran ayat 75: “Tiada yang patut disalahkan bagi kami atas kaum ummiyyiin”. Maka Allah SWT menyindir bahwa di kalangan Yahudi sendiri banyak juga yang ummiy, tidak memahami Taurat, sebagaimana tercantum dalam Surat al-Baqarah ayat 78: “Dan sebagian mereka ummiyyuun, tidak mengetahui Kitab.”

Istilah an-nabiyy al-ummiy pada Surat al-A`raf ayat 157 berhubungan dengan kaum Ahlul-Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang memeluk agama Islam. Kalimatnya tertulis begini: “Orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang Ummi, yang mereka dapati tertulis di sisi mereka dalam Taurat dan Injil”. Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa meskipun Muhammad SAW itu Nabi yang Ummi, artinya berasal dari kaum ummiyyuun, kaum Ahlul-Kitab seharusnya memeluk agama Islam, sebab kedatangan Nabi Muhammad SAW sudah diberitakan dalam Kitab Taurat dan Injil.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang bisnisman sukses di masa muda beliau sebelum menjadi Rasul. Keberhasilan beliau dalam melakukan transaksi niaga merupakan indikasi logis bahwa beliau mampu membaca dan menulis, sehingga istilah an-nabiyy al-ummiy dalam Al-Qur’an bukanlah berarti “nabi yang buta huruf”.

Kisah turunnya wahyu yang pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW memberikan isyarat bahwa beliau mampu membaca. Malaikat Jibril berkata,"Iqra (bacalah)." Ketika itu Rasulullah SAW bertafakur menyendiri di Gua Hira.

Maka sangat jelaslah bahwa istilah an-nabiyy al-ummiy bukanlah berarti “nabi yang buta huruf”, melainkan pengertiannya “nabi yang tidak pernah membaca Kitab Allah sebelum Al-Qur’an” atau “nabi dari kalangan ummiyyuun yang belum pernah menerima Kitab Allah sebelum Al-Qur’an”. Jadi terjemahan “ummi” dalam bahasa Indonesia bukanlah “buta huruf”, melainkan “buta kitab”. Para ulama abad pertengahan mengembangkan pengertian bahwa Nabi Muhammad SAW benar-benar tidak dapat membaca dan menulis, mungkin dengan tujuan agar umat Islam makin yakin bahwa Al-Qur’an itu bukan karangan Nabi.


referensi: Al Quran dan disarikan dari berbagai sumber


SELAMAT IDUL ADHA 1430 HIJRIAH

Share this article :

25 komentar:

  1. petama kali ye atau keberapa??? artikelnya bagus sekali sob terimakasih selamat idul adha

    BalasHapus
  2. petama kali ye atau keberapa??? artikelnya bagus sekali sob terimakasih selamat idul adha

    BalasHapus
  3. *Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:

    Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya Subuh. Kemudian beliau sering menyendiri. Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah beberapa malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya) dan mempersiapkan bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang ke Khadijah, mengambil bekal lagi untuk beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba wahyu datang ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan berkata: Bacalah. Beliau menjawab: Aku tidak dapat membaca. Rasulullah saw. bersabda: Malaikat itu menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dia menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian ia melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui. Rasulullah saw. pulang membawa ayat tersebut dalam keadaan gemetar, hingga beliau masuk ke rumah Khadijah seraya berkata: Selimuti aku, selimuti aku! Keluarganya pun menyelimutinya, hingga gemetarnya hilang. Kemudian beliau berkata kepada Khadijah: Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu beliau menceritakan seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembirahlah. Demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau jujur dalam berkata: engkau telah memikul beban orang lain, engkau sering membantu keperluan orang tak punya, menjamu tamu dan selalu membela kebenaran. Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia adalah seorang penganut Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab berbahasa Arab dan menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan kehendak Allah. Dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman, dengarkanlah cerita keponakanmu ini (Muhammad). Waraqah bin Naufal berkata: Hai keponakanku, apa yang engkau alami? Rasulullah saw. menceritakan semua peristiwa yang beliau alami. Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: Ini adalah Namus (Jibril as.) yang dahulu datang kepada Musa as. Seandainya saja di saat kenabianmu aku masih muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada saat engkau diusir oleh kaummu. Rasulullah saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Waraqah menjawab: Ya, setiap orang yang datang mengemban tugas sepertimu pasti dimusuhi. Jika harimu itu sempat kualami, tentu aku akan membelamu mati-matian

    BalasHapus
  4. Kolaborasi bang Ivan dan mbak Ateh membuat kisah ini semakin komplit! Jujur baru kali ini aku baca ulasan mengenai Nabi Muhammad buta huruf atau tidak, secara nalar dengan kepandaian beliau berniaga tidaklah mungkin beliau buta huruf. Salut buat bang Ivan telah mempostingnya! Selamat Idul Adha!

    BalasHapus
  5. Bagus ya.. jadi lebih banyak tahu gek.. :)
    Met mudik Mas, Met Idul Adha..!

    BalasHapus
  6. Makasih mas Ivan, postingan ini di tambah ulasan mba Ateh sungguh menambah wawasan saya..selamat Hari Raya Idul Adha

    BalasHapus
  7. selamat mudik urang "Al Qur'an terjaga kemurniannya sepanjang masa

    BalasHapus
  8. mampir mas Ivan, saya follow ya mas Ivan, jangan lupa follow saya juga ya mas?, thanks sebelumnya mas Ivan

    BalasHapus
  9. Analisa dan ulasan yang menarik Bung Ivan. Selamat hari raya Idul Adha.

    BalasHapus
  10. Mudah2n qt diberi kekuatan utk ber-itiba' pada beliau. met Idul Adha ya

    BalasHapus
  11. selamat Idul Adha juga bang... maaf lahir bathin yaahh...

    BalasHapus
  12. selamat sore......mau komen dulu sebelum baca...biar klo2 ane kenapa2 saat baca nanti....ane udah tenang karena sempet ngasih rajutan tali silaturahim melalui komentar ini.... ^_^

    BalasHapus
  13. yupz..lengkap deh.....makasih atas pengetahuanya tentang nabi kami dan nabimu juga....umat islam.....amin.....

    BalasHapus
  14. Rekam jejak yang mantap, dan mencerahkan. Sebuah perspektif baru. Selamat merayakan Idul Adha 1430 H, maaf lahir dan bathin.

    BalasHapus
  15. Met Hari Raya Idul Adha yak.... ^^

    BalasHapus
  16. siiip.. thanks nih pencerahannya :)

    BalasHapus
  17. Memang banyak hal yang harus 'dibuka' kebenarannya tentang kisah nabi kita. Karena ada banyak cerita sebenarnya yang 'diselubungkan'..
    Nice sharing

    BalasHapus
  18. setauku sememang begitulah
    Rasullullah SAW tidaklah manusia bodoh

    BalasHapus
  19. Komentnya sama dengan yang di fb... :-)

    BalasHapus
  20. met ied y^^
    mohon maaf atas segala khilaf,meski hanya lewat dunia virtual, tak mustahil ada komen2 yg gak enak di hati^^

    BalasHapus
  21. Kalau menurut sejarah sih,nabi Muhammad memang dikatakan buta huruf.Tidak pernah sekolah,masa kecilnya mengembala kambing dengan pamannya.Dan ayat-ayat suci Al-qur'an merupakan buatan Allah,yang di turunkan kepada nabi,berdasarkan kejadian-kejadian yang terjadi pada waktu itu.Menurut saya,mungkin kalau Nabi masih hidup sampai sekarang,ayat-ayat Al-qur'anpun akan turun sampai sekarang juga.

    Orang Yahudi merendahkan Arab,sampai sekarangpun bro.Padahal asalnya mereka satu darah dari nabi Ibrahim.Hanya saja lain Ibu.Arab dari Ismail anak Hajar istri Ibrahim yang kedua,sedangkan Yahudi dari Yakub anak sarah istri pertama.Istilah saudara tiri pasti ada iri hehehe.

    BalasHapus
  22. wowowoww... mantep banget artikelnya.... maklum aku orangnya kurang agamis... jadi tahu deh...

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday