Home » » Cerita Rakyat dan Kaum Muda

Cerita Rakyat dan Kaum Muda

Posted By Ivan Kavalera on Senin, 14 Desember 2009 | Desember 14, 2009


Pada zaman dulu cerita rakyat pernah mengalami masa kejayaan. Warisan turun temurun ini sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Cerita rakyat merupakan gambaran otentisitas yang mencerminkan perilaku dan budaya masyarakat kita. Namun kenyataan berubah ketika kaum muda tidak lagi tertarik kepada cerita rakyat.

Mengapa kaum muda cenderung tidak berminat lagi pada cerita rakyat? Dalam sebuah diskusi ringan di Bulukumba beberapa minggu lalu, terbetik kesimpulan bahwa alur cerita maupun tokoh-tokoh dalam cerita rakyat dianggap sudah ketinggalan zaman. Sebahagian besar kaum muda yang telah kehilangan minat baca juga memperparah keadaan ini.

Kaum muda kurang begitu meminati cerita rakyat karena dianggap tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Ada ketidaksukaan bila melihat tokoh cerita berperan di hutan. Mereka lebih tertarik dengan obsesi metropolis. Lingkungan yang serba hiruk pikuk. Kaum muda justru merasa aneh dan lucu bila membaca sebuah cerita rakyat, dimana seorang tokohnya yang sedang menunggang kuda.

Dalam benak mereka, semestinya tokoh dalam cerita rakyat itu, haruslah mengendarai pesawat antariksa atau mobil mewah super canggih, misalnya. Pola pemikiran generasi muda mengacu pada hubungan logika dengan lingkungan mereka.

Saat ini dibutuhkan sistem distribusi cerita rakyat melalui kurikulum sekolah maupun kampus. Memperbanyak situs cerita rakyat dalam bentuk website maupun blog juga sangat efektif. Modifikasi juga perlu dilakukan pada keaslian cerita-cerita rakyat tapi tentu tak bisa dilakukan secara total sebab justru akan menjadikannya lebih terasa asing. 

Festival teater yang mengangkat cerita rakyat dan melibatkan kaum muda juga semestinya diagendakan setiap tahun. Semisal Festival Teater bertajuk “Menengok Kembali Cerita Rakyat” yang akan digelar di Gedung MULO Makassar pada 17 Desember 2009.

Share this article :

24 komentar:

  1. Untuk kaum muda barangkali memang sudah tak mengena bila disuguhkan cerita rakyat karena pengaruh cerita dari luar yang sangat dominan, tapi bagi anak2 usia balita rasa2nya masih cukup bisa diterima. Untuk itulah peran berbagai media terasa cukup penting...

    BalasHapus
  2. Masih seneng kok, cerita rakyat.. :)
    Dulu fans beratnya..

    Cuma sekarang, sepertinya tidak ada cerita rakyat yang baru,,,,

    Atau kita buat aja kali, Mas?

    BalasHapus
  3. Sampai sekarang cerita rakyat selalu ada di buku paket bhs indonesia van dan indikatornya jg masih ada di rencana pembelajaran mudah2an anak2 tdk lp dgn cerita itu

    BalasHapus
  4. Cerita rakyat yg kini sudah tak merakyat.Saya sempat berkunjung kesalahsatu blog yg bertemakan cerita rakyat,dengan segala cerita ada didalamnya,sayangnya saya kehilangan jejak...tidak sempat saya save linknya.Bertanda masih ada yg peduli dengan kelestarian cerita rakyat ,melestarikan nya diblog,semoga pemilik blog cerita rakyat mampir disastra radio..agar kita dapat menikmati cerita rakyat yg ditulis diblognya...

    Dengan semangat pagi rumahku sudah dibuka kuncinya,ditunggu silaturrahminya ya...

    BalasHapus
  5. Sebenarnya cerita rakyat masih banyak dicari kok, Van. Kurikulum sekolah memasukkannya pada mata ajar B. Indonesia, meski barangkali hasil akhirnya kembali pada siswa ybs. Perpustakaan saya juga sering kebanjiran permintaan anak yang mencari buku tersebut. Yang diperlukan sekarang adalah peran media dan para orangtua untuk lebih mendekatkan kisah itu kepada anak dan remaja.

    Sekecil apapun sebuah langkah, ia akan tiba di tujuan. Asal jangan diam. Itu saja!

    BalasHapus
  6. Makasar aktif sekali dalam hal berkesenian dan budaya, ya Van.
    Saya tidak akan tahu kalau bukan dari blogmu. Terima kasih ya ...

    BalasHapus
  7. sampai sekarang aku masih suka loh mas membaca cerita rakyat atau dongeng karuhun meminjam istilah mba annie ^_*

    sayangnya udah gak ada yg mendongengkan nya lg untukku @_@

    BalasHapus
  8. bisa juga cerita rakyat dibuat lebih pop dan fres

    BalasHapus
  9. cerita rakyat justru banyak mengandung nilai-nilai moral..aku suka! dan setuju banget kalo cerita2 seperti ini banyak diangkat lagi ke permukaan..:)

    BalasHapus
  10. saya sih masih suka denger kisah rakyat. bagus2 lho.

    BalasHapus
  11. Bukan cerita rakyatnya yg sudah diminati mas,tapi sepertinya minat bacanya yg semakin berkurang. Anak-anak sekarang lebih senang menghabiskan uangnya untuk pulsa daripada untuk membeli buku cerita rakyat..

    BalasHapus
  12. @ All- Terimakasih komentar dan masukannya. Salam hangat. I lope pul, teman-teman.

    BalasHapus
  13. Memang memprihatinkan dengan fenomena cerita rakyat yang mulai 'tak laku' ya, semoga saja ada pihak2 terkait bisa memasyarakatkan kembali cerita rakyat ini...

    BalasHapus
  14. cari buku cerita rakyat di Gramedia sulit juga
    kaum muda banyak ga ngerti, ingat, mbaca, tau akan cerita rakyat

    BalasHapus
  15. @ buwel -kita para blogger juga kayaknya salah satu pihak terkait nih mas..
    @ attayaya- nah, abang adalah salah satu blogger yg saya akui sangat intens memperkenalkan cerita rakyat. salut bang.

    BalasHapus
  16. gimana ya, saya juga soalnya tidak terlalu tertarik dengan cerita rakyat (sekarang) tapi kalau dulu saya maniak mas. saya juga bingung kenapa kok bisa begituh ya,

    BalasHapus
  17. Iya ya, kenapa bisa gitu ya mas JONK? he he..

    BalasHapus
  18. Wah2...

    mentang perkembangan zaman begitu pesat dan serba canggih..

    jadi sekarang pada membutuhkan buku bacaan yg bercerita mengenai teknologi..

    weleh2..

    padahal cerita rakyat termasuk aset dari budaya yg kitamiliki.
    teknologi pun berasal dari budaya,,
    ^__^

    BalasHapus
  19. manteb bang ivan....btw2 kok yang di publish di profile cuma kedai kopi?aq sampek bingung cari blog ini lhow.....

    BalasHapus
  20. terima kasih, alamt blog saya sudha ganti, menjadi www.chandra-unikom.co.cc

    harap backlink ya kang, 'n tinggalin komentar di sana...

    BalasHapus
  21. nice blog.. jd inget kecil dulu aku suka bgt cerita rakyat

    BalasHapus
  22. Saya termasuk masih hobi sekali baca cerita rakyat bro.

    BalasHapus
  23. Biasanya kita semua dibesarkan dengan cerita rakyat saat kita bocah dulu. Cuma ketika menginjak remaja, barangkali kebutuhan kita tidak lagi pada cerita rakyat. Mungkin kita membutuhkan bentuk lain dari cerita rakyat yang lebih dinamis.

    BalasHapus
  24. saya masih suka cerita rakyat juga, sedikit banyak cerita rakyat membantu membentuk karakter saya. mungkin pengemasannya saja ya yang harus diperbaiki.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday