Home » » Kaleidoskop Novel Indonesia 1920-2009

Kaleidoskop Novel Indonesia 1920-2009

Posted By Ivan Kavalera on Sabtu, 26 Desember 2009 | Desember 26, 2009

(Bagian Kedua)

Tahun 1982, muncul novel Ronggeng Dukuh Paruk, karya Ahmad Tohari, sebuah novel yang berhasil mendeskripsikan adat orang Jawa, khususnya Cilacap.

Tahun 1990, Ramadhan K.H. menulis novel berjudul Ladang Perminus, sebuah novel yang mengisahkan tentang korupsi di tubuh Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Novel ini seolah-olah menelanjangi tindakan korupsi di tubuh Pertamina, sebagai perusahaan pertambangan minyak nasional.

Dekade 1990-an lahir novel mutakhir berjudul Saman, terbit tahun 1998, karya Ayu Utami. Ayu Utami termasuk novelis yang membawa pembaharuan dalam perkembangan novel Indonesia. Dalam Saman, Ayu Utami tidak sungkan-sungkan membahas masalah seks, sesuatu yang di Indonesia dianggap tabu. Tapi mungkin zamannya sudah berubah, kini masalah sesks sudah bukan merupakan hal yang tabu untuk diungkapkan. Ironis, bahwa yang mengungkap secara detail dan sedikit jorok dalam nobvel ini adalah justru seorang wanita, Ayu Utami.



Era tahun 2000-an ditandai dengan lahirnya seorang penulis termuda yang menulis novel berjudul Area X, tahun 2003.  Area X, adalah sebuah novel futuristik tentang Indonesia tahun 2048, mengenai deribonucleic acid dan makhluk ruang angkasa. Novel ini ditulis oleh Eliza Vitri Handayani. Novel itu ditulisnya ketika masih duduk di bangku kelas 2 SMA Nusantara Magelang.

Novel terus mengalami perkembangan dan mewakili semangat dari setiap zaman di mana novel itu muncul. Di awal tahun 2000 muncul jenis novel yang dikatakan sebagai chicklit, teenlit,dan metropop. Ketiga jenis tersebut sempat dianggap sebagai karya yang tidak layak disejajarkan dengan karya sastra pendahulu mereka oleh kelompok-kelompok tertentu. Di antara karya-karya tersebut yang tergolong ke dalam jajaran best seller, antara lain Cintapuccino karya Icha Rahmanti, Eiffel I'm In Love karya Rahma Arunita, Jomblo karya Aditya Mulya, dan lain sebagainya. Yang cukup fenomenal adalah Supernova karya Dee, Dadaisme karya Dewi Sartika, Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, 5 cm karya Donny Dhirgantoro, dan novel-novel mutakhir lainnya yang memiliki energi dan segmen pembaca masing-masing.

*disarikan dari berbagai sumber
Share this article :

16 komentar:

  1. Mengenang novel-novel masa lalu beberapa aku membacanya, ulasan yang menarik!

    BalasHapus
  2. Bertambahnya Wawasan tentang penulis novel dibahas tuntas disini.
    Terimaksih sudah membaginya ya...

    BalasHapus
  3. aduh... tapi aku juga gak gitu suka kalo bahas masalah seksnya kebanyakan. seolah2 jual novel pake komoditas itu. uhuhuhuhuww

    tapi Dee adalah penulis faforit saya mas

    BalasHapus
  4. artikel keren om.... nais post deh....

    BalasHapus
  5. Aku suka novel...! Tapi aku kurang suka teenlit.

    BalasHapus
  6. wah, jadi inget dulu pernah baca tuh, novel Ronggeng Dukuh Paruk Sama Lintang Kemukus Dini hari.

    sekarang udah jarang banget baca baca novel..!

    BalasHapus
  7. Sebuah informasi yang kaya, sobat...
    Jadi pengen baca novel nih. Hihihi

    BalasHapus
  8. Nice post...salut buat mas ivan....pengetahuannya tentang sastra,novel sangat lengkap...thanks ya mas, atas ilmunya..

    BalasHapus
  9. Untuk semua. Terimakasih kunjungan, komentar dan apresiasinya. Salam budaya.

    BalasHapus
  10. I love novel so much... hmmm. pengen baca novel lagi yang teranyar,, apaa ya??? yang lama juga boleh...

    BalasHapus
  11. Daku suka baca komik, tapi kok kurang suka baca novel yah? hehehe..
    bwt, keren postingannya^^

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah, masuk.
    Tadi sudah nulis banyak, ngilang ...

    BalasHapus
  13. Saya suka novel! Suka komik juga (dulu cergam pernah booming). Disini selain tambah wawasan, bisa nostalgia juga, Van.
    Ronggeng Dukuh Paruk, kan trilogi, Van, bersama Jentera Bianglala dan Lintang Kemukus Dinihari.
    Jadi inget karya Ahmad Tohari yang lain, yakni Kubah. Bagus sekali ...

    Terima kasih sudah berbagi, Van. Saya tunggu tulisan berikutnya

    BalasHapus
  14. area X itu bukunya bagus banget *menurutku* tapi sayang, sepertinya promosinya gak terlalu bagus...jadi mengendap gitu aja...

    sering dapetin buku2 bagus yang ternyata gak "terkenal", dan ironisnya sering dapetin buku tenar, tapi isinya gak layak

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday