Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja-dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap?
Seno menulis kalimat-kalimat pembuka di atas dalam salah satu puisinya yang panjang layaknya sebagai sepucuk surat berjudul Sepotong Senja Untuk Pacarku. Tipografi semua puisi maupun cerpen karya Seno mungkin tidak lazim tapi para penikmat sastra selalu mencintai karya-karyanya disebabkan kegenitan bahasa dan cara unik Seno melontarkan gagasan tentang banyak realitas.
Saat masih duduk di bangku sekolah Seno gemar membangkang terhadap peraturan sekolah, sampai-sampai ia dicap sebagai penyebab setiap kasus yang terjadi di sekolahnya. Waktu SMP, ia memberontak tidak mau pakai ikat pinggang, baju dikeluarkan, yang lain pakai baju putih ia pakai batik, yang lain berambut pendek ia gondrong. Imajinasinya begitu liar. Setelah lulus SMP, Seno tidak mau sekolah. Terpengaruh cerita petualangan Old Shatterhand di rimba suku Apache, karya pengarang asal Jerman Karl May, ia pun mengembara mencari pengalaman. Pada umur 17 tahun, salah satu puisi mbeling Seno dimuat pertama kali oleh majalah Horison.
Semua cerpen dan puisinya mungkin bisa melarutkan keinginan-keinginan bagi yang sedang dilanda banyak obsesi. Tapi itulah Seno Gumira Ajidarma. Seniman kelahiran Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958. Bagi manusia Indonesia yang mengalami gairah baru karya-karya sastra sejak dekade 80 hingga 90-an, Seno telah diletakkan sebagai salah satu wajah baru gaya kepenulisan di tanah air. Beberapa buku karyanya adalah Manusia Kamar (1988), Penembak Misterius (1993), Saksi Mata (l994), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (1995), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996), Iblis Tidak Pernah Mati (1999). Karya lain berupa novel Matinya Seorang Penari Telanjang (2000).
Tapi Seno mulai terkenal mungkin karena dia pernah menulis tentang situasi di Timor Timur ketika masih menjadi bagian Indonesia. Tulisannya tentang Timor-Timur dituangkan dalam trilogi buku roman Saksi MataJazz, Parfum, dan Insiden , dan kumpulan esai Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara.
Tipografi dan gayanya mungkin tak lazim tapi Seno tetap membangkang terhadap pakem-pakem yang ada. Puisinya Sepotong Senja Untuk Pacarku yang panjang itu misalnya. Seno menutupnya dengan kalimat kesedihan sekaligus harapan.
Alina yang manis, paling manis, dan akan selalu manis,
Terimalah sepotong senja itu, hanya untukmu, dari seseorang yang ingin membahagiakanmu. Awas hati-hati dengan lautan dan matahari itu, salah-salah cahayanya membakar langit dan kalau tumpah airnya bisa membanjiri permukaan bumi.
Dengan ini kukirimkan pula kerinduanku padamu, dengan cium,peluk, dan bisikan terhangat, dari sebuah tempat yang paling sunyi di dunia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Seno_Gumira_Ajidarma
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSatu lagi rekam jejak tokoh yang mantap
BalasHapusTumben yang kedua itupun harus begadang dulu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTokoh budayawan sastra lagi telah direkam disini menjadikan saya tahu kembali tentangnya disini.
BalasHapusTumben saya ke4 nih ,klo bang munir begadang untuk mendapatkan yg kedua ,kalo saya subuh2 langsung kesini hehe
BalasHapuspuisinya kok ngga ditulis lengkap,hanya sepotong aja
BalasHapusemang ya kLo udah niat tulus, pasti hasil'y mantab...
BalasHapusAku baru denger nama penulis ini van..bangga banget Indonesia punya tokoh seperti dia ya, sayangnya kok dia sekarang udah ga di Indonesia?
BalasHapusTapi aku yakin karya2nya akan selalu menggema disini...:)
Semoga hari ini semangat siaran nya...:D keep happy!
Trim's kisah seno diposting disini, tulisan seno konyol dan segar juga kritik sosial saya punya kumpulan cerpennya "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (1995)" salah satu isinya "pria satu kampung giliran/rebutan ngintip sang penyanyi kamar mandi yang bahenol!"
BalasHapusAkhirnya....., jagooan saya direview juga jejaknya disini meski tanpa request. Nice post.
BalasHapusKepiluan kisah suku apache yg terjajah memang memberikan sejuta inspirasi,hingga bnyk yg mengenang kisah mereka melalui bnyk hal,baik sastra,film (geronimo,pochahontas dll,bnr g y?) dan lagi bhs pemrograman apache,yg sulit dn bhkn trlampau sulit utk di bobol,ada jg yg jdkan apache sbg merk rokok,ahaha,petikan sajak yg ada di awal tulisan,sangat bagus bang,knpa g d masukan utuh?bahasanya tajam dan cerdas,wow,gni2 aq jg seorang puitis loh,hehe,mf baru smpet mampir lg!
BalasHapusi love seno gumira ajidarma.
BalasHapushe's inspiring...
makasi sudah direview ya bang...
Wooooow, selalu mantab mas reviewannya....
BalasHapusJujur buwel banyak tahu para sastrawan dan seniman di blog SASTRA RADIO ini.....makasih mas untuk semuanya....
sang pemkang yang punya karya besar..patut ditiru dengan keunikkannya dia mampu menciptakan karya-karya besar...nice post mas....
BalasHapuskeren ya puisinya. nyentrik tapi romantis. beruntungnya yg jadi Alina. hi hi hihi....
BalasHapusAdoh! Puisinya, mantabs Mas....!!
BalasHapusBola awardnya sudah dijemput belum?
Btw, sekalian saya mau memuji suara Mas yang cocok sekali membawakan surat untuk Y dari Mbak Ira..!
Mantabs Mas!
Kata-kata Mbak Ira memang sangat indah!!!
Mas Ivan apalagi.. hmmmm... :)
terimakasih puisi dan infonya
BalasHapusGa papa Mas. :)
BalasHapusSantai aja..
Met siaran yak!
Aku mengenal nama Seno Gumira Ajidarma ya karena puisinya itu : Sepotong Senja Untuk Pacarku.
BalasHapusMakasih sudah memperkenalkan sosoknya disini...
Puisi ini emang panjang dan romantis. Saya belum banyak baca karya beliau. Tapi tiap karyanya yang pernah saya baca selalu saya sukai.
BalasHapusO ya saya juga suka tuh ulasanya tentang sastra cyber dan satra cetak. Memang enak kalau tidak ada yang mengedit. kita bebas menulis apapun.
Saya juga pengagum karya-karya beliau. Salah satu cerpen yang saya ingat adalah Tujuan: Negeri Senja yang sangat menarik.
BalasHapusThanks udah ngenalin saya dengan beliau.
Dengan bahas2 yang tak lazim itulah, sebuah puisi enak dinikmati...mantab...mantab !
BalasHapusSaya pikir Seno Gumbira, ternyata Seno Gumira tanpa "b" ya. Dulu saya suka baca sajak-sajaknya di surat kabar harian Pikiran Rakyat.
BalasHapusTerima kasih sudah melengkapi pengetahuan saya yang serba sedikit tentangnya.