Home » , » Indonesia Di Desaku

Indonesia Di Desaku

Posted By Ivan Kavalera on Rabu, 27 Januari 2010 | Januari 27, 2010




sebuah indonesia di desaku. anak-anak tak berbaju yang memanggul keranjang bambu. perempuan-perempuan separuh baya yang membawa pasu.

aku menulis kembali beberapa teks yang pernah kuanggap sebagai puisi. aku tidak akan ke mana-mana.
di sini saja. sebuah rumah yang pernah mengajarkan cara mencintai pohon, angin, sungai dan bunga.

tengoklah ke mana mereka pergi. suara renyah gadis-gadis tertawa di bawah pancuran.
jalan setapak di tengah ladang itu adalah jalan terdekat menjenguk ibu.

sebuah indonesia di desaku. tanpa blackberry, akun facebook. twitter apalagi weblog. di sini saja. lalu putik-putik kenangan berjatuhan dari hutan pinus. bocah kecil berlari di atas pematang.
memanggil-manggil. memanggil-manggil.



bulukumba, 25 januari 2010

Share this article :

32 komentar:

  1. pertamax..... bisa juga d sini..... Indonesia di desa q juga, desa q menghijau..... tanya kenapa karena lagi musim tanam padi

    BalasHapus
  2. wah kayanya klo dibayangin tempatnya tenang dan nyaman banget nih sob. Aku sambil baca sambil bayangin nih sob, tempat yang hijau, udara yang sejuk dan orang2 yang bersahabat serta burung2 yang berkicau. Jadi pengen berlibur nih hehehe. asik sob

    BalasHapus
  3. Desaku adalah indonesia, mungkin sebuah desa adalah negeri yg sesungguhnya diindonesia ini.Krena ada damai, sentosa dan nyaman yang penuh dengan keikhlasan dan ketulusan.Semoga...

    BalasHapus
  4. Begitulah fakta sebagian besar desa kita. Sebenarnya itulah gambaran yang tepat tentang kita. Kemajuan hanya milik sebagian kecil wilayah kita, mungkin hanya kota besar. Bukankah tanpa FB, dan segala tetek bengek itu malah membuat hidup lebih tenang dan damai.

    BalasHapus
  5. salam sobat
    memang kebanyakan penduduk di Indonesia masih hidup dilingkungan pedesaan.
    tetapi lebih nyaman dan tenang kalau tinggal didesa...dibandingkan tinggal di kota ya,,

    BalasHapus
  6. desaku yang kucinta takkan kulupakan.

    BalasHapus
  7. Dan, aku sampai kedesaku. Dimana aku di lahirkan, dimana aku dibesarkan. Disanalah, aku membaca alam. Duh, rindunya dengan desa...

    BalasHapus
  8. jadi kangen desa Palampang nih, bro hehhehe

    BalasHapus
  9. Sayangnya di desaku sudah berbeda
    karena warnet dan FB sudah melanda
    tak pandang bulu semua jadi sasarannya
    pria wanita, muda maupun tua

    BalasHapus
  10. Andai desaku senyaman dulu
    maka aku bisa membuang jemu
    dari hiruk pikuk dunia semu
    yang penuh orang-orang belagu

    BalasHapus
  11. kampung halamanku udah berubah banyak. warnet menjamur dimana2 dan jg cafe2 dimana bule2 pd nongkrong disana(dg kata lain ada minuman alkohol disana) dan diskotek. banyak anak muda yg bergaya punk street. menyedihkan... T______T stiap plg kerasa asing

    BalasHapus
  12. Serasa mendengar lagu-lagu Franky and Jane. Sungguh, aku jadi rindu lagu senada itu. Puisimu bisa dibikin lagu, nampaknya, Van ...

    BalasHapus
  13. damai rasanya kalo ngeliat hamparan pemandangan seperti itu. kapan kotaku bisa seadem itu ya??

    BalasHapus
  14. rindu keteduhan dan kedamaian seperti yg tergambar dipuisi indahmu mas ^^

    BalasHapus
  15. sebaris kalimat dalam nuansa kehangatannya karya abang sellau bikin blue kagum seperti blue mengagumi desa blue sendiri
    nice
    salam hangat dari blue

    BalasHapus
  16. O ya Bung Ivan pasu itu apa ya? Eniwei saya suka gambaran tentang desa itu dalam puisi.

    BalasHapus
  17. Komenku kok gak muncul ya.
    Bung Ivan pasu itu apa ya. Eniwei saya suka deskripsi desa pada puisi itu.

    BalasHapus
  18. desa yang selalu memberikan kedamaian hati membuat kita betah berlama-lama mengakrabi keindahan alam dan keasriannya dengan penduduk yang masih lugu dan bersahaja tanpa sifat dan nafsu angkara yang memenuhi kepala

    BalasHapus
  19. eh iya kang tempat tugasku masih seperi ini gan asri dikelilingi bentang pegunungan dan hutan yang masih rimbung dan sawah berbentuk sengkedang yang hanya mengandalkan curah hujan

    BalasHapus
  20. palampang seperti itu ya Bang kapan-kapan aku pingin ngajak blogger pinrang semua ke bulukumba tapi kapan ya bisa terlaksana soalnya mereka semua kebanyakan masih sekolah dan sebagian lainnya ya guru

    BalasHapus
  21. village = peace and full with kindness

    BalasHapus
  22. sudah lama tidak ke desa ayahku. terakhir kesana pas SD kelas 5. lama sekali ya...

    BalasHapus
  23. wah.. jadi ingat alam.. makasih atas kata-katanya.. ^^ beautiful..

    BalasHapus
  24. Indahnya alam yang natural, dimana embun menjadi penghubung antara alam dan para penghuni...

    BalasHapus
  25. wah berarti ga ada blogspot juga ya bang
    indahnya alam desaku

    BalasHapus
  26. jadi kepingin pulang...
    Rindu tempat kelahiran dan suasananya..
    Suasana yang masih terproteksi dengan hingar bingar kemajuan teknologi.

    BalasHapus
  27. aku skrang di kampung halaman ku nih sob..palopo sulsel..sekarang kampung ku benar2 berubah..dulu aku masih bisa menatap pematang sawah sekarang sudah berubah jadi perumahan...wih..desaku dengan udara sejuk telah berubah menjadi kota yg panas...

    BalasHapus
  28. merindukan suasana sperti itu. pancuran, pematang, bunga-bunga, embun dan orang-orang bersarung saat pagi.

    BalasHapus
  29. salam sobat
    makin rindu kampung nich mas,,kalau baca postingannya Indonesia di desaku ini.

    BalasHapus
  30. Dan Kini Hampir Seluruh Desa Di Indonesia Di Miliki Oleh Pemodal

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday