Sejarah Esai
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an semenjak seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang berisi beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Montaigne menulis dalam kata pengantar bukunya:
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an semenjak seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang berisi beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Montaigne menulis dalam kata pengantar bukunya:
"Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup" (dari "To The Reader").
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya.Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.
Tipe Esai
Esai Deskriptif: bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai biasanya membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek.
Esai ekspositori: esai yang menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan.
Esai naratif: menggambarkan suatu ide dengangaya bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif berupaya mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan
berdasarkan urutan kepentingannya.
Esai dokumentatif: memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu.
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya.
Tipe Esai
Esai Deskriptif: bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai biasanya membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek.
Esai ekspositori: esai yang menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan.
Esai naratif: menggambarkan suatu ide dengan
berdasarkan urutan kepentingannya.
Esai dokumentatif: memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu.
Langkah-langkah membuat Esai
1. Memilih Topik
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus?
2. Tentukan Tujuan
Tentukan tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
3. Tuliskan Minat Anda
Tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
4. Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada beberapa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan.Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.
5. Membuat Outline
Membuat Outline dibutuhkan oleh sebahagian penulis meski sebahagian besarnya lagi tidak pernah melakukannya sebab tujuan dari pembuatan outline hanya meletakkan ide-ide dari topik ke dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
6. Menuliskan Tesis
Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:
* Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia , Korupsi di Indonesia
* Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
7. Menuliskan Tubuh Esai
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.
Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
* Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi d Indonesia ”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”
* Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
* Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi
* Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
* Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
8. Menulis Paragraf Pertama
* Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
* Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
* Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam
* membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
* Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
* Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.
* Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.
9. Menuliskan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.
10. Memberikah Sentuhan Akhir
Baca dan baca kembali naskah anda. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal? Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
Semoga bermanfaat. Maaf 'catatan kaki' ini terlalu panjang dan membosankan. Saya hanya ingin sekedar berbagi dan belajar bersama anda menulis esai.
referensi: Guide to Writing a Basic Essay, Index of Literary Terms
Nice post, lengkap bgt artikel nya...
BalasHapustlisanku masuk akal semua ngga ya? hehe kayaknya kok cuma dikit yang masuk akal :p
BalasHapusMampir baca bro..
BalasHapuswah, komplit nih penjelasannya.
BalasHapusseperti kuliah essay writing euy! >_<
yet, informatif sekali bru ^_^
nice post lah :)
eh, sekalian ngambil kapling kelima yah ^_^
BalasHapus*kabur*
Sangat bermanfaat sekali dan mau izin copy ya mas Ivan ? agar bisa terus dingat .
BalasHapus*Makasih banyak atas sharenya.
cool... wah penting banget nih bisa jadi sumber buat materi kuliah n pelajaran
BalasHapusWah..bener2 komplit, jadi pengen belajar nulis essai nih...makasih infonya mas...!
BalasHapuslama udh gak blogskating ini saya
BalasHapuslebih enak bikin esai informal, hehe, bebas lepas
weh teori esai sepanjang ini? mantaaaff.... yg paling sulit ya esai dokumentatif...!
BalasHapusivan, ada hadiah buatmu, silakeun dijemput yahh...jika berkenan :)
hem....manggut2 sambil memegang dagu aku membacanya...
BalasHapusthanks bro..
wah komplit kali bang,,
BalasHapusnice post..
lengkap banget nih Van...
BalasHapusmakasih atas sharingnya.
Makin mantap neh van. Jadi ingat pelajaran sekolah dulu, sebuah buku berjudul "Essay on Population"nya Thomas Robert Mathus. Dulu makna essay itu gak begitu dipahami.
BalasHapusArtikel mantap. Salam kenal buat semua.
BalasHapusLengkap banget! Bang Ivan, ijin copy...Trim's!
BalasHapusTernyata begitu banyak yatipe esay. tapi bisa tidak semua tipe itu digabung?
BalasHapusada kalanya orang menulis karena ada kesan "terpaksa" dulu baru ide2nya keluar. Dan ada juga yang sudah pinter menyusn kata2 sehingga sebuah cerita yang sepelepun bisa jadi sebuah cerita yang luar biasa
BalasHapusbermanfaat sekali bro.special calon-calon Esai yang masih ingin belajar.
BalasHapusKayaknya langkah yang nomer 3 itu yang sering saya lakukan.
Untuk semua. Terimakasih kunjungan dan komentarnya. Mari belajar bersama-sama. Salam hangat selalu.
BalasHapusMANTAP NEH..
BalasHapusJujur kukatakan tak bisalah aku menulis essay tapi bc tulisan jd bersemangat aku nulisnya
BalasHapus