Home » , » Di Februari Yang Hujan

Di Februari Yang Hujan

Posted By Ivan Kavalera on Jumat, 05 Februari 2010 | Februari 05, 2010

sedang mencoba saja melipat-lipat ingatan, pertemuan 
dan februari yang hujan. 
"itu metafora dari dialektika kesunyianmu, bukan?" tanyamu.
masih di sini kita bertangkupan dengan angin dari arah pantai.
seharusnya tak berjarak. seharusnya tak cemas.
sebuah hari mungkin akan tiba dan mengabarkan pertemuan berikutnya
dan seharusnya tak terduga. 
untuk sementara
beberapa dari hari-hariku lebih memilih menyiapkan garis-garis hujan
siapa tahu kelak diperlukan oleh kelopak matamu
sebagai airmata yang tak terencana. 

bulukumba, 5 Februari 2010



    ilustrasi:  http://agoez.carbonmade.com/
Share this article :

29 komentar:

  1. emang dasar ye...
    hujan tetap jadi inspirasi....

    dan terkadang sob....sebagian orang menyalahkan turunya hujan....

    sayang ye..bila kita masih menyalahkan hujan....
    rahmat kok disalahkan...

    BalasHapus
  2. airmata yang tak terencana itukah yang tengah kau siapkan bulan ini, Van?

    BalasHapus
  3. Aku harus membaca lebih dari sekali utk bisa memahami tulisan indah di atas.

    BalasHapus
  4. Air mata tak terencana.. itu air mata bahagia atau sebaliknya ya..?

    BalasHapus
  5. WAH...WAH...ada hujannya bung...aku suka bantet..sukses..

    dan
    salam hujan

    BalasHapus
  6. semakin susah di pahami,semakin indah,,

    BalasHapus
  7. Ya, bagi beberapa orang menikmati rinai hujan, meski membahagiakan, entah kenapa bisa menitikkan airmata tak terencana. Air mata yang akhirnya menghangatkan pipi. Salam saya buat si pemilik nair mata tak terencana dalam hujan itu van.

    BalasHapus
  8. dialektika kesunyian? bang......saya sadar...ternyata bang ivan memiliki keadaran spiritual dan sosial yang tinggi.....luar biasa......gmn nih bisnis online nya?

    BalasHapus
  9. Dan hujan pun berlari, mengejar pertemuan yang tak pernah terencana

    BalasHapus
  10. puisi yang sangat indah mas dengan deretan kata-kata yang penuh makna...

    BalasHapus
  11. Sobat memang hebat, "hujan" bisa di jadikan puisi yang indah...

    BalasHapus
  12. Semoga air mata tak terencana itu bukan air mata kesedihan , tapi air mata kebahagiaan...

    BalasHapus
  13. garis2 hujan..hmm...jadi air mata? wow....

    BalasHapus
  14. hujan ternyata tetap memberi inspirasi untaian baris kata yang indah...

    BalasHapus
  15. di desaku tiap sore hujan terus

    BalasHapus
  16. Sekali lagi hujan memberi inspirasinya. Keren puisinya Bung Ivan.

    BalasHapus
  17. Tulisan yg penuh makna mas......tersimpan arti yang dalam

    BalasHapus
  18. nice antara deru hasrat menggoda namun seakan ada jiwa disana
    keren
    sdalam hangat dari blue

    BalasHapus
  19. selalu menikmati rerintikan hujan :)

    semoga pertemuan berikutnya masih dalam kehangatan rerintikan hujan ^^

    met malming

    BalasHapus
  20. paaakk aku link yah heheh maapkan baru skrang linkk

    BalasHapus
  21. ko ga ngerti y. udh bc 2x ttp aja.
    tp gw suka ujan, suka puisi ujan, suka cerpen ujan, suka dinginnya ujan, suara ujan.
    selalu memberi ketenangan dan inspirasi.
    ikutan follow y. thks

    BalasHapus
  22. suara hujan kalo didengarkan punya irama juga dan kadang enak didengernya. Paduan suara kena genteng, kena daun, kena lantai, kena ember.. hmm..

    BalasHapus
  23. airmata yang tak terencana itu,biasanya airmata bahagia ya bro?atau malah sebaliknya?hehehe

    BalasHapus
  24. emang hujan itu turun dengan jutaan makna,.... luar biasa...

    BalasHapus
  25. hujan ga hujan yg penting ngeblog! :D

    BalasHapus
  26. hemmm, mudah2n pertemuan berikutnya bakal indah tanpa air mata ya bang...

    BalasHapus
  27. puisi yang bagus mas...
    salam sejahterah... : )

    BalasHapus
  28. saya juga senang hujan, dan tentunya sajak dengan katakata hujan didalamnya :)

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday