Home » » Aku Bukanlah Gitar Yang Tiap Hari Selalu Kau Peluk

Aku Bukanlah Gitar Yang Tiap Hari Selalu Kau Peluk

Posted By Ivan Kavalera on Sabtu, 24 April 2010 | April 24, 2010


Lelaki tampan dengan suara merdu dan kemampuan memetik gitar. Perempuan mana tak jatuh hati? Semua begitu indah di awal. Belakangan sang perempuan sadar, kekasihnya lebih memilih yang lain. Bukan wanita idaman lain, tapi yang dipilih sang pria: gitarnya sendiri. Ditambah kelakuan playboy si pria, perempuan itu pun termehek-mehek di akhir cerita.

Cerita klasik dan sederhana itu menjadi plot lukisan komik Bambang “Toko” Witjaksono. Tema Titian Muhibah diusung Bambang dalam pameran lukisannya yang digelar di Langgeng Gallery di Jakarta Art District, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, sepanjang 8-30 April ini.

Karya Bambang merupakan reproduksi dari komik Akhir yang Tragis karya Jan Mintaraga. Bambang, pengagum berat Jan, memproyeksikan komik itu di atas kanvas berukuran lebih dari 1 meter persegi. Sapuan akrilik digunakan untuk mempercantik 12 lukisan yang dipamerkan. “Saya meminjam visual komik, tapi ceritanya saya bikin sendiri,” katanya. Penekanan cerita ala Bambang pada gitar dan perjalanan cinta sepasang kekasih.

Nostalgia komik roman mampu dimunculkan dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta tersebut. Pencapaian yang cukup mengagumkan karena mampu menyeleksi satu buku komik menjadi tinggal 12 frame. Sayang, keterbatasan ruang di Langgeng Gallery membuat tak semua lukisan dipajang. Bahayanya, penikmat lukisan akan kehilangan alur cerita.

Keklasikan komik dijaga dengan mempertahankan sosok-sosok pada 1970-an, seperti tergambar dalam Akhir yang Tragis. Sang perempuan kerap digambarkan dengan rok di bawah lutut, rambut terkepang, atau berbandana besar. Adapun prianya dihadirkan dengan rambut berjambul dan kemeja lengan panjang dengan kancing atas terbuka.

Bambang juga menampilkan warna-warna pastel nan lembut dalam lukisannya. Misalnya, dalam lukisan berjudul Merdunya, Bambang menggunakan warna oranye pada gitar si pria, termasuk barisan fret-nya. Kemeja lelaki itu berwarna pink menyala. Begitu juga dengan rok terusan sosok perempuan yang terlihat jauh. Latar belakang langit biru cerah menambah ngejreng lukisan tersebut.

Layaknya komik, Bambang pun menghadirkan teks dalam lukisannya. Beberapa kali dialog tercipta antara laki-laki dan perempuan. Tapi tak jarang monolog. Teks dalam lukisan Bambang berhuruf kapital dan cenderung sama dengan judul lukisan. Terkadang panjang, terkadang singkat. Bambang sebenarnya bisa memilih salah satu, judul saja atau lukisan saja.

Pada beberapa gambar, penghilangan itu akan tetap mampu menjaga pesan visual dalam lukisan. Ini terlihat pada lukisan Tangannya Selembut Salju, yang menggambarkan pasangan kekasih sedang berpegangan tangan. Dengan membaca judul saja, pesan lukisan mampu ditangkap dengan mudah.

Bambang tak jarang menyisipkan unsur puitis dalam teks. Contohnya, dalam Aku Bukanlah Gitar, teks yang dibuat Bambang untuk menunjukkan suasana hati sang perempuan berbunyi: “Aku bukanlah gitar yang tiap hari selalu kau peluk”.

Dalam lukisannya, Bambang terlihat sangat memperhatikan angle. Dalam lukisan Mulailah Kejengkelan Itu, misalnya, pertemuan dua kekasih digambar dari luar rumah dengan posisi agak ke atas. Pohon yang beberapa rantingnya tak berdaun lagi menjadi latar depan, berpadu dengan terali rumah yang tergambar hitam. “Saya tak ingin menggambarkan karakter komik dari depan saja,” kata pendiri grup komik Apotik ini.

sumber: www.tempointeraktif.com

Share this article :

23 komentar:

  1. Hmm,kekuatan imaginasi para pelukis memang luar biasa unik.

    BalasHapus
  2. Sampai sekarang masih belum bisa menikmati lukisan..

    BalasHapus
  3. Lukisan gitar yang indah sob... Sayang aku kurang begitu mengenal para perupa

    BalasHapus
  4. Hm, kelihatannya pamerannya menarik van.

    BalasHapus
  5. saya msh belum memahami makna yg tersembunyi dari sebuah lukisan,...kadang saya hanya bisa mengagumi saja....

    BalasHapus
  6. lukisan atau puisi perlu epekaan yang tinggi untuk bisa menangkap pesan yang terkandung didalamnya

    BalasHapus
  7. aku suka lihat oranmg main gitar tp aq sendiri g bisa main gitar

    BalasHapus
  8. salam sobat
    selalu dipeluk itu tandanya sayang mas,,,
    seperti gitar,dimanapun dipegang dan dipeluk saat dimainkan.

    BalasHapus
  9. Baca judulnya koq aku langsung teringat guling ku di kamar ;)

    BalasHapus
  10. pengen ngeliat gambarnya van..*penasaran...* spertinya jadul is the best :)

    BalasHapus
  11. hebat ya...bisa memadukan gambar dan kata

    BalasHapus
  12. bahkan lukisan itu sangat ekpresif

    BalasHapus
  13. Jadi pengen lihat lukisannya secara lengkap...

    BalasHapus
  14. Sepertinya aku belum pernah melihat pameran lukisan komik deh...

    BalasHapus
  15. kreatip banget ya Mas Bambang nih..
    sepertyinya menaik deh menyaksikan pameran komik yang seru abis...

    BalasHapus
  16. emang salut dech kalau ngomongin seniman..

    BalasHapus
  17. kasian si wanita, di duakan sma si Gitar sexy hihihii.. bener bener pecinta seni deh, kalo aku mandang lkukisan ya diliat aja hehehe

    BalasHapus
  18. Tapi aku adalah penikmat suara gitar yang setiap petikan dawainya membuat hati ini tenang bak para malaikat yang menikmati tajam lembutnya harpa-harpa surga......bussssseeettttttt

    BalasHapus
  19. mungkin karena aku bukan pengamen ya? sehingga tidak bisa memeluk gitar setiap hari

    BalasHapus
  20. Hm....sampai saat ini saya belum pernah berhasil "Melukis Cahaya" sang Pelukis

    BalasHapus
  21. keren lukisannya ya mas...menyimpan makna tersendiri..........

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday