Anak-anak telah kehilangan banyak ruang. Salah satu ruang itu adalah humanisme. Contoh paling memiriskan adalah tayangan media mengenai anak-anak yang dihajar aparat satpol PP. Bahkan ada pula di antara mereka ikut bahu membahu bersama orang dewasa mengamuk melawan petugas dalam peristiwa kerusuhan Tragedi Koja, Jakarta Utara kemarin.
Ruang lainnya bagi anak-anak yang lebih tergerus lagi yakni ranah seni budaya . Untuk itu seniman muda Musfiq Amarullah menggelar pameran tunggal bertajuk Chilhood Toys di
Tembi Rumah Budaya di Jalan Gandaria I/47, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Pameran seni rupa yang menampilkan karya-karya lukisan tentang
permainan tradisional anak itu berlangsung sepanjang 8 – 27 April 2010.
Dalam
karya-karyanyan, Musfiq menyuguhkan permainan tradisional anak, yang
kini keberadaannya sudah mulai tenggelam. Dunia anak-anak digambarkan
terdiri dari seperangkat permainan beserta beberapa simbol pendukung
yang menggugah ingatan para pengunjung untuk kembali ke masa kecilnya
dulu.
Menurut
Musfiq, konsep karya-karyanya itu berawal dari ingatan pengalaman masa
kecilnya dengan permainan yang dimainkannya, yang keberadaannya
sekarang sudah hampir punah. “Saya ingin mengingat kembali permainan
waktu kecil dulu,” katanya. “Permainan tradisional kini sudah jarang
dimainkan lagi oleh anak-anak, karena mainan anak sekarang bentuknya
lebih canggih dan modern.”
Dalam pameran tunggal perdananya itu, Musfiq menampilkan sekitar 13 karya lukisan, di antaranya berjudul Lempar Gasing, Bola Bekel, Kelereng, Hompimpa, Halo-haloan, Yoyo, dan Egrang.
Dalam
salah satu karya lukisannya Musfiq bercerita bagaimana permainan
tradisional sekarang ini tergantikan karena perkembangan jaman yang
selalu berubah hingga memunculkan variasi permainan yang lebih modern.
“Kalau
dulu mainan anak bisa kita buat dengan bahan-bahan seperti bambu,
batang pohon, kaleng bekas dan sebagainya, tapi kalo sekarang semuanya
serba instan,” ujarnya menjelaskan.
Hal itu ia gambarkan dalam lukisan bertajuk Tergantikan. Dalam lukisan itu digambarkan beberapa permainan tradisional dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat dan sebuah stick Playstation. ”Ini menggambarkan permainan tradisional yang kian tergerus jaman,” kata Musfiq.
sumber: www.tempointeraktif.com
semua memang ada zamannya ya bos... beberapa dekade ke depan, playstation pun akan menjadi kenangan indah anak cucu kita nanti :(
BalasHapusMoga permainan anak2 bisa mengasah pikiran mereka...met ngopi pagi mas..
BalasHapusmainan anak-anak sejatinya memang dapat mengasah keterampilan dan kepekaan rasa, seperti mainan anak zaman dulu. Tapi, sekarangpun tersedia mainan yang mengasah, sayangnya karena instan, jadi mahal.
BalasHapusSelamat pagi, Ivan ...
-_-_-_-_-_-_- cosmorary.com -_-_-_-_-_-_-
BalasHapus*******Salam ‘Blog’!!*******
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
TEman. Saya hanya mau menginfokan. Blog saya benar-benar sedang hancur. Semua artikel hilang. Diganti dengan artikel aneh entah darimana.
Saya hanya berharap jalinan silaturahmi yg tetap dari semua, sembari saya berusaha memerbaiki blog itu.
Soalnya di hack.
-_-_-_-_-_-_- cosmorary.com -_-_-_-_-_-_-
hiks sedih neh...
BalasHapusjadi inget lagu iwan fals yang tentang mainan ank2...
BalasHapusbola bekel? tuh mainanku wkt kecil. kok, gak ada congklak?
BalasHapusSayang sekali permainan tradisional yg dulu sering dimainkan anak2 sekarang jadi tidak menarik lagi bagi anak2...
BalasHapusPengen tahu gimana kalau permainan anak2 "dipindahkan" ke kanvas ya..?
BalasHapussaya dulu masih sempat merasakan permainan tradisional yang mulai funah sekarang ini.
BalasHapusdan mudah-mudahan saja dengan adanya pameran seni ini, mainan tradisional bisa dicintai lagi oleh para anak-anak sekarang ini. amien :)
Blog dan beritanya keren
BalasHapusMasih Ada Gak Sih Anak kota yang main congklak?
BalasHapusselalu ingin bertemu denganmu,bang
BalasHapuskapan y
salam hangat dari blue
seharusnya permainan2 seperti itu diberdayakan..
BalasHapushmm..
Lukisannya,mengingatkanku waktu masa kecil..main layangan ramai-ramai.Hmm...
BalasHapusMiris ya melihat anak2 kita saat ini, tapi semua adalah dari perubahan yang alami dari kehidupan, kehidupan saat kita dulu dan kehidupan anak kita saat ini begitu beda jauh cara permainan yang dimainkan.
BalasHapus-_-_-_-_-_-_- cosmorary.com -_-_-_-_-_-_-
BalasHapus*******Salam ‘Blog’!!*******
Teman. Cosmorary.com dihack. Saya tidak bisa masuk ke dashboard saya.
Sepertinya password sudah diganti sama yang nghack.
Jiks...BIngung mau gimana...
Dan yang lebih parah lagi...SEMUA articles saya hancur berantakan, check COSMORARY.com
ARTIKELNYA semua berubah dalam bahasa INGGRIS yang hancur sekali GRAMMARnya....
Phew.....
Tapi, saya sudah melaporkan ke pihak yang berwajib
Proses mungkin membutuhkan minimal 3 hari-2 minggu.
Tapi saya bakal tetep blogwalking,
dan mohon saya tunggu blogwalking teman2 ke Cosmorary.com ya...
Walaupun di hack....
Ya sembari menunggu proses selesai.
-_-_-_-_-_-_- cosmorary.com -_-_-_-_-_-_-
Kita hanya bisa mengenang mainan anak2 dgn lukisan, yang dulu mainan tradisional raja di negara sendiri. Apalgi dgn gempuran mainan dr luar akibat perdagangan bebas membuat tenggelam dan sirna mainan tradisional kita. Namun, siapa yang peduli?
BalasHapusSayang sekali ya kalau suatu saat nanti, kita hanya bisa melihat permainan tradisional anak lewat lukisan2 seperti ini...
BalasHapusSinggah baca
BalasHapus