Seorang
kolektor naskah kuno Aceh, Tarmizi A. Hamid SP, di Banda Aceh,
mengatakan, semua naskah kuno bernilai sejarah tersebut milik
masyarakat yang dibawa saat mengikuti pameran dunia Islam di Brunei
Darussalam sekitar akhir tahun 2004.
"Naskah itu milik saya dan
milik kita masyarakat. Ketika itu kita ikut pameran dunia Islam.
Pameran itu sendiri diikuti dari berbagai negara, termasuk dari
Provinsi Aceh," kata Tarmizi, yang kini sedang berupaya mengembalikan
ratusan naskah kuno itu ke Aceh.
Menurut
Tarmizi, upaya mengembalikan naskah tersebut dapat dilakukan karena
ketika benda bernilai sejarah itu diserahkan bersifat sementara. Itu
terkait dengan bencana alam gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004
yang meluluhlantakkan Aceh dan menghilangkan ratusan ribu nyawa
masyarakat.
"Sangat dimungkinkah naskah itu kita kembalikan ke
Aceh. Saya mengharapkan dukungan untuk mengembalikan naskah ini
sesegera mungkin ke Aceh. Saya membantu melakukan hubungan dengan
Pemerintah Kerajaan Brunei Darussalam karena memang saya yang bawa ke
sana," Tarmizi menjelaskan.
Upaya mengembalikan sekitar 150
naskah kuno Aceh itu penting dilakukan mengingat ribuan naskah yang
tersimpan rapi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA) hancur
dan hilang ditelan bencana tsunami yang melanda sebagian wilayah
provinsi tersebut.
"Naskah kuno ini menjadi penting artinya
bagi masyarakat Aceh karena tidak sedikit naskah yang tersimpan di PDIA
kini sudah dibawa tsunami. Saya berharap semua naskah kuno Aceh yang
sekarang tersimpan di Brunei Darussalam dapat segera kembali ke daerah
ini," ujar Tarmizi.
Tarmizi mengatakan, berbagai naskah kuno Aceh
di Brunei Darussalam itu bisa dijadikan koleksi berharga bagi generasi
muda dan pemerhati sejarah, karena memiliki nilai Islami dan sangat
relevan dan mendukung pemberlakuan syariat Islam di provinsi tersebut.
Mayoritas
naskah kuno tersebut ditulis dalam bahasa Arab melayu dan sebagian
lainnya berbahasa Arab. Pengetahuan dalam naskah kuno itu juga aneka
ragam, termasuk masalah kajian perkembangan masa depan yang diprediksi
penulis naskah tersebut.
Tarmizi menambahkan, tak sedikit
kandidat doktor negeri jiran Malaysia yang melakukan kajian dan
penelitian bagi penulisan disertasi untuk menyelesaikan program studi
S3. Mereka rata-rata datang untuk mengkaji sekitar 200 naskah kuno yang
kini tersimpan di rumahnya.
(berbagai sumber)
Semoga cepat kembali!
BalasHapusThanks Informasinya Sob....Menarik nih......
BalasHapusSemoga pemerintah cepat tanggap dengan hal ini
BalasHapusWah..sayang memang kalau sampai peninggalan sejarah seperti tidak kembali lagi, yang rugi generasi2 muda. Saya pernah denger naskah2 kuno seperti banyak juga yang terbawa ke Belanda, apa betul tuh mas !?
BalasHapusSalam hangat & sukses selalu...
Jangan sampai naskah itu di akui milik Brunei dahulu baru pemerintahan kita mengambil tindakan...
BalasHapussemoga pemerintah cepat tanggap sblm terlambat
BalasHapussemoga naskah itu cepat kembali
(amin)
Yah, banyak naskah kita yang tidak terjaga. Simboer Tjahaya kinipun gelap.
BalasHapussemuanya berhrap tanggapan pemerintah secepatnya
BalasHapussalam sobat
BalasHapuskok bisa ya,,naskah kuno Aceh tersimpan di Brunai dausallam?
Aceh kecolongan ,,,
Naskah kuno Aceh tersebut bukan milik rakyat Aceh namun milik kita bangsa Indonesia. Harus ada tindak lanjut secepatnya agar naskah tersebut tidak pergi kemana-mana dan harus kembali ke Aceh lagi.
BalasHapusperlu diperjuangkan ini...
BalasHapusselamat malam mas iva,...
BalasHapusmakasih sudah membaginya disini,nice info mas.
lama gak bloging,aku berkunjung karena haus informasi yg biasanya bisa kutemukan di sini....
pemerintah hrus segera turun tangan nih....
BalasHapusKok ada di Brunei ya? Gara-gara Tsunami? Aneh juga ya bisa kebawa ke Brunei?
BalasHapusMampir cari info bermanfaat.
BalasHapuswah.. nasakah kuno tentang Aceh. Tempat kelahiranku, t4ku dibesarkan.
BalasHapuslove it. ^^
kapan neh pemerintah bakal ngambil lagi yah?? kan tu cm dititipak sementara :D
Kita mengharapkan kerja sama semua pihak, agar artefak islam, budaya, sejarah yang sangat langka ini bisa terselamatkan. Saya yakin dan percaya koleksi saya itu berada dalam kondisi yang cukup aman dan terpelihara, melalui media ini saya mengucapkan terima kasih banyak atas segala respon dan partisipasi yang sangat membangun akan kekayaan khazanah kita ini.
BalasHapusTarmizi A.Hamid
Bbukan pemerintah sih yang sebenarnya harus cepat-tanggap dalam mengambil tindakan. Tapi kita sebagai generasi muda yang saat ini merasa memiliki peninggalan sejarah itulah yang seharusnya cepat mengambil tindakan. Mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan yang seharusnya, contohnya. Karena saat ini, kitalah yang lebih mengerti apa yang sedang kita hadapi saat ini. tTapi bukan berarti kita bisa mengambil keputusan sendiri dalam mengambil tindakan.
BalasHapus