Home » » Refleksi Mafia Dalam Kekuasaan

Refleksi Mafia Dalam Kekuasaan

Posted By Ivan Kavalera on Sabtu, 17 April 2010 | April 17, 2010


Seorang laki-laki bertopeng dengan setelan jas abu-abu itu berada di sungai. Air hitam merendam bagian pinggang ke bawah. Tangannya memegang topi jenis fedora yang senada dengan warna jasnya. Topi itu dipasangkan ke pria lain di sebelah kirinya, yang juga terendam air hingga dada. Laki-laki bertopeng itu seolah sedang menahbiskan pria tersebut. Senyum bangga pun terlihat dari si tertahbis. Tapi dia tak sadar. Di bagian atas topi itu tergambar cross hair target. Dari balik sebuah pohon, seorang lelaki mengarahkan shotgun ke arah cross hair itu. Posisinya siap tembak. Sekali tembak, tentu kekuasaan yang baru diraihnya lenyap seketika. Anehnya, senyum dan arah mata dalam topeng sang penahbis seperti menyetujui tindakan si pengintip.

A Real Power Can't be Give, It Should be Take, judul lukisan tersebut. Sang pelukis, M. Lugas Syllabus, seolah menggambarkan kekuasaan yang siap direbut pihak lain. Dunia kekuasaan inilah yang digambarkan perupa kelahiran Bengkulu, 23 tahun lalu, itu dalam pameran tunggal di galeri Art Seasons, Permata Hijau, Jakarta, sejak 24 Maret lalu hingga 24 April mendatang.

Mengusung tema "Welcome to The Family", Lugas menggambarkan kekuasaan dalam dunia keluarga mafia dengan akrilik di atas kanvas. Lugas seperti terinspirasi oleh Don Corleone, tokoh fiksi gembong mafia dalam novel The Godfather karya Mario Puzo. 

Dalam The Don Dinner, Lugas menampilkan pemimpin mafia itu dengan tatapan tajam dan tangannya terkatup di atas meja makan. Tiga lelaki anggota keluarganya berdoa dengan tangan memegang pistol terangkat ke dagu. Seperti berharap Don membagikan peluru dari piring di depannya. Kreativitas Lugas ditambah suasana kelam melalui tembok kecokelatan plus hijau lumut terlihat nakal, menarik, sekaligus menunjukkan gairah ide yang meluap.

Lugas juga merefleksikan kepicikan pertemanan seperti yang terjadi dalam dunia mafia. Dalam Never Trust The Goldhand, digambarkan dua orang tengah berjalan bersama. Tangan lelaki yang satu menempelkan tanda target--pengulangan dari A Real Power Can't be Give, It Should be Take--di punggung lelaki lainnya. Simak juga XOXO (peluk-cium), yang menampilkan satu orang memandangi temannya, yang membuka jaket sepanjang lutut. Si teman ternyata membawa senapan, granat, dan bom waktu.

Selain memajang lukisan, Lugas memamerkan karya tiga dimensi yang tak lepas dari dunia kekuasaan, misalnya I Ki$$ Your Hand, yang menunjukkan seekor kucing dengan kaki depan terangkat tengah menjilat tangan manusia berkepala anjing yang berdiri pongah. Berbahan fiberglass, karya ini mencerminkan kondisi permusuhan yang kerap dibungkus kepatuhan. Tanda "$" dalam judul menunjukkan jilatan dilakukan kepada mereka yang punya uang dan kuasa.

Begitu juga dengan We Got Company, yang menampilkan satu pria berjas dengan dasi merah tengah disambut tulang tangan yang saling berangkulan. Tapi tangan-tangan itu setiap saat siap mencekik si pria. Dari dua karya nonlukisan ini, Lugas terlihat sangat sinis menyoroti kepalsuan dan perilaku jilat-menjilat.

Hampir di semua lukisan, Lugas menghadirkan gambar lain berukuran mini. Dalam Self Decision, misalnya, ditampilkan satu dari empat Dalton dalam komik Lucky Luke. Ia seperti menari di atas pundak seorang hakim, yang kedua tangannya berjabat di pinggang belakang. Gambar mini ini tentu bukan sekadar hiasan, melainkan membantu penyampaian pesan lukisan. "Saya menggunakan tokoh-tokoh yang hidup di zaman saya," ujar Lugas.


sumber: www.tempointeraktif.com



 Award Api Semangat dari Bang Pendi


Terimakasih ya, bang Pendi. Bagi yang belum kebagian award ini, silahkan diambil. Tentunya jika berkenan.

Share this article :

26 komentar:

  1. mafia, yakusa dan kartel sudah lama sangat berperang penting didalam kekuasaan dibeberapa negara diluar negeri

    BalasHapus
  2. Mafia dalam kekuasaan ternyata bisa juga dilukiskan, kapan-kapan pelukis indonesia harus membuat lukisan mafia kasus.

    BalasHapus
  3. Selamat atas awardnya dulu Mas ivan. Semoga semangat ngeblognya semakin berkobar seperti logo awardnya!

    Membaca postingan mafia dia tas, mengingatkan saya pada novel Topan Marabunta karangan Afifah Afra Amatulah. Diksi Mafia, seolah digambarkan dengan mata yang kejam dan hati yang sadis, entah benar atau tidak pengammbaran itu...

    BalasHapus
  4. Kalo saya jadi inget Mafia Wars di FB neh Mas Ivan... hehehe

    BalasHapus
  5. salute dah tuk Lugas... hehehe

    BalasHapus
  6. Hufff,iya,seru banget tuh film The Godfather.Aku sampai nonton 2 kali...:D.Liku-liku kehidupan mafia gak jauh beda dengan politik sekarang.selamat ya awardnya...

    BalasHapus
  7. Film yang bagus mas..dan selamat ya mas atas awardnya..

    BalasHapus
  8. Selamat untuk awardnya Van...
    Salut buat Lugas.

    BalasHapus
  9. selamat aja deh untuk awardnya,

    siapakah ya " don corleone "nya indonesia ?

    BalasHapus
  10. wow
    keren gambar dan pemaparannya

    dan selamat unk awardnya ^^

    BalasHapus
  11. met pagi kawan,

    mafia yak, sku tsu ns cuma the god father,heee

    nice, slmat ak awardna...

    BalasHapus
  12. mafia memang selalu menakutkan.. apalagi kalau sudah menggurita ke bidang hukum ckckck

    BalasHapus
  13. baguss ya lukisannya... sederhana tapi maknanya dalem.

    Selamat ya awardnya, aku juga dapet tp belum sempet majang T_T

    BalasHapus
  14. selamat ya awardnya.. aku juga dapet tapi belom sempet dipajang... hehehehehhe

    BalasHapus
  15. lukisan dengan tema yang sangat bermakna. hebat..
    dan selamat dapet award yah... :)

    BalasHapus
  16. Mafia ada dimana-mana ya van, penggambarannya bisa dimana-mana juga. Postingan mantap sobat. Selamat atas awardnya.

    BalasHapus
  17. topik2 yang bermau mafia kesukaan saya tuh bang. Have a nice weekend to you too...

    BalasHapus
  18. selamat untuk awardnya...^^

    jilat menjilat bagi sebagian orang untuk memuluskan apa yg diinginkan masih bnyak disekitarku.. fiuhh..menjengkelkan.

    sekalian ku follow yah...sudah maen n komen ke blog aku,makasiiiii

    BalasHapus
  19. ya ampun kritisnya sang seniman bengkulu, salut banget!!

    BalasHapus
  20. Di Republik ini ada Markus (Mafia Rakus Yang Harus Diberangus)!!!

    BalasHapus
  21. datang mengunjungi sahabat ku...semoga sehat slalu...amin..

    BalasHapus
  22. tema mafia sekarang memang lagi top markotop

    ternyata Indonesia tercina tak kurang mafioso-nya

    Mungkin kebanyakan mbaca Banyak Jalan Menuju Roma: akibatnya mafia sisilia muncul dalam bentuk lain: mengisap duit rakyat untuk diri dan keluarganya

    BalasHapus
  23. wow..., selamat ya atas awardnya..., semoga semangat blogger indonesia bisa berapi-api..

    btw, salam kenal dari sahabat bloggermu di http://shiddiqblog.com

    BalasHapus
  24. Di tunggu mas berita terbarunya.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday