Home » » Novelis Saudi Melabrak Tabu

Novelis Saudi Melabrak Tabu

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 08 Juni 2010 | Juni 08, 2010

 
 
Di negeri tempat sinema dan teater dilarang dan kebanyakan bentuk ekspresi publik disensor, para novelis Arab Saudi menikmati popularitas baru dengan menabrak tabu lewat novel-novel yang berani.

Walaupun kebanyakan karya itu tetap dilarang beredar di toko-toko buku di kerajaan muslim ultra-konservatif itu, para pecinta buku membelinya dari negara Arab lain di tempat buku itu dijual bebas.

Salah satu novel itu, Dia Melempar Bunga Api karya Abdo Khal, tak terbendung saat maju merebut Hadiah Internasional untuk Fiksi Arab tahun ini pada Maret lalu. Ini penghargaan sastra dunia Arab yang setara dengan Booker Prize.

Karya itu mengangkat kesenjangan antara yang sangat kaya dan yang sangat papa di Saudi yang, menurut pendapat juri penghargaan itu, menjadi sebuah "novel satiris yang sangat memilukan". "Buku itu memberi pembaca sececap kenyataan yang mengerikan dari dunia istana yang berlebihan" dan "kisah kemarahan dari orang-orang yang diperbudak olehnya, yang terseret oleh janji glamornya," kata juri dalam pernyataan tertulisnya.

"Ada generasi novelis baru yang menggunakan bahasa yang baru, sederhana dan langsung, dalam membahas subjek-subjek yang tidak disadari di masa lalu, seperti hak-hak seorang perempuan untuk jatuh cinta atau bekerja," kata Badriya al-Bishr, perempuan penulis Saudi.
"Novel itu menjadi jalan keluar. Dia mengungkapkan apa yang orang tak berani katakan, dan menabrak tabu," kata Bishr.

Novel terbaru Bishr, Swing, mengisahkan tiga perempuan Saudi yang merayakan kebebasan di Eropa. "Mereka ingin meniru lelaki dengan menolak larangan-larangan atas seks dan alkohol, karena makin keras tekanan yang mereka terima, makin jauh menyimpang konsep kebebasan itu," kata Bishr tentang tokoh-tokoh dalam novelnya.

Seperti kebanyakan novel-novel yang berani di sana, buku-buku Bishr juga dilarang di Arab Saudi. Di negeri itu orang yang berpacaran akan diciduk oleh oleh polisi syariah. Alkohol dan gambar-gambar telanjang dan seks juga dilarang keras dalam segala bentuk. Tapi, beberapa buku bebas dari larangan selama pasar buku tahunan Riyadh.

Novelis-novelis tertentu dituduh oleh media telah sengaja melanggar larangan ini demi popularitas, tapi Bishr menilai bahwa dalam kenyataannya orang-orang sebenarnya jauh lebih berani ketimbang novel-novel itu.

Novel pertama yang mengangkat kehidupan rahasia para gadis-gadis Saudi ke rak-rak buku seluruh dunia Arab adalah Gadis-gadis dari Riyadh karya Rajaa Sanea pada 2005. Novel itu, berdasarkan serangkaian surat elektronik empat orang gadis, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada 2007 dan kemudian ke bahasa Prancis.
 
Namun, sebelum generasi novelis baru ini sebenarnya banyak pengarang Saudi yang sudah terkenal. Yang paling terkenal adalah Abdelrahman Munif (1933-2004), yang novelnya, Kota-kota Garam menggambarkan bagaimana penemuan minyak bumi telah mengubah kehidupan para pengembara di Semenanjung Arab.

Tapi, para novelis baru ini tak malu-malu untuk membahas ketegangan religius dan sosial yang terjadi di masyarakat Saudi, terutama para perempuan yang dilarang menyetir mobil dan tak dapat berjalan ke mana-mana tanpa didampingi kerabat lelakinya.

Perempuan-perempuan yang Dibenci karya Samar al-Megren, misalnya, membahas pengalaman mengerikan seorang perempuan Saudi yang ditangkap polisi syariah karena dia berani bertemu kekasihnya di sebuah restoran.

Beberapa novel menunjukkan keberanian yang mengejutkan, seperti Cinta di Arab Saudi karya Ibrahim Badi. Ia secara jelas mengurai dengan rinci tokoh protagonis perempuan yang berhubungan badan dengan kekasihnya sambil mengenderai mobil di ibu kota, atau si pria menyamar dengan burqa untuk menyusup masuk ke kamar kekasihnya.

sumber: AFP
Share this article :

27 komentar:

  1. Karya novel yang mnarik... Di kita ada ga novelnya ya.....!!! Keren Pokonamah.

    Kunjungan pagi ni.

    BalasHapus
  2. Novel yang ditulis Raja Saenaa itu keren bgt ditulis dg kata-kata yang indah

    BalasHapus
  3. iya,...aku juga baca novelnya rajaa saena ^^

    tak terbayangkan bagaimana wanita2 disana hidup dlm kungkungn bahkan jatuh cinta pun di larang.

    BalasHapus
  4. trims infonya, saya belum pernah baca satupun dari yang dikisahkan di atas. Kayaknya musti hunting nih ...

    BalasHapus
  5. huuftt.....seperti sesak yaa kehidupan disana heheheh

    tapi emang buku2 itu ....dengan tema yg penuh kontroversi...jadi menarik minat utk membaca...tapi ella belum kesampaian juga beli salah satu buku itu heheheheh

    BalasHapus
  6. wah, menarik banget kisahnya

    BalasHapus
  7. aduh masalah novel kok aku kurang sekali ya, kurang baca, kurang punya dan tentu saja kurang tahu untung ada blog ini yang membahas segala macam karya sastra mulai puisi, novel, seni rupa dan budaya-budaya lainnya

    BalasHapus
  8. Saya catat judul dan pengarangnya, siapa tau kutemukan saat refreshing di toko buku! Trims infonya menarik untuk perbandingan yang terjadi di Indonesia! Selamat berkarya dan sukses!

    BalasHapus
  9. Karena Tabunya kah hingga novel2 diatas menjadi menarik ya Mas...

    BalasHapus
  10. Makasih infonya neh Mas, Moga bisa membaca karya2 mereka, seberapa Tabukah... He

    BalasHapus
  11. wah, menarik banget kisahnya

    terimakasih

    BalasHapus
  12. ga pernah baca novelis dari Arab...cobalah nanti dicari..nice referensi

    BalasHapus
  13. Pada akhirnya pengekangan norma/nilai yang tidak pada tempatnya akan membuatnya justru mendobrak dan mencuat. Fenomena yang menarik. Sebagaimana saat karya Pramoedya Anantatoer dulu dilarang, di begara lain bisa diperoleh dengan mudah dan mendapat tempat yang baik.

    BalasHapus
  14. info yang menarik tentang novel arab ni,menambah pengetahuan tentunya...

    BalasHapus
  15. keren sahabat infonya....
    menarik ini untuk disimak

    BalasHapus
  16. menurut pengetahuanku,bertahun menjajaki Saudi,tidaklah separah apa yang tertulis dalam novel2 terlarang itu bro.Dan para novelis2 itu justru mereka tinggal di luar Saudi.

    BalasHapus
  17. mesir mengawali dengan perempuan di titik nol dan sang nabi!
    hiks....punya bukunya nggk mas? aku cuma ada yang gadis riyadh!
    hhmmm.....kapan yan bisa menikmati secangkir kopi smabil membaca buku dengan mas ivant? hehehehehehehe

    BalasHapus
  18. Kayanya aku udah pernah baca novel ini Sob..... tapi waktu itu yg aku baca bukan jenis novel sih tapi True Story...pokoknya ceritanya sama tuh.....

    slam knal juga Sob...makasih udh mampir...aku follow sekalian(Dj Site).....Follow balik ea Sob...happy blogging......

    BalasHapus
  19. woalah,,,,

    novel novelan,,,,

    BalasHapus
  20. Sebuah pengekangan tanpa alasan selalu akan menghasilkan sebuah pendombrakan, baik dalam sikap maupun dalam karya.. Seperti biasa, nice info

    BalasHapus
  21. wow, terlalu melebih"kan :|

    BalasHapus
  22. hello bang Ivan..mampir

    BalasHapus
  23. waaaah jadi melanggar tabu
    hmmmmmm....

    BalasHapus
  24. mungkin kalau melanggar tabu dikit gak apa apa ya gan

    BalasHapus
  25. Nice Info sobat.. Saya baru tahu disini.. Trimakasih sekali lagi tntang pntahuan baru ini..

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday