Home » » Novel 'Bugisku Tak Sekadar Pinisi' Karya Jac

Novel 'Bugisku Tak Sekadar Pinisi' Karya Jac

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 19 Oktober 2010 | Oktober 19, 2010





Memahami Bugis dalam sebuah novel? Tunggu saja Novel 'Bugisku Tak Sekadar Pinisi' Karya Jac. Jacqueline Tuwanakotta adalah novelis asli Ambon, Maluku. Jac, demikian namanya disapa, Ia mantan  pramugari pesawat Garuda. Sudah 15 tahun Jac menekuni profesi yang telah membawanya keliling Indonesia dan dunia ini. Rupanya, syndrome jenuh juga menghinggapinya sehingga memilih beralih profesi sebagai penulis novel.

Sudah sebulan lebih dia di Makassar untuk merampungkan novel yang ditulisnya sejak setahun lalu. Meski bukan asli Sulsel, namun memilih menulis novel mengenai budaya Bugis.

Novel itu diberi judul "Bugisku Tak Sekadar Pinisi", yang rencananya akan diluncurkan 12 November mendatang di Kampus Unhas. Jac  memang asli Ambon tetapi lebih tertarik menulis novel tentang kebudayaan Bugis. Alasan  Jac, di Indonesia hanya ada dua daerah yang kebudayaannya diakui dunia sangat unik dan tua yakni Bugis dan Batak.

Dalam novel setebal 200 halaman itu, Jac lebih banyak mengupas tentang pesan yang terkandung dalam epos I La Galigo.  Jac juga banyak menceritakan tentang kehebatan perahu pinisi yang menjelajahi dunia. Padahal, perahu tradisional tersebut tidak menggunakan paku, melainkan pacak sebagai alat untuk merekatkan kayu sebagai bahan utama perahu.
Daya tarik lainnya bagi Jac sehingga banyak bercerita soal pinisi, karena ternyata pinisi ini dibuat oleh orang Lemo, Bulukumba. Sementara yang menggunakan perahu tersebut adalah Sawerigading yang berasal dari Luwu.

Agar novel yang ditulisnya lebih mengena di hati para pembaca novel di daerah ini, Jac mengaku sempat menetap di Tanjung Bira, Bulukumba, selama sepekan. Dia lebih banyak bergaul dengan nelayan guna melengkapi referensi novelnya. Tak hanya di Bira, Jac juga sempat masuk ke kawasan Ammatoa Kajang. Untuk merampungkan novel tersebut, ia butuh waktu satu setengah tahun. Jac mengaku, menulis novel tentang Bugis ini cukup sulit.

Share this article :

14 komentar:

  1. Makasih infonya seperti biasa, menambah pengetahuan tentang novelis indonesia.

    Apakabarnya ?

    BalasHapus
  2. saya yakin novel ini akan berkembang di tanah bugis..dan daerah lainnya..

    BalasHapus
  3. siapa yang tak akan terkenang sampai tua kalau sudah ke Bulukumba akupun yang baru beberapa kali rasanya masih terasa karang-karang kecil pada Tanjung bira , keunikan bonto bahari dan bonto tiro , Novel yang sangat wajib baca ini

    BalasHapus
  4. Mas senang bisa mampir ke blog ini. Semoga bisa banyak belajar sastra:).
    Hmmm...saya sudah pasang link ini di blog saya dan sudah follow. Link balik dan follow balik mas:)
    Thanks. mampir lah ke blog saya mas, bagi ilmunya saya pemula belajar sastra:)

    BalasHapus
  5. wah salut, ternyata dari pramugari beralih menjadi penulis, bukan suatu hal yang mudah menuangkan pikiran kedalam bentuk tulisan, seperti jg pemilik blog ini, sangat hebat, tulisannya di blog ini lumayan banyak.

    BalasHapus
  6. salam kenal kawan n selamat beraktifitas

    BalasHapus
  7. blognya keren
    langsung izin follow
    jika berkenan follow balik ya
    terima kasih

    BalasHapus
  8. Kayaknya keren novelnya.
    Pengen beli.. :)

    Thks atas kunjungannya ke blog saya.
    Ijin follow..

    BalasHapus
  9. blue tuh selalu bersemangat jika membicarkan sastra karena blue pengen be;lajar
    salam hangat dari blue
    p cabar

    BalasHapus
  10. Wah klo novelnya justru ditulis sama orang ambon dan bukan org bugis kayanya justru lebih menarik dibaca tuh hhe... udah keluar di toko bku blum Sob?

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday