Home » » Sastra dan Seni di Balik Revolusi

Sastra dan Seni di Balik Revolusi

Posted By Ivan Kavalera on Kamis, 21 Oktober 2010 | Oktober 21, 2010

Bagaimana pun Sastra dan seni pada umumnya tidak bisa dilepaskan dari persoalan politik. Sastra dan seni memiliki kontribusi dalam perkembangan kebangsaan suatu negara. Semisal Gerakan Romantisme yang merupakan sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. 

Gerakan ini mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan, serta menganjurkan epistemologi yang didasarkan pada alam, termasuk aktivitas manusia yang dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi. Ia dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Pencerahan dan mengagungkan medievalisme serta unsur-unsur seni dan narasi yang dianggap berasal dari periode Pertengahan. Nama "romantik" sendiri berasal dari istilah "romans" yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik.


Ideologi dan kejadian-kejadian sekitar Revolusi Perancis dan Revolusi Industri dianggap telah mempengaruhi gerakan ini. Romantisisme mengagungkan keberhasilan-keberhasilan dari apa yang dianggapnya sebagai tokoh-tokoh heroik dan seniman-seniman yang keliru dipahami, dan yang telah mengubah, masyarakat. Ia juga mengesahkan imajinasi individu sebagai otoritas kritis yang memungkinkan kebebasan dari pemahaman klasik tentang bentuk dalam seni. Dalam penyampaian gagasan-gagasannya gerakan ini cenderung untuk kembali kepada apa yang dianggapnya sebagai keniscayaan sejarah dan alam.

Bicara mengenai perubahan, sastra mestinya berusaha menggambarkan realitas dalam karya dengan cara mempertanyakan persoalan-persoalan yang tidak selesai dalam ranah politis dan mencoba menawarkan jalan, meski tidak harus. Upaya-upaya semacam ini perlu karena sejarah kadangkala sangat dekat dengan kekuasaan. Untuk mendeteksi hal-hal yang luput atau sengaja dihilangkan oleh rezim adalah tugas sastrawan.

Ada dua pilar penting yang menjadi ujung tombak revolusi sebuah negara. Itulah sebabnya sastra tidak bisa dilepaskan dari wilayah politik. Dua hal penting itu adalah sastra dan gerakan massa. Sastra selalu jujur mengungkap realitas sehingga ia bisa menjadi media untuk melawan. Dalam revolusi sosial diperlukan karya sastra yang bisa mendobrak zamannya dan berani mengungkap peristiwa-peristiwa yang dibungkam karena alasan politis dan karya sastra yang memiliki cita-cita pembebasan sosial.

Gelagat ini menunjukkan bahwa sastra memiliki harapan besar pada generasi muda kita. Tapi  generasi yang dimaksud mungkin masih memerlukan perdebatan  dan pertanyaan, “Apakah mereka memang telah lahir?”


Share this article :

15 komentar:

  1. kita harus melahirkannya dengan penuh perjuangan dalam bidang itu kawan.

    salam sastra dalam hujan

    BalasHapus
  2. Salam
    Terus berjuang kawan, generasi itu harus dilahirkan dan harus tetap ada..
    Satu lagi kawan revolusi harus diperjuangkan...

    Salam kawan

    BalasHapus
  3. salam sobat
    tetap semangat,agar sastra dan seni kian maju.
    semoga harapan untuk generasi muda penerus bangsa akan terwujud.

    BalasHapus
  4. selamat pagi,..semoga semua harapan untuk bangsa,negara,dan kemajuan sastra terwujud nyata.

    BalasHapus
  5. sastra berada dibalik perkembangan bangsa...
    tapi jauh dari politik busuk.

    BalasHapus
  6. betul bang sastra dan seni memang saling berkaitan dalam perkembangan suatu bangsa....!

    BalasHapus
  7. Tanpa Sastra dan seni, hidup terasa kaku

    BalasHapus
  8. sebuah kajian baru bagi aku .. :) terus berkarya yaaa.. :D

    BalasHapus
  9. Berkunjung dan Membaca...... ;)

    BalasHapus
  10. Setuju. Sastra, sebagaimana bidang lain, adalah sebuah cara mengungkjapkan aspirasi.

    BalasHapus
  11. Membaca tulisan ini saya jadi ingat puisi-puisi Wiji Thukul. Yg sering jadi pembakar semangat mahasiswa yg sedang turun ke jalan...

    BalasHapus
  12. bukan suatu hal yang mustahil sastra dan seni akan menjadi pedang yang runcing yang bisa menghasilkan revolusi

    BalasHapus
  13. kadang seni bisa lebih gamblang dalam mengemukakan sesuatu hhe.....

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday