Home » » Sejarah dalam Wajah Avant-Garde

Sejarah dalam Wajah Avant-Garde

Posted By Ivan Kavalera on Rabu, 12 Januari 2011 | Januari 12, 2011


Periot, seniman dan sutradara Prancis kelahiran 1974, tampaknya ingin memperlihatkan film-film dokumenter ataupun pendek dengan bentuk lain: wajah avant-garde. Dia seakan mengaminkan: sejarah bisa kita kunyah-kunyah dengan garing melalui dokumentasi pendek.

Misalnya negara Prancis pada tahun 1940. Di sebuah lapangan terbuka, puluhan perempuan diarak. Semua mata memandang ke arah mereka. Tawa sinis, cemoohan, bahkan adu fisik dilimpahkan kepada perempuan itu. Tak jarang para lelaki memperlakukannya dengan sadis. Mereka dikumpulkan di sebuah teras gedung, didudukkan satu per satu menghadap khalayak, lalu digunduli.

Itulah cuplikan film pendek berjudul Eut-elle ete criminelle (Even If She Had Been A Criminal) ini adalah karya sutradara Prancis, Jean-Gabriel Periot. Video pendek itu satu di antara lima film pendek lain yang dipamerkan di Centre Culturel Francais (Pusat Kebudayaan Prancis), Salemba, Jakarta Pusat, hingga 14 Januari mendatang.

"Saya menemukan arsip video ini. Menarik bagi saya karena ini fenomena penting," ujar Periot. "Betapa perempuan-perempuan ini mengalami kekerasan. Bahkan tindakan kriminal itu tak dapat dijelaskan."

Menurut Periot, di tengah kondisi ekonomi Prancis yang morat-marit, kemiskinan di mana-mana, posisi perempuan seperti tak mendapat sedikit harapan. "Karya ini memperlihatkan sejarah Prancis yang tidak mudah kepada generasi muda," katanya.

Mereka menamainya L'épuration, pembersihan masyarakat Prancis dari pihak-pihak yang berkaitan dengan Nazi selama empat tahun. Dan perempuan itu tertuduh telah berhubungan seks dengan orang-orang Nazi. Namun mereka yang menghukum tak pernah bisa membuktikannya.

Sehari setelah digunduli, sebagian di antaranya dikurung atau dibuang di luar Prancis. Namun tak sedikit pula yang dibunuh ataupun digantung. Perempuan-perempuan itu, kata Periot, bisakah dikatakan berbuat kriminal hanya karena berhubungan seks dengan antek Nazi itu.

Periot memilih bagian-bagian tertentu, lalu ia susun menjadi video pendek berdurasi 15 menit. Karya itu ditampilkan sebagaimana adanya. Ia memakai teknik editing klasik yang diciptakan oleh Russian avant-garde, Dziga Vertov.

Maka kita akan melihat gambar-gambar bisu hitam-putih dengan banyak noise, dan tentu motion yang sedikit cepat. Di awal video, kita akan mendengar lagu kebangsaan Prancis berkarakter mars, bendera-bendera Prancis yang dipasang di kanan-kiri jalan, mengesankan setting yang kental dengan nasionalisme. Namun ternyata sarat dengan mimpi buruk.

Periot berusaha menceritakan perihal kekerasan yang terjadi sepanjang sejarah. Dan menunjukkan betapa penting melatih daya ingat untuk memahami masa kini ataupun masa depan dari kejadian-kejadian lalu.

Tak hanya itu. Periot juga menghadirkan film pendek yang ia buat pada 2005 berjudul Undo. Ini sebuah video yang cukup unik. Ia menangkap momen-momen yang sebetulnya adalah aktivitas keseharian. Kamera mulai membidik orang-orang yang sibuk berbelanja di supermarket membawa troli. Lalu mengambil gambar orang-orang yang sedang makan siang di sebuah kafetaria, hingga lorong-lorong kota dan fasade bangunan yang tak bergerak.

Karya Periot yang lain menampilkan muka berbagai macam jalan yang berbeda-beda. Ia mengemasnya dalam Dies Irae. Periot mengumpulkan beberapa arsip tentang gambar jalan ataupun gerbang yang berposisi sama. Lalu menumpuknya dan memperlihatkannya dengan sangat cepat. Efeknya seperti menghipnotis penonton.

Share this article :

7 komentar:

  1. Selalu inspiratif. Makacih infonya.

    BalasHapus
  2. gambar-gambar bisu hitam-putih?

    BalasHapus
  3. ternyata avant garde nama jenis karya seni ya van aku tahunya nama font aja dalam word he he terimakasih sudah membagi informasi ini

    BalasHapus
  4. info yang perlu diketahui bang...thank u banyak

    BalasHapus
  5. koq nggak ada gambar wajahnya....??

    BalasHapus
  6. ndilalah kenapa gtu, mereka2 yg ngHukum, gag pernah bisa ngebuktiin kalau ia emang uda tidur dengan banyak nazi?!?!!? tekhnologinya kurang?? hhmm...

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday