Latest Post

I La Galigo, Mahakarya Dunia yang Pulang Kampung

Posted By Ivan Kavalera on Kamis, 21 April 2011 | April 21, 2011


Meski tidak begitu lengkap, namun alhamdulillah saya tetap berusaha mengikuti persiapan pentas Mahakarya sastra terpanjang di dunia, I La Galigo di Fort Rotterdam Makassar, 23-24 April 2011. Naskah asli I Lagaligo dijamin masih ditampilkan secara utuh sesuai dengan sejarah masyarakat Sulawesi Selatan. Ini menjawab kekhawatiran sejumlah pihak adanya perubahan alur cerita I La Galigo di Makassar. 

"Babak-babak cerita akan disajikan sesuai naskah aslinya dan kami akan meninggalkan cerita ini sebagai lembaran karya yang baru di sini," kata Sutradara Pementasan I La Galigo, Robert Wilson, menjawab pertanyaan para  wartawan di Makassar, Kamis (14/4). 

Wilson berharap, pementasan berlabuhnya La Galigo di Makassar bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat Sulsel untuk melanjutkan karya besar ini dalam bentuk lain. Robert Wilson, adalah produser film dan drama Romoe dan Juliet, serta The Life and Times of Joseph Stalin dan nominasi drama untuk Pulitzer Prize (1986).

 
I La Galigo Bakal Difilmkan

Ketua Lembaga Sensor Film Indonesia, Dr Muhlis Paini, mengatakan, La Galigo bakal difilmkan. Wacana tentang rencana difilmkan tersebut disampaikan Muhlis pada acara Tudang Sipulung La Galigo Sebagai pembentukan Karakter Bangsa di Gedung Ipteks Unhas, Tamalanrea, Makassar, Kamis (21/4/2011).  Menurutnya jika naskah I La Galigo difilmkan maka lebih mudah dipahami oleh generasi muda. Pada acara Tudang Sipulung tersebut juga dipamerkan naskah lontarak.
 
Pada 22 April, pementasan khusus ditujukan bagi sekitar 200 orang anak yatim piatu, mahasiswa, dan wartawan yang akan meliput dan memotret. Pada pementasan hari berikutnya, ditujukan khusus bagi tamu VIP seperti para pejabat tingkat menteri dan duta besar. Sedangkan pada hari terakhir dibuka untuk 800 tiket bagi masyarakat umum.

Harga tiket bervariasi antara Rp 50 hingga Rp 250 ribu, untuk kelas festival, gold, platinum, dan titanium. Tiket tersebut dapat diperoleh di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Makassar. Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Rusmayani Madjid, saat ini tiket sudah terjual sebanyak 80 persen dari 1.200 lembar tiket yang diperjualbelikan. Sebanyak 750 di antaranya, habis terjual di Jakarta.

Sedikit berbeda dengan pentas-pentas di kota lain, pentas I La Galigo di Makassar dilakukan outdoor dengan melibatkan 80 persen seniman musik dan tari asal Sulawesi Selatan. Mereka telah berlatih keras sejak awal April lalu. Peralatan panggung pun sebagian berasal dari Sulawesi Selatan, dengan pertimbangan ke depan, pentas ini bisa dilanjutkan secara rutin oleh masyarakat Sulawesi Selatan sendiri.

Penggagas pementasan I La Galigo di Makassar adalah Tanri Abeng, tokoh nasional dari Sulawesi Selatan. Ia beberapa kali menyempatkan menonton langsung pertunjukan I La Galigo di beberapa negara.

Setelah melanglang buana ke berbagai kota di dunia seperti Amsterdam, Barcelona, Madrid, Lyon, Ravenna, New York, Melbourne, Milan, dan Taipei, I La Galigo kembali ke tanah kelahirannya.

Pada 2005, I La Galigo pernah sempat “pulang kampung” dengan pementasan di Teater Tanah Airku di Jakarta. Pementasan tiga jam yang disutradarai Robet Wilson ini pun sukses besar. Selain diprakarsai Tanri Abeng, pementasan I La Galigo di Makassar berlangsung berkat dukungan dan produksi Change Performing Arts (Italia) dan Bali Purnati (Indonesia), serta dukungan Pemerintah Kota Makassar. 

Teknisi Soundsystem Metallica hanya Menjadi Tukang Kabel

Para kreator dan teknisi telah menyulap benteng Panynyyua Fort Rotterdam Makassar menjadi panggung drama indoor sekelas Lincoln Center, New York, (AS), panggung Santiago de Compostella di Spanyol), atau Esplanade Theater di Singapura.

"Bayangkan saja, lighting consultant panggung untuk konser Slank dan Metallica di Indonesia, mas Doddy cuma kebagian tugas pegang cutter, lakban, dan potong-potong kabel," kata Zulham, event organizer Makassar.

Sejak 1 April lalu, sekitar 30-an kru yang dikontrak Change Performing Arts (Italia) dan Yayasan Bali Purnanti, sudah bekerja di Makassar. Change adalah produser teknis dan artistik pementasan ini.


Sebelum drama opera I La Galigo dipentaskan di kampung halamannya pada 23-24 April 2011, 11 pementasan  I  La Galigo telah mengawali pentas dunianya di Singapura pada 2004. Selanjutnya, sejak tahun 2005 lakon monumental ini keliling dunia mulai Amsterdam, Barcelona, Madrid, Lyon, dan Ravenna (2004);  New York dan Jakarta (2005), Melbourne (2006); Milan (2007); Taipei (2008); dan Singapura tahun 2009 lalu.
 

Sajak-Sajak Pembangun Identitas Islam dari Iqbal

Posted By Ivan Kavalera on Rabu, 13 April 2011 | April 13, 2011


Bagi para penikmat syair-syair Islam, tentunya kenal dengan penyair yang satu ini. Keresaahan-keresahan yang ia rasakan dituangkan dalam bait-bait syairnya. Ia adalah Muhammad Iqbal, sosoknya memang fenomenal, jutaan manusia diberbagai bangsa pernah turut  menyaksikan keresahannya dalam ribuan bait-bait syair yang ia tulis. Ia tak hanya dikenal sebagai penyair yang melahirkan syair-syair yang memiliki makna yang dalam, ia juga dikenal sebagai seorang filosof yang telah merekonstruksi sebuah bangunan filsafat Islam, yang dapat menjadi bekal individu-individu muslim dalam mengantisipasi peradaban barat, yang matrealistis ataupun tradisi timur yang fatalistik. Jika diterapkan maka konsep-konsep filosofis Iqbal akan memiliki implikasi-implikasi kemanusiaan dan sosial yang luas.

Parlemen Setan

Setan:
Jin-jin mulai mempertunjukkan tari purba mereka
Lihat dunia yang penuh laknat ini, pasir dan debu harapan
Penghuni surga! Lihat Sang Pencipta
Yang menjadikan segala ini dengan firman Kun fayakun!
Sebentar lagi aku akan menghancurkannya. Otak cerlang
Eropa dan takhyul kerajaan duniawi ini,
Sebenarnya akulah setan yang membikin. Kutiup jampi-jampi
Ke seluruh masjid, gereja , kuil dan vihara
Kubuat sesat musafir, kepada mereka kuajarkan
Bahwa ketentuan Takdir tak dapat diubah lagi.
Dan telah kubuat mabuk pula pemimpin mereka
Dengan kapitalisme. Siapa dapat memadamkan
Nyala redup api mereka yang mulai berkobar lagi
Disulut nafsu angkara setan? Siapa dapat mematahkan
Batang pohon yang telah disiram mukjizat setan?


Penasehat Setan Pertama:

Tak diragukan lagi kedaulatan Neraka kian kukuh di muka bumi
Maka itu bangsa-bangsa di dunia ini tumbuh dan besar
Diasuh perbudakan. Celakalah bangsa-bangsa
Yang dinasibkan mengemis dan bertekuk lutut berabad-abad
Malanglah mereka yang telah dikodratkan
Untuk gemar memohon dan berdoa, namun tak berdaya:
Mereka yang tak memiliki cita-cita yang tinggi
Akan ditimpa oleh bencana. Dan sebentar lagi
Akan tergusur di muka bumi! Adalah karena jerih payahku
Semua yang serba menakjubkan ini terjelma
Segala bentuk kependetaan dan kewalian
Aku yang membelokkan jadi tiang penyangga perbudakan
Bagi kekuasaan penjajah asing. Candu yang melemahkan
Kusulap menjadi obat bagi orang Asia
Lihat, kini pemimpin dan kaum terpelajar mereka
Lebih memuliakan seni pokrol bambu
Dibanding kearifan dari kitab suci agama mereka.
Dan apa pula tandanya jika rombongan haji
Hanya fasih menyebut Ka`bah dan Makkah al-Mukaramah?
Tandanya: Pedang agama semakin tumpul
Keputusasaan telah menggantungnya
Jadi senjata baru yang beracun. Karena itu
Orang Islam yang berjihad di jalan Allah
Dikutuk dalam zaman ini
Bahkan oleh orang Islam itu sendiri.

Penasehat Setan Kedua:

Serigala berkepala seribu menguak demi kekuasaan,
Racunkah ini atau rahmat bagi kita?
Tampak kau tak mau mempelajari
Bahwa bencana baru sedang menimpa bumi setan!

Penasehat Setan Pertama:

Aku sudah tahu. Dengar, tiada lagi bahaya mengintai dunia kita
Menurut pengamatanku, sebab yang tampak
Hanya rimbunan daun menutupi nafsu negara duniawi
Bukankah otokrasi telah kuberi baju
Demokrasi? Jika manusia mau bercermin
Dan meneliti dengan seksama, mereka akan paham
Tujuan kekuasaan dan penguasaan dunia
Berada di tempat lain yang tersembunyi
Ia tidak semakin kukuh atau runtuh
Karena lenyapnya raja-raja dan Tsar.
Pun tak peduli apa ada parlemen atau partai politik
Jika ke tempat lain kita arahkan pandangan kita
Akan tampak jelas: Tiran lahir kembali di mana-mana.
Tidak kaulihat pemerintahan kerakyatan di Barat
Yang dari luar kelihatan cerah? Jiwa mereka
Sebenarnya lebih kelam dari Jengis Khan!


Penasehat Setan Ketiga:

Sepanjang semangat tirani masih berkobar di muka bumi
Tak ada yang perlu kita cemaskan! Namun,
Bagaimana dengan Si Jenggot lebat, Yahudi laknat
Nabi tanpa gunung Sinai, juru selamat proletar
Tanpa tiang salib itu?  Pun bukan utusan Tuhan
Tapi bukunya Das Kapital masih dibolak-balik
Bagaikan kitab suci? Bagaimana pula dengan mata redup tak bertuhan
Yang dengan berselubung mengumumkan hari perhitungan
Kepada bangsa-bangsa Timur dan Barat?
Wabah mengerikan macam apa yang akan mereka tularkan?
Budak-budak telah memutuskan mata rantai belenggu merela
Dan meninggalkan rumah majikan-majikan mereka.

Penasehat Setan Keempat:

Di  balai agung kemaharajaan Roma yang megah
Ada obat penawar: Sekali lagi telah kita biuskan
Mimpi Yulius Caesar kepada keturunan mereka
Bangsa bertangan besi ini amat perkasa menjaga laut
Dan kepentingan perdagangan dunia!

 Penasehat Setan Ketiga:                                              

Ah, aku tak yakin bangsa ini mampu merebut masa depan
Segala seni pemerintahan Eropa telah dikuras habis olehnya
Namun yang dihasilkan adalah kesia-siaan!

Penasehat Setan Kelima:
Berbicara langsung kepada Setan

Wahai kau yang memenuhi layar dunia
Dengan api berkobar, wahai Maharaja Setan! Bila mau, kaulah
Yang dapat menyingkap semua rahasia ini!
Bumi dan air akan mendidih di atas tungku apimu
Dengan itu planet yang bernama bumi ini akan dipenuhi bencana
Kami ini mahluk bodoh, kaulah guru kami yang paling bijak
Ajari kami hingga arif dan berilmu
Tiada yang labih tahu tabiat Adam
Mahluk tak berdosa yang malang itu, selain kau!
Apa arti malaikat yang kerjanya cuma berzikir
Dan memuji, serta gemar berkurban
Dibanding kau? Gantunglah kepala mereka
Dan bikinlah mereka merasa malu di hadapanmu!
Kau telah berjanji akan senantiasa membantu kami
Buatlah dukun-dukun keramat Barat
Tetap percaya kepada Setan dan jajaran aparatnya
Ketahuilah Yahudi pembangkang itu,
Pembawa semangat Mazdak itu, kini telah bangkit kembali!
Tak lama lagi setiap jubah akan dicabik-cabik
Oleh nafsu gilanya. Gagak gurun Sahara
Mulai menyulap diri mereka menjadi elang
Dan rajawali: Dunia akan gusar dibuatnya.
Apakah kita juga lupa pada segenggam debu
Yang berpusaran di keluasan angkasa ini?
Mengapa kami gemetar menyaksikan
Teror revolusi masa depan? Gunung, padang
Dan musim semi pun gemetar ketakutan.
Wahai Yang Mulia Setan! Di tepi jurang kekacauan
Yang maha dahsyat ini, terbentanglah bumi
Dan Kaulah semata penguasanya!

Setan:

Bumi, matahari, bulan, semua makhluq
Sekalian isi alam ini, di bawah kuasaku berada
Darah bangsa kulit putih sekali lagi akan kubakar
Biar Timur dan Barat, Utara dan Selatan menyaksikan
Dengan mata di kepala mereka sendiri
Drama mengerikan seperti apa yang akan kupentaskan di panggung dunia!
Dengan sekali tiup jampi-jampiku
Akan meruntuhkan tiang-tiang negara dan gereja!
Katakan kepada si bijak tolol
Yang mengira peradaban kebendaan ini rapuh
Seperti kedai penjual anggur, tantang mereka
Untuk menghancurkannya! Namun bila tangan alam
Telah mengoyak jahitannya, jarum logika komunisme
Sekali pun takkan bisa menjahitnya lagi!
Kau kira aku takut pada kaum sosialis
Dan pembela hak asasi manusia?
Ah mereka cuma pembual jalanan, makhluq ronbengan

Otak mereka cabik-cabik dan jiwa mereka luka!
Tidak, jika ada momok yang menakutkan setan
Ia mengintai dalam diri umat beragama yang benar-benar beriman
Dalam abu mereka masih menyala bara api harap tak terhingga!
Walau berserak-serak, yang gigih dari kalangan mereka
Akan tampil ke depan mengurbankan hati mereka
Dan fajar akan mereka siram dengan air mata keluh
Di mata mereka susunan dan kerangka zaman begitu jelas
Ancaman utama bagi setan di masa depan
Bukan komunisme, tetapi agama yang benar.

Aku tahu, pembela undang-undang Tuhan
Hampir tiada lagi di muka bumi. Orang Islam misalnya
Seperti umat yang lain – telah menganut paham
Dan kepercayaan lain.
Syahadat mereka sekarang adalah kapitalisme liberal
Di Timur, dalam kegelapan malam-malamnya yang pekat
Tak dijumpai lagi tangan Musa yang bersinar-sinar
Yang membuat kerajaan Firaun runtuh dengan cepat
Juga tidak di kalangan pendeta, padri dan ulama.
Sekali pun demikian, jangan lalai
Meskipun mereka tengah sedih dan bingung
Bahaya tetap mengintai di sana!
Jejak Nabi yang hilang bisa dijumpai lagi
Kita harus waspada pada ajaran Muhammad
Kesucian wanita dijunjung tinggi
Lelakinya yang saleh dan beriman tak mudah digoda
Namun tak apa: Coba mereka goda dengan kenikmatan
Dan kelezatan dunia yang lain
Seperti kemasyhuran dan kekuasaan!
Mereka sanggup mati demi agama
Singgasana ular naga mereka ingkari
Di mata mereka tidak berbeda raja dan faqir
Segala kebusukan mudah sekali mereka telanjangi
Si kaya dan si miskin punya derajat yang sama di mata mereka
Revolusi dahsyat macam apa yang akan terjadi
Jika ajaran agama begini terlaksana dalam tindakan dan pikiran?
Tanah di bumi bukan milik raja dunia lagi
Seluruh alam milik Tuhan semata
Alangkah baiknya jika aturan dan hukum dari nabi-nabi
Terkubur tak diingat orang
Kita pun akan bersyukur jika orang beriman
Dari sekalian penganut agama
Kehilangan seluruh iman mereka
Mudah-mudahan sesatlah mereka selamanya
Masing-masing kebingungan menafsir kitab suci mereka

Hari-hari benderang moga tak mengoyak
Malam-malam gelap umat yang salatnya khusyuk ini!
Waspadai, jangan sampai mereka dibiarkan terbangun
Kalimah syahadatnya sanggup menghancurkan
Jampi-jampi dunia – Tenggelamkan mereka
Dengan persoalan tetek bengek
Jaga agar gambaran menyedihkan tentang pemimpin agama mereka
Selalu memuaskan hati mereka!
Asingkan mereka dari tindakan nyata,
Dari kegiatan politik, ekonomi, dan kebudayaan!
Hingga mereka merasa bahwa keberadaan mereka
Tidak berarti di papan catur kehidupan!
Alangkah baiknya jika mereka diperbudak
Dan selalu tergantung pada bangsa lain sampai kiamat!
Usahakan terus agar urusan dunia
Mereka serahkan pada golongan lain
Biarkan mata mereka tertutup, aku Setan
Sungguh ngeri bila umat ini terbangun
Dari tidurnya! Ajaran agama mereka merangkum semua
Jaga agar pikiran mereka tetap porak poranda
Penjara mereka dalam kegiatan peribadatan
Dan upacara-upacara usang keagamaan!

Beberapa sajak Iqbal tersebut di atas hanya sebagian kecil di antara banyak lagi sajak-sajak yang dihasilkan Iqbal yang kebanyakan ia tulis dalam bahasa persi dan urdu diantaranya Syikva (keluhan), javab-i-syikva (jawaban atas keluhan), asrar-i-khudi (rahasia diri),Rumuz-i-bekhudi (misteri penyangkalan diri), bang-i-dara (panggilan lonceng), piyam-i- masyrik (pesan dari timur), Zabur-i-Ajam (kidung persi), javid namah Bang-I Dara (panggilan lonceng), Javid Namah (kitab keadilan), Zabur-I  ‘Ajam (kidung Persia), Javab-I Syikva  (jawaban atas keluha), Syikva (keluhan), Piyam-I Masyriq (pesan dari timur), Zarb-I Kalim (tongkat musa), Armughan-I Hijaz (pemberian dari Hijaz), Bal-I Jibril (sayap jibril) dan lain-lain. Adapun kumpulan sajak dan ceramah dan kuliahnya terdapat dalam The Reconstruction Of Religious Though Of Islam. Selain menulis syair-syair Iqbal juga menulis beberapa artikel dalam bidang filsafat, ekonomi, politik dan hukum dan sastra dalam bahasa Inggris. 

Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tanggal 9 November 1877.  dua puluh tahun setelah tekanan pejuang muslim melawan Inggris pada tahun 1857, ketika mereka memberikan serangan terakhir pada pemerintahan Islam di sana.  Sialkot adalah sebuah kota peninggalan Dinasti Mughal India yang sudah  lama pudar gemerlapnya. Ia terletak beberapa mil dari Jammu dan Kasymir, suatu kawasan yang kelak terus-menerus menjadi sengketa antara India dan Pakistan.

Kakeknya Iqbal bernama Syaikh Rafiq adalah seorang penjaja selendang dari looehar, Kasymir. Penduduk kasymir pada awalnya beragama Hindu kemudian telah mengenut Isalam selam kurang lebih 500 tahun dan kakeknya telah memeluk Islam dua ratus tahun yang lalu. Jika diikuti, jejak leluhur Iqbal berasal dari kalangan brahmana, sub kasta Sapru.

Ayahandanya Syaikh Nur Muhammad memiliki kedekatan dengan kalangan sufi, karena kesalehan dan kecerdasannya, penjahit yang cukup berhasil ini dikenal memiliki perasaan mistis yang dalam serta rasa keingintahuan ilmiah yang tinggi. Tak heran, jika ia dijuluki kawan-kawannya denagan sebutan “sang filosof tanpa guru”.

Ibunda Iqbal Imam Bibi, juga dikenal sangat religius. Ia memberikan pendidikan dasar dan disiplin keislaman yang kuat kepada kelima anaknya, salah satunya Iqbal. Dibawah naungan kedua orang tua yang taat dan disiplin inilah Muhammad Iqbal dibesarkan.

Di kota perbatasan Punjab, Iqbal menghabiskan masa kecilnya dengan hobinya berolahraa dan bermain dengan kawan-kawannya. Ia sangat terkenal menyukai ayam hutan dan burung merpati oleh kawan-kawannya. ketika kehidupan Iqbal sudah mulai memasuki usia dewasa ia curahkan seluruh waktuhya di kota Lahore  dengan kehausannya terhadap Ilmu pengetahuan. Ia kuliah di perguruan tinggi terkemuka di kota tersebut.

(disarikan dari pelbagai sumber)

Syair Para Mujahid

Posted By Ivan Kavalera on Rabu, 06 April 2011 | April 06, 2011










Semoga Allah merahmati Ibnul Jauzi, ketika beliau menggelorakan semangat mereka untuk berjihad dan melindungi wilayah Islam serta melindungi kaum muslimin dari serangan orang kafir. Setelah melihat manusia pada tidak mau untuk berperang, beliau berkata  :

" Wahai Manusia, mengapa kalian melupakan agama kalian ?
Mengapakah kalian menanggalkan harga diri kalian ?
Mengapa kalian tidak mau menolong agama Allah, Sehingga Allah pun tidak menolong kalian ? Kalian kira harga diri ('izzah) itu milik orang musyrik, padahal Allah telah jadikan harga diri itu milik Allah, Rasul Nya dan Orang-Orang beriman.
Celakalah kalian! Tidak pedih dan terlukalah hati kalian 
melihat musuh-musuh Allah dan musuh kalian 
menyerang tanah air kalian 
Yang telah disuburkan oleh bapak-bapak kalian dengan darah ?
Musuh menghina dan memperbudak kalian, 
Padahal dulu kalian adalah para pemimpin dunia !
Tidaklah hatikalian bergetar dan emosi kalian meledak 
menyaksikan saudara-daudara kalian dkepung dan disiksa dengan berbagai siksaan dari musuh ?

Hanya makan minum dan bernikmat-nikmat denan kelezatan hidup sajakah kalian, Sementara saudara-saudara mu disana berselimutkan jilatan api, 
Bergelut dengan kobarannya dan tidur diatas bara ?

Wahai Manusia !!!

Sungguh perang suci telah dimulai, Penyeru jihad telah memanggil 
Pintu -Pintu langit telah terbuka Jika kalian tidak mau menjadi pasukan berkuda dalam perang, Bukalah jalan untuk kaum wanita agar mereka bisa berperang !Pergi sajalah kalian dan ambillah kerikil dan celak mata .....
Wahai wanita bersurban dan berenggot !

Jika tidak, pergilah mengambil kuda-kuda,
Inilah dia tali kekangnya untuk kalian.....!

Wahai manusia, tahukah kalian dari apa tali kekang ini dibuat ?
Kaum wanita telah memintalnya dari rambut mereka 
Karena mereka karena mereka tidak punya apa-apa selain itu.
Demi Allah, Ini adalah gelungan rambut wanita-wanita pingitan 
Yang belum pernah tersentuh oleh sinar matahari 
Karena mereka sangat menjaga dan melindunginya ; mereka terpaksa
memotongnya karena zaman bercinta sudah selesai dan babak perang suci telah dimulai,babak baru perang di jalan Allah !

Jika kalian masih tidak sanggup mengendalikan kuda,
ambil saja tali kekang ini dan jadikanlah sebagai kucir dan gelang rambut kalian, Sebab tali kekang itu terbuat dari rambut wanita !
Sungguh, berart tidak ada lagi perasaan dalam diri kalian !"

Setelah itu Ibnul Jauzi melempar tali kekang itu dari atas mimbar dihadapan khalayak ramai seraya berteriak lantang,
"Bergeraklah wahai Tiang-Tiang masjid, Retakkaanlah wahai bebatuan, Dan Terbakarlah wahai hati!
Sungguh hati ini sakit dan terbakar, para lelaki telah menaggalkan kejantanan mereka!!"

Benar, para lelaki telah menanggalkan kejantanan mereka.
 
Ibnul Jauzi (508-597 H), salah seorang ulama dan penulis besar di abad pertengahan. Salah satu syairnya di atas menginspirasi para kaum mujahid dari zaman ke zaman.



Ibnu Taymiyyah

Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (Bahasa Arab: أبو عباس تقي الدين أحمد بن عبد السلام بن عبد الله ابن تيمية الحراني), atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul Awwal 661 H – wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H), adalah seorang pemikir dan ulama Islam dari Harran, Turki.
Lahir di harran, 10 Rabiul Awwal 661 H di zaman ketika Baghdad merupakan pusat kekuasaan dan budaya Islam. Ketika berusia enam tahun, Taymiyyah kecil dibawa ayahnya ke Damaskus.


Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/biografi/tokoh-islam/ibnu-taymiyah/amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam
Ibnu Taymiyyah amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam.


Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyah, syairnya berikut ini sungguh menginspirasi para mujahid dari zaman ke zaman:

"Ketahuilah -semoga Allah senantiasa memperbaiki diri kalian-, ni'mat terbesar bagi orang yang Allah kehendaki pada dirinya adalah ketika Allah menghidupkannya sekarang ini, zaman ketika Allah tengah memperbaharui agamaNya, Dia menghidupkan kembali syiar kaum muslimin.
Dia menghidupkan ihwal kaum mu'minin dan para mujahidin; sehingga keadaannya mirip dengan Assabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar. maka siapa saja yang melaksanakan semua ini di zaman sekarang, berarti ia termasuk orang-orang yang mengikuti jejak mereka dalam kebaikan. Maka sudah selayaknya kaum mukminin bersyukur kepada Allah atas ujian yang pada hakikatnya adalah anugerah dari Allah ini. seharusnya mereka mensyukuri terjadinya fitnah yang didalamnya terdapat nikmat besar. Hingga seandainya para sahabat Assabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar , seperti abu Bakar, 'Umar, Utsman, 'Ali, dan yang lainnya, mereka hadir ditempat ini, tentu amalan yang mereka lakukan adalah berjihad melawan orang-orang jahat itu. Dan tidak ada yang ketinggalan dari peperangan seperti ini selain orang yang merugi perdagangannya, dungu jiwanya, dan diharamkan untuk mendapatkan bagian besar dari Dunia dan Akhirat."

(pelbagai sumber)

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday