Home » » Syair Para Mujahid

Syair Para Mujahid

Posted By Ivan Kavalera on Rabu, 06 April 2011 | April 06, 2011










Semoga Allah merahmati Ibnul Jauzi, ketika beliau menggelorakan semangat mereka untuk berjihad dan melindungi wilayah Islam serta melindungi kaum muslimin dari serangan orang kafir. Setelah melihat manusia pada tidak mau untuk berperang, beliau berkata  :

" Wahai Manusia, mengapa kalian melupakan agama kalian ?
Mengapakah kalian menanggalkan harga diri kalian ?
Mengapa kalian tidak mau menolong agama Allah, Sehingga Allah pun tidak menolong kalian ? Kalian kira harga diri ('izzah) itu milik orang musyrik, padahal Allah telah jadikan harga diri itu milik Allah, Rasul Nya dan Orang-Orang beriman.
Celakalah kalian! Tidak pedih dan terlukalah hati kalian 
melihat musuh-musuh Allah dan musuh kalian 
menyerang tanah air kalian 
Yang telah disuburkan oleh bapak-bapak kalian dengan darah ?
Musuh menghina dan memperbudak kalian, 
Padahal dulu kalian adalah para pemimpin dunia !
Tidaklah hatikalian bergetar dan emosi kalian meledak 
menyaksikan saudara-daudara kalian dkepung dan disiksa dengan berbagai siksaan dari musuh ?

Hanya makan minum dan bernikmat-nikmat denan kelezatan hidup sajakah kalian, Sementara saudara-saudara mu disana berselimutkan jilatan api, 
Bergelut dengan kobarannya dan tidur diatas bara ?

Wahai Manusia !!!

Sungguh perang suci telah dimulai, Penyeru jihad telah memanggil 
Pintu -Pintu langit telah terbuka Jika kalian tidak mau menjadi pasukan berkuda dalam perang, Bukalah jalan untuk kaum wanita agar mereka bisa berperang !Pergi sajalah kalian dan ambillah kerikil dan celak mata .....
Wahai wanita bersurban dan berenggot !

Jika tidak, pergilah mengambil kuda-kuda,
Inilah dia tali kekangnya untuk kalian.....!

Wahai manusia, tahukah kalian dari apa tali kekang ini dibuat ?
Kaum wanita telah memintalnya dari rambut mereka 
Karena mereka karena mereka tidak punya apa-apa selain itu.
Demi Allah, Ini adalah gelungan rambut wanita-wanita pingitan 
Yang belum pernah tersentuh oleh sinar matahari 
Karena mereka sangat menjaga dan melindunginya ; mereka terpaksa
memotongnya karena zaman bercinta sudah selesai dan babak perang suci telah dimulai,babak baru perang di jalan Allah !

Jika kalian masih tidak sanggup mengendalikan kuda,
ambil saja tali kekang ini dan jadikanlah sebagai kucir dan gelang rambut kalian, Sebab tali kekang itu terbuat dari rambut wanita !
Sungguh, berart tidak ada lagi perasaan dalam diri kalian !"

Setelah itu Ibnul Jauzi melempar tali kekang itu dari atas mimbar dihadapan khalayak ramai seraya berteriak lantang,
"Bergeraklah wahai Tiang-Tiang masjid, Retakkaanlah wahai bebatuan, Dan Terbakarlah wahai hati!
Sungguh hati ini sakit dan terbakar, para lelaki telah menaggalkan kejantanan mereka!!"

Benar, para lelaki telah menanggalkan kejantanan mereka.
 
Ibnul Jauzi (508-597 H), salah seorang ulama dan penulis besar di abad pertengahan. Salah satu syairnya di atas menginspirasi para kaum mujahid dari zaman ke zaman.



Ibnu Taymiyyah

Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (Bahasa Arab: أبو عباس تقي الدين أحمد بن عبد السلام بن عبد الله ابن تيمية الحراني), atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul Awwal 661 H – wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H), adalah seorang pemikir dan ulama Islam dari Harran, Turki.
Lahir di harran, 10 Rabiul Awwal 661 H di zaman ketika Baghdad merupakan pusat kekuasaan dan budaya Islam. Ketika berusia enam tahun, Taymiyyah kecil dibawa ayahnya ke Damaskus.


Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/biografi/tokoh-islam/ibnu-taymiyah/amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam
Ibnu Taymiyyah amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam.


Semoga Allah merahmati Ibnu Taimiyah, syairnya berikut ini sungguh menginspirasi para mujahid dari zaman ke zaman:

"Ketahuilah -semoga Allah senantiasa memperbaiki diri kalian-, ni'mat terbesar bagi orang yang Allah kehendaki pada dirinya adalah ketika Allah menghidupkannya sekarang ini, zaman ketika Allah tengah memperbaharui agamaNya, Dia menghidupkan kembali syiar kaum muslimin.
Dia menghidupkan ihwal kaum mu'minin dan para mujahidin; sehingga keadaannya mirip dengan Assabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar. maka siapa saja yang melaksanakan semua ini di zaman sekarang, berarti ia termasuk orang-orang yang mengikuti jejak mereka dalam kebaikan. Maka sudah selayaknya kaum mukminin bersyukur kepada Allah atas ujian yang pada hakikatnya adalah anugerah dari Allah ini. seharusnya mereka mensyukuri terjadinya fitnah yang didalamnya terdapat nikmat besar. Hingga seandainya para sahabat Assabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar , seperti abu Bakar, 'Umar, Utsman, 'Ali, dan yang lainnya, mereka hadir ditempat ini, tentu amalan yang mereka lakukan adalah berjihad melawan orang-orang jahat itu. Dan tidak ada yang ketinggalan dari peperangan seperti ini selain orang yang merugi perdagangannya, dungu jiwanya, dan diharamkan untuk mendapatkan bagian besar dari Dunia dan Akhirat."

(pelbagai sumber)

Share this article :

9 komentar:

  1. syair yang menggugah semangat untuk berjuang...

    BalasHapus
  2. syair yg indah dan terasa sekali kecintaannya pada agama Allah dan Pemilik Kehidupan ini. semoga di rahmati Allah... Ibnul jauzi

    BalasHapus
  3. Merinding bacanya...kadang hidup kita udah silau dg duniawi sampai ga peduli lg sama sodara2 kita yg lain...astaghfirullah...

    BalasHapus
  4. penyamangat perjuangan membebaskan saudara-saudara kita yang terjajah di palestina, mereka tidak punya apa2 namun semangat perjuangan mereka tak pernah pudar, sekarang apa yang dapat kita lakukan untuk membantu perjuangan mereka?

    BalasHapus
  5. semoga syair diatas dapat menjelahkan makna jihad itu sendiri (bukan mati konyol heheh)

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday