Latest Post

Kaki Waktu, Sehimpun Puisi 12 Perempuan Makassar

Posted By Ivan Kavalera on Minggu, 17 Juli 2011 | Juli 17, 2011

Perempuan adalah puisi. Mereka merupakan makhluk ciptaan Allah yang kadang absurd. Bagi para lelaki seperti saya, mereka sering menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang kompleks dan rumit. 

Kita memerlukan beragam tafsir untuk menemukan setiap jawaban-jawaban yang tersembunyi. Dan, laki-laki, masih saja tidak benar-benar mengerti.

Maka, cara paling mudah dalam berhubungan dengan seorang perempuan adalah jangan terlalu banyak memikirkannya.  Tapi jika mereka menulis dan membaca puisi, maka bacalah. Sebab ada celah pada lekuk liuk perempuan dengan membaca puisi-puisi ke-12 perempuan itu. Mereka kadang mengingatkan saya terhadap Rabiah Al Adawiyah dan Ayu Utami.


Telah TERBIT SEHIMPUN PUISI dari MAKASSAR

Judul : Kaki Waktu
ISBN : 978-979-15833-9-0
Tebal : iv + 138 hal

Penulis :
Andi Tenriola
Dalasari Pera
Darmawati Majid
Dhida Alwi
Eka Fitriani
Handayani Utami
Inayah Mangkulla
Madia Gaddafi
Mariati Atkah
Meike Lusye Karolus
Rahiwati Sanusi
Reni Purnama

Endorser:
Aslan Abidin
Khrisna Pabhicara
Nona G. Mochtar
Susy Ayu

Kurator:
M.Aan Mansyur


Sebelum menelusuri lekuk-liuk puisi 12 perempuan itu, berikut sepenggal pengantar dari Aslan Abidin, penyair dan dosen FBS UNM Makassar:

"Puisi, meminjam judul buku ini, adalah kaki waktu. Mereka akan berjalan dan berjalan. Tak ada yang tahu sejauh apa mereka mampu tempuh. Begitulah puisi-puisi dalam buku ini. Tak ada yang bisa menebak di mana mereka akan berhenti.

Setidaknya bagi saya sangat menggembirakan melihat ada 12 perempuan muda mau menggunakan puisi sebagai kaki-kaki waktu dalam menempuh perjalanan. Selebihnya, hanya harapan mereka bertahan dan terus menulis agar bisa menyemarakkan dunia kepenyairan di Makassar."



Lalu apa kata para penulis senior lainnya?

Selesai membaca puisi-puisi ini saya tercenung, wah hebat sekali! Tak menyangka kalau puisi mereka tidak kalah bagusnya dari puisi penyair senior lainnya. Betapa inspiratif dan imajinatifnya!
Dan pada beberapa puisi saya merasa seolah-olah mereka bisa membaca hati saya, lalu menuliskan apa yang kadang tak bisa saya ekspresikan menjadi sebuah puisi. Mereka hebat. Salut!

Nona G Muchtar, penulis dan berdomisili di Jakarta

12 penyair perempuan dalam buku ini berhasil membawa saya pada petualangan yang membuat saya tidak ingin segera menyudahinya. Puisi-puisi terasa begitu solid , utuh dengan imaji yang tidak membias kemana-mana. Hal itu tentu karena kemampuan penyairnya dalam mengangkat endapan-endapan yang tersimpan di dalam hati kemudian dituangkan menjadi puisi. Ibarat hidangan di meja buffet, saya tidak akan kesulitan memilih mana yang akan saya santap, sebab saya akan melahap semuanya.


Susy Ayu, cerpenis dan penulis buku puisi "Rahim Kata-Kata"


Ah, perempuan dan puisi, baca mereka. Sebab aku lelaki.


Legislator Bulukumba dan Jurnalis Aksi Baca Puisi

Posted By admin on Jumat, 15 Juli 2011 | Juli 15, 2011

Sudah saatnya membangun komunikasi yang harmonis antara semua elemen masyarakat di Bulukumba. Salah satu bentuknya yakni mengemas sebuah kegiatan yang tidak biasa namun bisa membangun keharmonisan itu.

Beranjak dari dasar pemikiran itulah, legislator DPRD Bulukumba dan puluhan jurnalis akan tampil membacakan puisi dan esai di halaman Kantor DPRD Bulukumba Kamis malam (14/7/2011),

Penggagas dan Ketua Panitia Pelaksana, Andhika Mappasomba, menjelaskan, acara ini digelar untuk menyampaikan kritikan secara santun melalui karya sastra terhadap birokrat dan legislatif.

Andhika yang baru-baru ini meluncurkan buku antologi puisi "Mawar dan Penjara" mengatakan, beberapa seniman dan sastrawan lokal diundang di antaranya Dharsyaf Pabotingi, budayawan dan tokoh teater,  dan penyair senior, Andi Mahrus Andis. (rca/ik)
source: www.rca-fm.com

Gandrang Bulo di MTQ Mahasiswa Nasional

Posted By admin on Sabtu, 09 Juli 2011 | Juli 09, 2011

Musabaqah Tilawatil Qu'ran tingkat nasional bagi mahasiswa se-Indonesia yang berlangsung 10-15 Juli 2011 di Universitas Muslim Indonesia, Makassar  akan diwarnai nuansa kesenian daerah di Sulawesi Selatan. 

Saat ini peserta yang diketahui baru 324 orang tiba di Makassar dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Jumlah total PT yang ikut dalam daftar sebanyak 104 PT, dan secara keseluruhan mencapai 1.222 orang. Rencananya Menteri Pendidikan, Muhammad Nuh akan membuka kegiatan.

"Kesenian daerah akan dipentaskan pada malam pembukaan nanti, Seperti, Gandrang Bulo, Manggaru', Tarian Pepeka Rimakka, nyanyian Sinriliq, dan Orkestra dari UKM UMI," kata Ketua Panitia kegiatan MTQ, Prof Dr Achmad Gani, di Media Center Kampus UMI di Makassar, Sabtu (9/7/2011).  

Konsep pementasan, sebanyak 200 anak secara bersamaan akan menari Gandrang Bulo sebagai simbol kemenangan pada masa perang dahulu, kemudian nyanyian sinriliq sebagai simbol bagaimana sejarah perjalanan Islam masuk di Sulawesi sehingga menjadi agama mayoritas.
 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday