Home » » Menyetubuhi Kembali Tradisi dalam Festival Budaya Tu Karama Sampeang Bulukumba

Menyetubuhi Kembali Tradisi dalam Festival Budaya Tu Karama Sampeang Bulukumba

Posted By Alfian Nawawi on Rabu, 05 Juni 2013 | Juni 05, 2013

Sekali waktu, kembalilah ke masa silam untuk menyetubuhi tradisi yang esok hari mungkin tak ada lagi. Setelah sukses menghadirkan dua sastrawan dan budayawan nasional,  KH. Zawawi Imron dan Ahyar Anwar pada Mei lalu, di bulan Juni ini kembali sebuah geliat dari gerakan kebudayaan dihelat di Bulukumba. Berlokasi tidak jauh dari kampung kelahiran saya, Palampang. Tepatnya di Desa Karama Sampeang, sahabat saya, Andhika Mappasomba yang  sastrawan dan budayawan muda Bulukumba menjadi salah satu penggagasnya.


Di zaman ini di mana segala sesuatu semakin tanpa bentuk, maka revitalisasi kebudayaan sangat diperlukan. Salah satu revitaliasi yang dapat dilakukan adalah dengan melombakan tradisi masyarakat yang pernah eksis di masa silam. Misalnya permainan rakyat ataupun kegiatan rakyat lainnya semisal berburu.

Sebagai salah satu upaya revitalisasi budaya atau tradisi tersebut, Forum Pemuda Karama Sampeang, bekerjasama dengan DPD KNPI Bulukumba, Laskar Kelor, Sekolah Sastra Bulukumba, dan Sanggar Seni Al Farabi Bulukumba menggelar Festival Budaya Kampong Tu Karama Sampeang Bulukumba dengan menggelar beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat terhadap tradisinya.

Tema kegiatan tersebut adalah "Kami Cinta Kampung dan Adat Kami." Festival ini dihelat pada hari Jumat 21 Juni 2013 sampai dengan hari Ahad 23 Juni 2013 di wilayah Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.


Berikut Lomba-Lomba Festival yang akan digelar:
1. Lomba Mewarnai Gambar untuk siswa Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar pada hari Jumat, 21 Juni 2013, pukul 08.00 Pagi – selesai
2. Lomba Jalan Sehat, pukul 15. 30 (Sore – selesai) star di perbatasan Desa Swatani-Desa Karama sampai Perbatasan Desa Karama-Desa Bonto Haru lalu ke Finish di Lapangan Makkantu Pajjenekang (Pa’lappassang toayya-Dusun Katangka Desa Karama)
3. Ritual Art (Pementasan Seni) oleh Sanggar Seni Budaya Al Farabi Bulukumba di Sungai Mannyoleng (Depan Lapangan Pa’lappasang Toayya)
4. Pementasan Seni; Malam Usai Shalat Isya
5. Foto dan Film aktivitas desa
6. Lomba Cokki-Cukke digelar pada hari Sabtu, Pukul 09 Pagi- Selesai di Lapangan Pa’lappassang Toayya (Makkantu Pajjenekang)
7. Lomba Melempar Tombak (Ammoke) digelar pada pukul 15. 00 (Sore) Sampai selesai (Lurayya-Sekitar Makam Tau Karama’a ri Sampeang)
8. Penerimaan Hadiah dan Pementasan Seni serta Pemutaran Film Foto Kegiatan
9. Pada hari Ahad, digelar kegiatan Ammaurang Bahi (Berburu Babi) bersama Masyarakat Sampeang. 


Saatnya memulai dari kampung kecil kita masing-masing. Revitalisasi kebudayaan bermula dari sana.(*)

Share this article :

5 komentar:

  1. WOW.... !!!!!!
    100 jempol buat Forum Pemuda Karama Sampeang, semoga sukses acaranya. Dan semoga kegiatan seperti diadakan setiap tahun diseluruh kampong yang ada di Bulukumba, termasuk di kampungku juga(Palangisang) .... ^_^

    BalasHapus
  2. Mantap nih eventnya,, lanjutkan gan :D

    BalasHapus
  3. lanjutkan cappo event2 berikutnya

    BalasHapus
  4. Menyetubuhi? Wow. Istilahnya boleh juga tuh

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday