Ungkapannya yang paling terkenal sepanjang sejarah, berbunyi, "Tuhan sudah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimanakah kita, pembunuh dari semua pembunuh, menghibur diri kita sendiri? Yang paling suci dan paling perkasa dari semua yang pernah dimiliki dunia telah berdarah hingga mati di ujung pisau kita sendiri. Siapakah yang akan menyapukan darahnya dari kita? Dengan air apakah kita dapat menyucikan diri kita? Pesta-pesta penebusan apakah, permainan-permainan suci apakah yang perlu kita ciptakan? Bukankah kebesaran dari perbuatan ini terlalu besar bagi kita? Tidakkah seharusnya kita sendiri menjadi tuhan-tuhan semata-mata supaya layak akan hal itu?
Filsuf Jerman, Friedrich Nietzche (1844-1900), termasuk pemikir yang paling berpengaruh di zaman modern. Sebagai filsuf, dia sudah dikenal di berbagai negeri, termasuk Indonesia. Tapi, tahukah Anda bahwa pengarang Also Sprach Zarathustra itu juga seorang penyair?
Untuk memperkenalkan sosok Nietzche sebagai penyair, Goethe Institut menerbitkan kumpulan puisi sang filsuf dalam bahasa Indonesia, Syahwat Keabadian, yang diluncurkan di GoetheHaus, Jalan Sam Ratulangi No.9-15, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (20/9) pukul 19.30 WIB.
Puisi-puisi itu diterjemahkan oleh sastrawan Indonesia, Agus R. Sarjono, dan pengamat sastra dari Universitas Bonn, Jerman, Berthold Damshäuser, untuk Seri Puisi Jerman VI. Kedua penulis sudah menyunting Seri Puisi Jerman sejak 2003 dan melahirkan buku-buku puisi terjemahan dari karya para sastrawan Jerman, yakni Rainer Maria Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe dan Hans Magnus Enzensberger.
Buku Nietzsche yang diterbitkan Komodo Books ini merupakan kumpulan puisi Nietzsche dalam bahasa Indonesia pertama sekaligus memperkenalkan Nietzsche sebagai seniman bahasa, yang, di samping Martin Luther dan Goethe, dianggap pembaharu bahasa Jerman yang terpenting. Buku ini memuatkan puisi-puisi Nietzsche dari semua fase kepenyairannya dan disajikan secara kronologis.Acara peluncuran dan pembacaan puisi Nietzsche ini juga digelar di berbagai kota selama 20-29 September. Berikut ini jadwalnya.
22 September 2010, 19:30 WIB
Cine Club Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Yogyakarta, Karang Malang, Yogyakarta
24 September 2010, 19:30 WIB
Toko Buku Toga Mas Petra, Jl. Pucang Anom Timur No. 5, Surabaya
27 September 2010, 19:30 WIB
Goethe-Institut Bandung, Jl. L.L.R.E. Martadinata 48, Bandung
29 September 2010, 19:30 WIB
FKIP Universitas Tirtayasa Banten, Auditorium Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Jl. Raya Jakarta Km. 4, Pakupatan, Serang, Banten
Untuk memperkenalkan sosok Nietzche sebagai penyair, Goethe Institut menerbitkan kumpulan puisi sang filsuf dalam bahasa Indonesia, Syahwat Keabadian, yang diluncurkan di GoetheHaus, Jalan Sam Ratulangi No.9-15, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (20/9) pukul 19.30 WIB.
Puisi-puisi itu diterjemahkan oleh sastrawan Indonesia, Agus R. Sarjono, dan pengamat sastra dari Universitas Bonn, Jerman, Berthold Damshäuser, untuk Seri Puisi Jerman VI. Kedua penulis sudah menyunting Seri Puisi Jerman sejak 2003 dan melahirkan buku-buku puisi terjemahan dari karya para sastrawan Jerman, yakni Rainer Maria Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe dan Hans Magnus Enzensberger.
Buku Nietzsche yang diterbitkan Komodo Books ini merupakan kumpulan puisi Nietzsche dalam bahasa Indonesia pertama sekaligus memperkenalkan Nietzsche sebagai seniman bahasa, yang, di samping Martin Luther dan Goethe, dianggap pembaharu bahasa Jerman yang terpenting. Buku ini memuatkan puisi-puisi Nietzsche dari semua fase kepenyairannya dan disajikan secara kronologis.Acara peluncuran dan pembacaan puisi Nietzsche ini juga digelar di berbagai kota selama 20-29 September. Berikut ini jadwalnya.
22 September 2010, 19:30 WIB
Cine Club Fakultas Bahasa & Seni Universitas Negeri Yogyakarta, Karang Malang, Yogyakarta
24 September 2010, 19:30 WIB
Toko Buku Toga Mas Petra, Jl. Pucang Anom Timur No. 5, Surabaya
27 September 2010, 19:30 WIB
Goethe-Institut Bandung, Jl. L.L.R.E. Martadinata 48, Bandung
29 September 2010, 19:30 WIB
FKIP Universitas Tirtayasa Banten, Auditorium Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Jl. Raya Jakarta Km. 4, Pakupatan, Serang, Banten
(berbagai sumber)
kira2 harganya kisaran berapa ya?
BalasHapuswah, nice info.
BalasHapusBaru tahu.. Terima kasih infonya mas
BalasHapusWah ada pameran kah atau apa tuh Sob?? kayanya mahal tuh hhe.....
BalasHapus