Puisi Maulid: Mahrus Andis

Serpihan Waktu dari Blogger ke Jurnalis
Sepintas, dunia jurnalistik dan blogging mungkin terlihat berbeda, tetapi bagi saya, keduanya saling terikat dengan kua...More»

Swara Kebun yang Santun
Sebuah catatan kecil dari pertunjukan seni eksperimental "Swara Kebun" Al Farabi Bulukumba pada Sabtu, 4 Maret 2023.Swa...More»

Diksi-Diksi Prematur
Esai Sastra: Mahrus Andis Apakah yang dimaksud "diksi" puisi? Seorang calon penyair, atau anggaplah dia penyair, menjaw...More»

Pasang ri Kajang, dari Sebuah Telusur Kecil
Sejak dahulu komunitas adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menganut suatu pedoman hidup yang d...More»
Latest Post
Iqra' Bismirabbik
Posted By Redaksi on Kamis, 29 Oktober 2020 | Oktober 29, 2020
Sebut Lagi Aku Mahiya
Posted By Redaksi on Rabu, 28 Oktober 2020 | Oktober 28, 2020
Indonesia Tanpa Pancasila
Posted By Redaksi on Minggu, 04 Oktober 2020 | Oktober 04, 2020
oleh: Mahrus Andis
Kemerdekaan Adalah Senyum Manis Buat Istri
Posted By Redaksi on Senin, 21 September 2020 | September 21, 2020
Oleh: Mahrus Andis
Sahabat
Posted By Redaksi on Kamis, 17 September 2020 | September 17, 2020
Lorong Baru
Posted By Redaksi on Jumat, 04 September 2020 | September 04, 2020
Petaka
Nasib Kampung Pak Tani
Posted By Redaksi on Rabu, 02 September 2020 | September 02, 2020
Sebuah Cerita Dari Kampung
Posted By Redaksi on Selasa, 25 Agustus 2020 | Agustus 25, 2020
Dupa Laut dan La Sodding
Posted By Alfian Nawawi on Rabu, 15 Juli 2020 | Juli 15, 2020
Dupa Laut
lalu aku berbincang dengan tiang
dan layar perahu. temali lepas ke
arah tenggara. kau dan aku masih
di utara. tentang impor garam?
bukan
ini tentang nenek moyangku
seorang pemberani. pelaut yang
sampai ke tanah
samiri.
lalu kau dan aku membakar dupa
mantra laut untuk dedemit. temali
hanyut ke arah tenggara.
kau dan aku, laut dan cakrawala,
ombak dan cinta,pukat dan
terumbu,
pilu.
ada matahari yang belum terbenam,
orang-orang di daratan tak menunggu malam.
Bulukumba, 1 Agustus 2018.
La Sodding
La Sodding datang dari rahim laut. Perahu batu I Mannyambungi terdampar mendongeng padanya di masa telanjang dada. Berlari ia di sepanjang pesisir. Bau rambutnya adalah juga aroma ikan di jemuran bambu. Turungang Beru beranak pinak dengan benih Mandar. La Sodding tetaplah nelayan. Ditebarnya jala di hati Te'ne Simboleng. Suatu pagi bersama terumbu dan cinta, Te'ne tak mau ke kota.
Bulukumba, 12 Desember 2017