sesekali berlebaran jauh. segala estetika mudik ke kampung halaman. kita merasa kembali ke doa-doa. kemudian puitika mungkin sesekali kita belah pada ketupat bikinan ibu.
di hari berlebaran kita saling menghampar. saling bersalaman. kita kembali ke lembah-lembah rasa di desa. seharusnya. ciuman pada tangan ibu mengembalikan waktu kanak-kanak kita. saat kita belum mengerti tentang kota.
di hari berlebaran kita saling menghampar. saling bersalaman. kita kembali ke lembah-lembah rasa di desa. seharusnya. ciuman pada tangan ibu mengembalikan waktu kanak-kanak kita. saat kita belum mengerti tentang kota.
hanya sekali setahun. setelah itu kembali ke kota. haruskah kita melupakan estetika mudik yang sebenarnya? ibu, anak-anakmu masih minta didoakan untuk mudik tahun depan. dan seharusnya berlebaran jauh-jauh ke kedalaman mudik paling fitri.
Bulukumba, 27 Ramadhan 1432 Hijriah.
Minal aidin wal faidzin...
BalasHapusMohon maaf lahir bathin oom..!!
BalasHapusSelamat lebaran bro
BalasHapusselamat hari raya idulfitri
BalasHapusHai, apakabar sahabat.... :)
BalasHapusDatang untuk mengucapkan,
Selamat hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin.
-Ninneta-