![]() |
Ilustrasi (sumber foto: trans89.com) |
Lebih jauh lagi bahkan secara ekstrim ada pemaknaan yang digali dari konsep dan praktik demokrasi liberal yang berbunyi: "suara rakyat adalah suara Tuhan." Konsekuensinya adalah kita tidak boleh tercengang ketika suatu "kebenaran" bisa ditentukan oleh suara terbanyak. Sebagai contoh, seorang begal bisa terpilih sebagai pemimpin karena dipilih oleh satu juta begal lainnya.
Kata "dawlah" atau "dulah" dalam Bahasa Arab memiliki makna "giliran" atau "putaran" atau "pergantian". Kita akan mudah menemuinya dalam sejarah "pergantian klan" atau "putaran kekuasaan" dalam dinamika Dawlah Islam.
Makna tersebut secara tegas mengisyaratkan bahwa kekuasaan yang dimiliki penguasa hanya karena mendapat "putaran" atau "giliran". Pergiliran ini terus terjadi sepanjang masa dan mengisi sejarah. Kedaulatan adalah pergantian dan niscaya tidak ada yang abadi di dunia fana.
Hari ini banyak kekuasaan di bumi yang enggan untuk diganti. Mereka mengatasnamakan demokrasi dan berbagai instrumen aneh -termasuk kecurangan- dengan tujuan agar tidak bisa diganti. Apakah mereka merasa sebagai Highlander?(*)