Home » » Seni dan Plagiator

Seni dan Plagiator

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 31 Maret 2009 | Maret 31, 2009



Teringat komentar seorang teman bahwa di republik ini banyak plagiator. Mulai band, pencipta lagu, lukisan sampai ranah sastra. Mari mengembara sejenak ke dalam sejarah plagiat sastra paling menghebohkan di Indonesia. Puisi Chairil Anwar, Karawang Bekasi, dianggap sebagai karya jiplakan. Bahkan bukan hanya Karawang Bekasi, ada banyak karya Chairil dianggap tidak orisinil. Ada cerita dari HB Jassin, ketika Chairil berkunjung ke perpustakaannya dan membaca penuh kagum sebuah karya Friedrich Nietszche, Thus Spoken Zarathustra. Chairil yang masih remaja memang melakukan kenakalan kecil. Karena miskin, yang dapat dilakukannya hanya mencuri. Chairil mengiris beberapa lembar buku itu dan menyelipkannya di balik baju. Hal itu diketahui oleh Jassin tapi ia pura-pura tidak tahu. Tapi, pembiaran ini akhirnya melahirkan sesuatu yang dahsyat dalam sejarah puisi modern Indonesia , yaitu lahirnya puisi eksistensialis, Aku. Chairil Anwar seorang plagiator? Saya yakin sebagian besar dari kita tidak akan setuju.

Hingga akhirnya, jauh hari setelah meninggal sang pelopor angkatan 45 itu, dituduh plagiator, lebih mirip gosip selebritas. Ia dianggap menyontek dari karya seniman besar dunia yang berbahasa Inggris dan Belanda, seperti Archibald MacLeish, John Cornford, Hsu Chih-Mo, Conrad Aiken, dan WH Auden. Namun berdasarkan penelitian mendalam
Jassin dan Asrul Sani dimunculkan kesimpulan bahwa Chairil bukanlah seorang plagiator. Ia memang menerjemahkan beberapa karya, tapi sebagian besar karyanya adalah proses kreatif yang otonom. Pusara Chairil Anwar tetap ramai dikunjungi anak-anak sekolah di setiap zaman sesudah kepulangannya di antara tulang-tulang berserakan. Nama, riwayat dan karya-karyanya serasa tidak lengkap jika tidak terselip dalam jumlah tebal pada buku pelajaran sastra negeri ini.

Maka sebuah pertanyaan konyol, plagiatkah kita? Iwan Fals pernah beberapa kali mendengarkan lagu-lagu Bob Dylan.
Sang legenda musik Indonesia itu tentu bukan plagiator walau ada beberapa gaya lirik dan aransemen yang pasti di luar kesengajaan mirip dengan beberapa lagu Bob Dylan. Slank, lagu mereka seperti mengingatkan orang pada Jimi Hendrix dan Rolling Stones. Aldy, keponakan saya yang masih berusia 9 tahun suka membaca Harry Potter. Entah darimana bermula, mendadak bocah itu bisa mendongeng tentang kisah para penyihir yang dikarangnya sendiri. Plagiator, dia tanpa karya. Tapi ketika dia terinspirasi dari sebuah inspirasi lain, tentu kita tak bisa menghakimi.
Share this article :
Komentar

0 apresiator:

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday