Agak sulit juga melacak perempuan sastrawan ini. Jam terbangnya sangat tinggi. Dua hari lalu Minggu, 1 November jurnalis dan penulis fiksi ini tampil di ajang Singapore Writers Festival 2009 di gedung seni Play Den, Singapura. Bersama Luna Vidya, perempuan seniman lainnya dari Makassar, alumnus Fakultas Pertanian Unhas ini memproduseri pentas drama The Kitchen. Dia bekerjasama dengan tujuh seniman asal Jakarta dan Makassar, termasuk mengundang John McGlynn untuk menerjemahkan karya itu ke dalam versi bahasa Inggris.
Lily Yulianti Farid, jurnalis dan penulis fiksi. Lahir dan besar di Makassar. Sebagai jurnalis ia pernah bekerja di Harian Kompas, Radio Australia di Melbourne, Radio NHK di Tokyo dan menjadi kolumnis di majalah berita Nytid, Norwegia. Ia telah menerbitkan dua buku kumpulan cerita pendek Makkunrai (perempuan dalam bahasa Bugis) pada Maret 2008 dan Maiasaura pada Juni, 2008 yang mengeksplorasi isu gender dan respon perempuan terhadap korupsi, konflik dan juga nilai-nilai dalam keluarga dan masyarakat Bugis, serta agama. Bersama pemonolog Luna Vidya, ia menggagas Makkunrai Project, program kampanye isu-isu gender melalui sastra dan monolog. Makkunrai Project telah mementaskan sejumlah nomor monolog di Makassar, Paris dan Singapore Writers Festival 2009.
Jika anda pernah membaca salah satu bukunya, Cerpen Makkunrai maka akan jelas terlihat kasus demi kasus yang sering terjadi dalam konteks masa kini dari sudut pandang seorang perempuan. Sekaligus paling kuat menjadi judul kumpulan cerpen ini. Kronik politik era desentralisasi yang lagi tren merambah dari pusat ke daerah bawah sekelas kabupaten pun ikut dibahas. Pesta pernikahan adalah perihal yang sakral namun bukan kekal. Seringpula dijadikan usaha pelanggengan kekuasaan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam cerpen Makkunrai, tokohnya adalah perempuan yang dikutuk oleh mitos yang dipercaya oleh kakeknya yang tukang kawin. Hanya karena dirinya adalah perempuan ke-enam yang lahir dari rahim-kandung ibunya pada saat azan Jumat berkumandang. Ada hubungan apa suara azan Jumat dan kelahiran bayi perempuan? Mungkin pernah terjadi satu bencana maha-dahsyat yang menimpa nenek moyang si kakek pemercaya mitos itu, di hari jumat kelahiran bayi perempuannya, sementara azan persis dikumandangkan. Tentu hanya orang bodoh yang memercayai mitos demikian. Dikisahkan, perempuan itu tak mau tunduk oleh tindak-tanduk kakeknya yang sering bertingkah seenaknya saja.
Kumpulan Cerpen karya Lily ini mungkin tidak akan kadaluwarsa hingga beberapa dasawarsa. Sebab, problem sosiokultural, apalagi menyangkut perempuan, menurut ramalan pengamat masih akan tetap berlangsung lama di Indonesia. Lily Yulianti mengemasnya dengan luar biasa apik, juga menohok.
Lily Yulianti Farid, jurnalis dan penulis fiksi. Lahir dan besar di Makassar. Sebagai jurnalis ia pernah bekerja di Harian Kompas, Radio Australia di Melbourne, Radio NHK di Tokyo dan menjadi kolumnis di majalah berita Nytid, Norwegia. Ia telah menerbitkan dua buku kumpulan cerita pendek Makkunrai (perempuan dalam bahasa Bugis) pada Maret 2008 dan Maiasaura pada Juni, 2008 yang mengeksplorasi isu gender dan respon perempuan terhadap korupsi, konflik dan juga nilai-nilai dalam keluarga dan masyarakat Bugis, serta agama. Bersama pemonolog Luna Vidya, ia menggagas Makkunrai Project, program kampanye isu-isu gender melalui sastra dan monolog. Makkunrai Project telah mementaskan sejumlah nomor monolog di Makassar, Paris dan Singapore Writers Festival 2009.
Jika anda pernah membaca salah satu bukunya, Cerpen Makkunrai maka akan jelas terlihat kasus demi kasus yang sering terjadi dalam konteks masa kini dari sudut pandang seorang perempuan. Sekaligus paling kuat menjadi judul kumpulan cerpen ini. Kronik politik era desentralisasi yang lagi tren merambah dari pusat ke daerah bawah sekelas kabupaten pun ikut dibahas. Pesta pernikahan adalah perihal yang sakral namun bukan kekal. Seringpula dijadikan usaha pelanggengan kekuasaan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam cerpen Makkunrai, tokohnya adalah perempuan yang dikutuk oleh mitos yang dipercaya oleh kakeknya yang tukang kawin. Hanya karena dirinya adalah perempuan ke-enam yang lahir dari rahim-kandung ibunya pada saat azan Jumat berkumandang. Ada hubungan apa suara azan Jumat dan kelahiran bayi perempuan? Mungkin pernah terjadi satu bencana maha-dahsyat yang menimpa nenek moyang si kakek pemercaya mitos itu, di hari jumat kelahiran bayi perempuannya, sementara azan persis dikumandangkan. Tentu hanya orang bodoh yang memercayai mitos demikian. Dikisahkan, perempuan itu tak mau tunduk oleh tindak-tanduk kakeknya yang sering bertingkah seenaknya saja.
Kumpulan Cerpen karya Lily ini mungkin tidak akan kadaluwarsa hingga beberapa dasawarsa. Sebab, problem sosiokultural, apalagi menyangkut perempuan, menurut ramalan pengamat masih akan tetap berlangsung lama di Indonesia. Lily Yulianti mengemasnya dengan luar biasa apik, juga menohok.
selamat malam
BalasHapuspa cabar
salam hangat selalu
dan blue dapat lagi nich sesuatu yg baru
makasih
Senang membacanya van. Betul-betul menambah khazanah. Jadi tau kiprah sang penulis makkunrai, Lily Yulianti Farid ini. Nice post.
BalasHapusmemang,sesuatu yang di alami atau dilihat, yang membuat sudut pandang jadi berbeda.
BalasHapusnice review.
Terimakasih sudah mempostingnya disini saya jadi tahu tentang Lily Yulianti Farid ....
BalasHapusthanks udah mengulas penulis ini. walau saya baru denger namanya nih.
BalasHapuswaahh... bagus banget ngulas penulisnya. pasti penulisnya seneng banget nih...
BalasHapusBisa jadi tahu tentang penulis wanita yang satu ini.
BalasHapusSalam
artikel bagus daeng ivan sampai2 mbak Elyy juga nyebutin penulis makkunrai
BalasHapussaya baru mendengar nama beliau, tapi langsung jatuh hati berkat baca review ini.
BalasHapus=O
BalasHapusudh melalang buana ya, keren
ternyata banyak juga penulis perempuan
BalasHapusbaru tau perempuan itu dlm bahasa makassar makkunrai
=O
BalasHapusudh melalang buana ya, keren
sayangnya di sini gak ada jempol ya.
BalasHapushehe,,,
budaya berkunjung.
ulasan yang menarik bung ivan.
kalau penulis Burane dari Bulukumba pasti Ivan Kavalera....
BalasHapusIya Khan???
Terima kasih sudah mengenalkan Lily Yulianti Farid, perempuan yang hebat ya...
BalasHapussalam sobat
BalasHapuswah jadi pingin kenalan dengan penulis makkunrai dari MAKASAR...mba LILY YULIANTI FARID.
bisa mengagumi tulisannya,,tapi lebh kagum lagi ya,,kalau bisa berjumpa dengan beliau...
wah mungkin ngga ya,,,
Ternyata banyak juga wanita penulis yang hebat di negeri ini...
BalasHapuswow keren sekali makkunrai satu ini! bangga deh, perempuan sulawesi ada yg kyk gini^^
BalasHapushalo semua.... wah makasih telah menulis tentang diri saya di sini. Makkunrai akan tampil di Jakarta 14 April, bagi yang ingin nonton, yuk ketemu di Jakarta. Festival seni budaya perempuan, Goethe Haus, Jalan Sam Ratulangi.
BalasHapusKalo tidak ada aral melintang, kami akan hadir di Makassar, bulan Juli..bukan sekadar pentas dan baca cerpen, tapi.... workshop! dan merayakan ulangtahun ke-4 komunitas Panyingkul! (www.panyingkul.com)
salam hangat,
Ly
www.lilyyuliantifarid.com