
Lalu masih sejuta pertanyaan lainnya yang mengendap dan menguap ke mana saja. Salah satunya mungkin di studio RCA 102, 5 FM ketika beberapa kali cerpenis ini jadi tamu berbincang di program sastra Ekspresi. Alhasil bukan cuma berbincang. Bahkan Anis pernah ditodong untuk baca puisi di radio. Aneh, dia sendiri tidak pernah mau membaca cerpennya sendiri di radio. Padahal beberapa cerpennya setiap ada yang baru pernah dan akan selalu dibacakan oleh orang lain.
Cerpen, artikel dan esainya mengalir ke harian Fajar Makassar dan beberapa media lokal dan nasional. Beberapa bukunya telah diterbitkan di antaranya Ingin Kukencingi Mulut Monalisa Yang Tersenyum (2003); sebuah kumpulan cerpennya bersama puisi Andhika Mappasomba, Wajah dan Wajah (2008). Besok, mungkin masih lebih banyak lagi. Setelah menikahi gadis pilihannya pada 2008 dan kini telah dianugerahi momongan, semoga Anis tak habis-habis.
Penulis sendiri menyebutnya sebagai cerpenis yang bergerilya. Kadang tiba-tiba menyergap dan lalu menghilang kembali secara tiba-tiba. Lalu biasanya kadang muncul sesekali lalu raib lagi.
Saya belum sempat baca karyanya, mudah-mudahan nanti sempat. Informasi yang bermanfaat. Saatnya penulis muda berkarya. Nice posting.
BalasHapusYa, saatnya penulis muda berkarya. Anis K. Al Asyari dapat dihubungi di facebook dg nama "Lelaki Bulan."
BalasHapusWah hebat ya semuda itu sudah berkarya dan berprestasi atas karyanya...oh ya saya suka baca cerpen tapi nulis cerpen saya ga bisa...pengen nulis tapi ga Pede...
BalasHapusKalau begitu sama halnya dg saya. Suka baca cerpen juga tapi tidak mampu menulis cerpen. Tapi mbak Ateh sepertinya bisa tuh, beragam kisah di blognya mbak adalah buktinya.
BalasHapus