Awalnya karya sastra yang absurd, gelap dan abstrak tidak dikenal di Indonesia. Sastra beraliran absurd di Indonesia mulai merajalela sejak 1970-an. Berbagai bentuk puisi-puisi gelap, novel anti hero dan anti plot, drama tak jelas terus berlanjut hingga kini. Semuanya itu masih bisa bertahan akibat ketidakjelasannya tapi justru menjadi kekuatannya. Sastra yang absurd ini lahir lewat proses panjang dan berdasar.

Abstrak memiliki arti, tak berbentuk, tak berpola, yang sifatnya sebagai abstraksi para seniman terhadap persoalan, peristiwa atau apapun yang ditangkap dan dikunyah oleh para seniman itu. Dalam bentuk puisi, sesungguhnya yang benar-benar abstrak tidak ada! Puisi adalah bentuk berkesenian yang bermain pada kosa kata, pada kalimat. Setiap Kosa kata dan kalimat memiliki arti. Arti yang dapat kita mengerti dengan jelas, hanya mungkin cara para seniman memainkan kosa kata menjadi kalimat yang tidak umum itu yang membuat kita bingung untuk mengartikannya.
Puisi, novel, cerpen dan teater di Indonesia adalah karya-karya yang amat mudah dimengerti. Karya-karya itu dilahirkan di negeri yang polos. Tidak abstrak! Novel-novel Iwan Simatupang ataupun puisi-puisi Ikranegara yang bisa membuat kening kita berkerut mengunyah maknanya, sesungguhnya adalah karya-karya yang polos. Sama halnya cerita tentang buaya yang dapat bercakap-cakap dengan kancil dalam sastra fabel.
pertama..
BalasHapushhhmmm..gak ngerti sastra Van...hehhe
BalasHapusgak apa2 kok, mbak Bintang..hehehe
BalasHapusyang absurd kadang malah bis abikin puas, tidak bosen dan abadi karena karya seperti ini tidak mudah dicerna begitu saja.
BalasHapusWah, saya jadi ingat cerpen-cerpen gaya surealis. Trnyata Kang Ivan pinter banget masalah sastra ya. Ajarin ya, Bang...
BalasHapusterus terang sayapun sebenarnya tak terlalu paham soal sastra apalagi membeda-bedakan gaya dari sebuah karya sastra, tapi ada kenikmatan tersendiri saat mencari makna dibalik rangkaian2 kalimat yang begitu indah dalam sebuah puisi...
BalasHapusbaru tau, ternyata sastra juga punya aliran abstrak , kirain cuman di senirupa aja yg abstrak dan absurd.
BalasHapusDan absurditas itu kadang yang membuat indah. hidup inipun bagi sebagian orang adalah absurd. Jadi teringat karya-karya Budi Dharma, salah satunya....Olenka.
BalasHapusnah itu dia bro. saya itu kesulitan untuk memahami bahasa para pujangga ini. butuh dibaca berkali2 untuk mendapatkan saripatinya :D
BalasHapuswah pengen tau nih, sastra absurd itu contohnya seperti apa aja... tar saya coba cari2 deh contohnya...
BalasHapuspuisi absurd itu puisi yang susah dimengerti itu kan?!
BalasHapusmama aku kan guru bahasa Indonesia, jadi punya buku kumpulan puisi2 gitu, pas baca, ga ada yang ngerti satupun, hahahaha...
kalo aku menulis saja mas,...gak ngerti sastra dan aku pikir tulisanku bukan karya sastra kali y,tapi ulah seorang bunda yg suka corat-coret hehehe,....
BalasHapusBismillah... semoga kali ini bisa masuk
BalasHapusAlhamdulillah ....akhirnya.
BalasHapusMaaf, Van, koment saya di Novel Ind.1-2, Umar Khayam, gagal maning gagal maning. Biasa, inet-nya lagi on-off. Udah nulis, eh ... ngilang.
Sekarang dicoba lagi deh ...
Sastra absurd?
BalasHapusSelama ini saya sebatas penikmat sastra, tak paham soal pengelompokkannya. Yang pasti, sejak SD, ketika tv cuma ada TVRI, saya betah duduk lama melototin tuh TV (sendirian hingga larut) untuk melihat Teater Koma main. Saat itu lakonnya "Gelas Retak". Sena A Utoyo masih ada, Didi Petet, Ratna Sarumpaet & Ratna Riantiarno masih muda banget. Itu di akhir tahun 70-an.
Gaya berteater mereka masuk sastra mana, Van?
absurd menjadi banyak makna ya...
BalasHapusBanyak ya aliran sastra. Saya rasa semua tergantung gaya si penulis. Baik abstark maupun lugas.
BalasHapusbagiku sastra masih belom jelas di pikiranku
BalasHapusmaklum ga ngerti amat
hehehehehe
wah, puisiku kyknya bukan sastra absurd deh. tapi sastra nyata. hehehhe kan mudah dimengerti.
BalasHapusSastra, dapat menciptakan realita baru, yang sebenarnya tidak sama dengan realita yang sebenarnya. sekalipun dalam sebuah novel sejarah. Novel-novel era 1920 yan ramai membicarakan tema kawin paksa, sebenarnya juga tak menggambarkan keadaan mutlak saat itu. Realita dalam novel-novel sejarah sebetulnya tidak menggambarkan realita masa lalu yang sebenarnya, tapi karena kehebatan penyajiannya, justru dianggap segala sesuatu dalam novel itu tidak lain dan tidak bukan adalah kebenaran.
BalasHapuskayaknya nggak ngyambung yah Van???
Tak sanggup membaca karya sastra yang berat... bacaan ringan saja yang saya bisa brother, hahahah... maklum orang katrok... wuekekeke...
BalasHapussalam sejahtera
BalasHapusamankan yang ke 22
salam sejahtera
BalasHapusterima kasih sudah berkunjung ke rumahku
Blog Anda sastra banget
kasih dua jempol aza dech
Semakin merasa kalau diri saya sama sekali 0 tentang satra mas,duh terima kasih ilmunya..
BalasHapusKadang sesuatu yang absurd itu membuat kita penasaran dan disitulah letak keindahannya
BalasHapusSaya suka yang sekali baca ngerti! Sederhana tapi dalem maknanya!
BalasHapusSoal sastra, mas ivan memang ahlinya. hehe.
BalasHapusSalam budaya....
hemm.....membacanya sambil manggut2..
BalasHapusaku cuman tahu bahwa sastra adalah bagian dari seni, selebihnya...kamu ahlinya van :)
BalasHapusyang namanya seni kan juga terserah,, gak ada yang salah termasuk sastra... buat apa aja yang penting sastra,,, gak ada yang melarang.. termsuk yang absurd tadi.. jadi ingta puisinya siapa ya?????
BalasHapusangkat jempol buat sesuatu yang absurd!
BalasHapusSastra yach...
BalasHapusaku banyak bikin cerpen2 dan puisi2.. tapi kebanyakan tentang perasaan serta karakter yang emosinya dapat dirasakan pembaca.. mas tau banyak yach yentang sastra?
Resensi buku yang cerdas
BalasHapuswaah,, cha ketinggalan neh van.. >_<
BalasHapusbaruu bisa onlen neh,,
cha seeh gg terlalu paham m sastra absurd van,, tapii mauu belajar.. ^_^
suka baca" novel yg absurd.. nyarii" puisi"x juga.. karna abstrak maknax banyak ya.. jadii gg penah bosan buat nikmatinnya..
kaloo ada referensi sastra absurt bagi" y van,, ^_^