
Cerita
klasik dan sederhana itu menjadi plot lukisan komik Bambang “Toko”
Witjaksono. Tema Titian Muhibah diusung Bambang dalam pameran
lukisannya yang digelar di Langgeng Gallery di Jakarta Art District,
Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, sepanjang 8-30 April ini.
Karya
Bambang merupakan reproduksi dari komik Akhir yang Tragis karya Jan
Mintaraga. Bambang, pengagum berat Jan, memproyeksikan komik itu di
atas kanvas berukuran lebih dari 1 meter persegi. Sapuan akrilik
digunakan untuk mempercantik 12 lukisan yang dipamerkan. “Saya meminjam
visual komik, tapi ceritanya saya bikin sendiri,” katanya. Penekanan
cerita ala Bambang pada gitar dan perjalanan cinta sepasang kekasih.
Nostalgia
komik roman mampu dimunculkan dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta
tersebut. Pencapaian yang cukup mengagumkan karena mampu menyeleksi
satu buku komik menjadi tinggal 12 frame. Sayang, keterbatasan ruang di
Langgeng Gallery membuat tak semua lukisan dipajang. Bahayanya,
penikmat lukisan akan kehilangan alur cerita.
Keklasikan
komik dijaga dengan mempertahankan sosok-sosok pada 1970-an, seperti
tergambar dalam Akhir yang Tragis. Sang perempuan kerap digambarkan
dengan rok di bawah lutut, rambut terkepang, atau berbandana besar.
Adapun prianya dihadirkan dengan rambut berjambul dan kemeja lengan
panjang dengan kancing atas terbuka.
Bambang
juga menampilkan warna-warna pastel nan lembut dalam lukisannya.
Misalnya, dalam lukisan berjudul Merdunya, Bambang menggunakan warna
oranye pada gitar si pria, termasuk barisan fret-nya. Kemeja lelaki itu
berwarna pink menyala. Begitu juga dengan rok terusan sosok perempuan
yang terlihat jauh. Latar belakang langit biru cerah menambah ngejreng
lukisan tersebut.
Layaknya
komik, Bambang pun menghadirkan teks dalam lukisannya. Beberapa kali
dialog tercipta antara laki-laki dan perempuan. Tapi tak jarang
monolog. Teks dalam lukisan Bambang berhuruf kapital dan cenderung sama
dengan judul lukisan. Terkadang panjang, terkadang singkat. Bambang
sebenarnya bisa memilih salah satu, judul saja atau lukisan saja.
Pada
beberapa gambar, penghilangan itu akan tetap mampu menjaga pesan visual
dalam lukisan. Ini terlihat pada lukisan Tangannya Selembut Salju, yang
menggambarkan pasangan kekasih sedang berpegangan tangan. Dengan
membaca judul saja, pesan lukisan mampu ditangkap dengan mudah.
Bambang
tak jarang menyisipkan unsur puitis dalam teks. Contohnya, dalam Aku
Bukanlah Gitar, teks yang dibuat Bambang untuk menunjukkan suasana hati
sang perempuan berbunyi: “Aku bukanlah gitar yang tiap hari selalu kau
peluk”.
Dalam
lukisannya, Bambang terlihat sangat memperhatikan angle. Dalam lukisan
Mulailah Kejengkelan Itu, misalnya, pertemuan dua kekasih digambar dari
luar rumah dengan posisi agak ke atas. Pohon yang beberapa rantingnya
tak berdaun lagi menjadi latar depan, berpadu dengan terali rumah yang
tergambar hitam. “Saya tak ingin menggambarkan karakter komik dari
depan saja,” kata pendiri grup komik Apotik ini.
sumber: www.tempointeraktif.com
Hmm,kekuatan imaginasi para pelukis memang luar biasa unik.
BalasHapusSampai sekarang masih belum bisa menikmati lukisan..
BalasHapusBagus ya lukisannya...
BalasHapusLukisan gitar yang indah sob... Sayang aku kurang begitu mengenal para perupa
BalasHapusHm, kelihatannya pamerannya menarik van.
BalasHapussaya msh belum memahami makna yg tersembunyi dari sebuah lukisan,...kadang saya hanya bisa mengagumi saja....
BalasHapuslukisan atau puisi perlu epekaan yang tinggi untuk bisa menangkap pesan yang terkandung didalamnya
BalasHapusaku suka lihat oranmg main gitar tp aq sendiri g bisa main gitar
BalasHapussalam sobat
BalasHapusselalu dipeluk itu tandanya sayang mas,,,
seperti gitar,dimanapun dipegang dan dipeluk saat dimainkan.
Baca judulnya koq aku langsung teringat guling ku di kamar ;)
BalasHapuspengen ngeliat gambarnya van..*penasaran...* spertinya jadul is the best :)
BalasHapushebat ya...bisa memadukan gambar dan kata
BalasHapusbahkan lukisan itu sangat ekpresif
BalasHapusJadi pengen lihat lukisannya secara lengkap...
BalasHapusSepertinya aku belum pernah melihat pameran lukisan komik deh...
BalasHapuskreatip banget ya Mas Bambang nih..
BalasHapussepertyinya menaik deh menyaksikan pameran komik yang seru abis...
Imaginasi yang tertuang apik!
BalasHapusemang salut dech kalau ngomongin seniman..
BalasHapuskasian si wanita, di duakan sma si Gitar sexy hihihii.. bener bener pecinta seni deh, kalo aku mandang lkukisan ya diliat aja hehehe
BalasHapusTapi aku adalah penikmat suara gitar yang setiap petikan dawainya membuat hati ini tenang bak para malaikat yang menikmati tajam lembutnya harpa-harpa surga......bussssseeettttttt
BalasHapusmungkin karena aku bukan pengamen ya? sehingga tidak bisa memeluk gitar setiap hari
BalasHapusHm....sampai saat ini saya belum pernah berhasil "Melukis Cahaya" sang Pelukis
BalasHapuskeren lukisannya ya mas...menyimpan makna tersendiri..........
BalasHapus