
Diberitakan berbagai media nasional, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh telah mengirimkan tim untuk memverifikasi permasalahan yang dihadapi Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. M Nuh mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk membantu PDS HB Jassin agar tetap dapat eksis. Syukurlah, meski terhitung terlambat. Itupun setelah dipancing dengan gerakan koin para mahasiswa untuk pengumpulan dana gedung tersebut.
Gedung HB Yasin tampak sangat bersahaja. sama sekali berbeda 180 derajat dengan bagunan teater modern di sampingnya. Meski demikian, keindahannya masih terpancar. Begitu pintu dibuka, sebuah foto HB Yasin, sang Paus Sastra Indonesia terpajang gagah. Foto tersebut tetap dijaga untuk mengenang sang pendiri gedung dan pencinta sastra.
Gedung HB Yasin tidak hanya aset Indonesia semata. Karya-karya sastra di dalamnya kerap menjadi inspirasi mahasiswa dunia untuk belajar tentang sastra.
Namun, semua keindahan itu hampir sirna seiring keluarnya Surat Keputusan Gubernur 16 Februari lalu. Pasalnya, keputusan untuk memangkas dana bantuan pengelolaan menjadi Rp50 juta per tahun dirasa tidak mencukupi untuk membayar pegawai dan perawatan barang.
Ini pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Kita baru merasa kehilangan sesuatu jika sesuatu itu sudah tiada.
Gedung HB Yasin tidak hanya aset Indonesia semata. Karya-karya sastra di dalamnya kerap menjadi inspirasi mahasiswa dunia untuk belajar tentang sastra.
Namun, semua keindahan itu hampir sirna seiring keluarnya Surat Keputusan Gubernur 16 Februari lalu. Pasalnya, keputusan untuk memangkas dana bantuan pengelolaan menjadi Rp50 juta per tahun dirasa tidak mencukupi untuk membayar pegawai dan perawatan barang.
Ini pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Kita baru merasa kehilangan sesuatu jika sesuatu itu sudah tiada.
mampir baca-baca mas ivan..
BalasHapussaya disini,
BalasHapusSaya dukung gerakan ini van. Selamat berakhir pekan.
BalasHapusmantap,..!
BalasHapus