Home » » Kota yang Bergerak Maju adalah Kota yang Diserbu Banjir

Kota yang Bergerak Maju adalah Kota yang Diserbu Banjir

Posted By Alfian Nawawi on Selasa, 14 Juli 2020 | Juli 14, 2020

Kota yang bergerak maju adalah kota yang diserbu banjir. Tata kota hari ini adalah warisan terbaik dari beberapa pemerintah daerah sebelumnya.

Kota yang diimpikan harus menjadi hunian yang nyaman buat semua orang. Impian itulah satu-satunya alasan bagi setiap pemerintahan yang dapat giliran memegang wewenang. Kesempatan pun diberikan untuk para pengembang. Sebagian di antaranya tidak terkendali.

“Keanekaragaman hayati penting bagi pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ekonomi dalam pembangunan harus melestarikan sumber daya alam dan merawat keanekaragaman hayati,” kata Prof. Emil Salim, berkali-kali. Keanehan pada kita setiap mendengar kalimat beliau adalah karena kita enggan disebut tuli.

Rakyat, pemerintah, dan para pengembang adalah bukan para penemu. Kita tidak memiliki warga sekelas Al Farghani, misalnya. Dia seorang astronom dan insinyur muslim pada abad 9 Masehi. Al Farghani telah mengkonstruksi sebuah alat yang disebut Nilometer untuk mengukur dan mencatat tinggi air sungai Nil secara otomatis di berbagai tempat. Banjir bisa diprediksi.

Itulah mengapa komedi banjir biasanya terdiri dari aksi menuding sungai dan curah hujan tinggi sebagai penyebab banjir. Para penuding juga paham bahwa sungai bukan parit atau kanal atau got. Yang untuk mengalirkan air banjir atau genangan air secepatnya.

Ternyata banjir memang bukan hanya terdiri dari air. Ia pun mengajak serta meme, humor aneh, dan komedi tidak lucu. Bukankah banjir adalah juga makanan gurih bagi para pendengung?


Esai ini pernah dimuat di kolom Kopi Panas Jalurdua.Com


Share this article :
Komentar

0 apresiator:

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday