Home » » Diksi-Diksi Prematur

Diksi-Diksi Prematur

Posted By Redaksi on Rabu, 14 Oktober 2020 | Oktober 14, 2020

Esai Sastra: Mahrus Andis

Apakah yang dimaksud "diksi" puisi? Seorang calon penyair, atau anggaplah dia penyair, menjawab pertanyaan itu. Dia katakan, diksi ialah kata yang secara morfologis mengandung arti tertentu. "Kurang tepat," jawab saya. Wajahnya cemberut dan hatinya kecut. Mungkin orang itu merasa diteror kemerdekaan berpikirnya.

Kemudian saya melanjutkan. Diksi puisi ialah kata, atau kumpulan kata yang sudah melewati proses selektifitas secara intens di puncak perenungan batin, dan telah diputuskan menjadi konsep diri untuk mewakili ideologi puitik penyairnya.
"Itu artinya kata pilihan," seruduknya.
"Bukan ! Itu yang disebut "pilihan kata", jawab saya. Dia menatap saya dengan bolamata yang tajam. Bagai pisau silet, matanya mengiris otak kecil saya.
"Di mana letak perbedaan antara keduanya ?" Tanya dia.
"Di kepalamu," jawab saya santai. Wajahnya semakin cemberut, pasti hatinya kian kecut.
"Maksud saya, otak di kepalamu berbeda dengan konsepsi pemikiran saya." Sesaat kemudian, saya pun tuntaskan penjelasannya. Saya katakan bahwa "kata pilihan" hanyalah produk otak yang dipersiapkan untuk menyusun bahasa komunikasi dari hari ke hari. Sedangkan "pilihan kata" adalah hasil olahan batin ( otak + nurani + kesadaran estetik ) sebagai dasar membangun struktur puisi untuk bahasa komunikasi dari hati ke hati.
"Tapi bagaimana jika sebuah kata dalam puisi tidak diolah seperti itu ?" Selidiknya
"Itu namanya kata yang gagal mendiksi, " sambar saya.
"Maksudnya ?"
"Maksudnya; Diksi Prematur", kunci saya. Sang calon penyair, atau anggaplah penyair, itu terperangah.

Di kampung saya, prematur dalam bahasa Bugis artinya "loccoq", yaitu janin yang keluar dari rahim wanita sebelum tumbuh menjadi bayi. Diksi prematur ialah kata yang gagal menjadi diksi puisi. ***

- Makassar, 13 Oktober 2020 -
Share this article :
Komentar

0 apresiator:

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday