Home » , » puisi semak belukar

puisi semak belukar

Posted By Ivan Kavalera on Sabtu, 14 Maret 2009 | Maret 14, 2009

Sebuah Bait Rahasia

bukan ws. rendra
bukan sutardji calzoum bachri
juga bukan chairil anwar
bukan siapa-siapa. cukup
aku hanya memandangimu sebagai gadisku
yang menulis puisi di hatiku.
"kalimat-kalimat kabut bukan untukmu"katamu
aku pun baru saja menyelesaikan sebuah bait rahasia
kutitip di keningmu. kupikir
mungkin tak akan selesai
kau bacakan untuk anak-anakmu
kelak.


Bulukumba, Senin 16 Maret 2009


Tak Biasa
seperti biasa aku mencatat airmata yang menetes dari pipimu seperti biasa aku menetes ke dalam matamu aku terlalu biasa masuk ke dalam jiwamu tapi tak biasa sepakat dengan hatimu
ada kata yang biasa,
tak biasa.


Bulukumba, Senin 16 Maret 2009








Revolusi
-kepada Chairil Anwar



tanah
airmata

tadah gerah
gelisahkau, aku
resah

lelah
menyeduh
cinta
yang tak pernah ada
bangsa
negeri

kita menggerutu.

Bulukumba, Sabtu 14 Maret 2009






Share this article :
Komentar

0 apresiator:

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday