sebuah pertemuan memecahkan beberapa metafora kata cinta. aku kini mendengarkannya dan bertemu denganmu adalah sangat bukan kebetulan.
setiap penjelasanku kepadamu semestinya dibagi juga ke dalam buncah-buncah kerinduan yang pernah hilang di beberapa titik. ini bukan sekedar pertemuan. aku merasakannya dengan sangat yakin. sebaris hujan yang menggoda kerudungmu di suatu sore yang hangat, selarik angin yang menyelinap ke dalam buku yang kau baca di taman kota. aku ingin mengingatnya dengan sangat jelas.
seperti apakah kerinduanku sekarang dibanding dahulu? tapi aku selalu ingin menjelaskannya. bahwa semestinya masih ada buncah rindu. dan hanya itu satu-satunya penjelasanku kini yang harus kau anggap yang tersisa dariku sebagai titik paling romantis.
bulukumba di sore hangat, 25 Januari 2010
menghampirimu sore-sore heheheh..
BalasHapusSebuah pertemuan yg dibalut rindu, semoga buncah rindu terus menderu dalam pertemuan, meski kau sudah tak mengingat dng jelas.
BalasHapusAdakah itu pertemuan di titik sunyi? Haha...
BalasHapusWuiih..sajak romantis
BalasHapusSebuah tulisan singkat dan hangat, terhangat yang saya baca hari ini, tentang "pertemuan". Semoga pertemuan itu berujung pada lengkung atap yang sama. Bolehkan berdoa untukmu seperti itu Van...?
BalasHapusMantap rangkaian kata-katanya mas..tersusun dgn indah
BalasHapusTest dulu bisa komen apa ndak?
BalasHapushmmmm... puisinya bagus bngt Mas...
BalasHapussebuah pertemuan kadang bisa menghangatkan suasana
BalasHapuswao biasanya yang romantis tak khan terlupakan, ada apa bang dengan hatimu! hehehe...
BalasHapusCeritamu mengharukan bang.....btw status fb nya kemaren lucu ahahaha...tak komen kok ga di bales?btw pa kabar sastra radio nya?n gmn perpustakaan digitalnya bang?
BalasHapuslama g ketemu pasytinya kangen bgt donk
BalasHapuscinta yang dalam, yang membuat kerinduan yang sangat :D
BalasHapusPertemuan dari sebuah kerinduan... indahnya...
BalasHapusciee.cie..yg rindu..
BalasHapusLho.., aku tadi sudah komen lho.., kok gak muncul ya..?
BalasHapusWalah... itu wacana apa puisi brother? hehehhe, tapi bagus kok... : )
BalasHapusPUISI RINDU, BRO?
BalasHapusyang penting isinya mantep dan berbobot
BalasHapusgitu aza teruskan
wow wow ada yang lagi kangen kangenan nii :p
BalasHapuskerinduan itu semoga menemukan muaranya di istana cinta. selamat sore, Van ... maaf saya baru ngeblog lagi nih. pertama berkunjung kembali, menemukanmu dalam riak rindu yang pekat. sungguh sebuah untaian rasa yang tak sederhana...
BalasHapusWeleh-weleh, manteb bener puisinya mas.
BalasHapusYang jelas rinduku telah memudar, tidak seperti dulu, hehehe...
Maklum skarang dah jadi bini, hikhikhik....
Dari Pertemuan Yang Sederhana Soeharto Bisa Tumbang. Jadi jangan sepelekan pertemuan..hehehe
BalasHapushakikat kerinduan...saat adanya pertemuan akan menjawab segalanya.
BalasHapusaku menyimpan kerinduan pada jejak kaki yang pernah kutorehkan di pasir putih tanjung Bira, pada kerindangan kebun kapas, pada keramahan penduduk herlang, bonto tiro, bonto Bahari dan dan Ke kokohan budaya Kajang yang tersohor kemana-mana, kapan kerinduan itu berakhir dan telinga ini akan kembali mendengar seruan ramah dari penduduk yang berujar "ngurai na pakunni do"
BalasHapusBulukumba negeri Panrita Lopi selalu akan menimbulkan rasa rindu untuk segera datang kembali
BalasHapusnice poem I always miss to meet with My first love ever after
BalasHapuspertemuan he he he jadi inget lagu Bang Haji nih bang
BalasHapuswalau sejenak bertemu, walau sekilas memandang...ku ingin hidup sribu tahun lagi...ciee ciee
BalasHapuscuma mo kasih tahu aja ada post baru d blog aq sob
BalasHapusmet hari minggu. jadi belum ketemu jg nih?
BalasHapus