Pameran sejarah pelarangan buku yang digelar di Galeri Cipta
III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta memasuki hari terakhir di hari ini, Rabu 17 Maret sejak digelar empat hari lalu. Pameran bertajuk “Pelarangan
Buku: Menutup Jendela Dunia” itu menyuguhkan kilas balik sejarah lahirnya
rezim pelarangan buku sejak zaman kolonial hingga Orde Baru.
Pameran itu digelar terkait dengan refleksi terhadap tindakan
pelarangan beberapa buah buku oleh Kejaksaan Agung pada akhir 2009
lalu. Termasuk buku berjudul "Penulis Lekra Tak Membakar Buku:
Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965". Buku karya
Gus Muh bersama dengan Rhoma Dwi Aria Yuliantri itu dilarang Kejagung pada
2009 kemarin karena dianggap mengganggu ketertiban umum.
Untuk itu panitia penyelenggara bekerja sama dengan sejumlah seniman dan aktivis HAM mengingatkan bahaya pelarangan buku bagi kelanjutan proses reformasi dan kehidupan demokrasi melalui media seni rupa.
Untuk itu panitia penyelenggara bekerja sama dengan sejumlah seniman dan aktivis HAM mengingatkan bahaya pelarangan buku bagi kelanjutan proses reformasi dan kehidupan demokrasi melalui media seni rupa.
Dalam pameran tersebut ditampilkan
sejarah perjalanan rezim pelarangan buku. Dimulai zaman kolonial
Belanda. Saat itu memang belum ada pelarangan buku, tapi yang terjadi
adalah para penulis buku dipenjarakan oleh pemerintah yang berkuasa.
Kemudian beranjak ke zaman Orde Lama
hingga Orde Baru. Di masa ini, upaya pelarangan mulai kerap dilakukan
oleh pemerintah, tidak hanya dilarang terbit namun para penulisnya pun
harus rela mendekam dalam penjara.
Yang menarik, dalam arena pameran
tersebut panitia membuat desain penjara. Di dalam ruang penjara itu
terdapat sebuah mesin ketik dan beberapa nama-nama buku yang dilarang
beredar. Lalu, ada pula beragam bentuk gambar-gambar stensil, poster,
dan lukisan – yang isinya menolak tindakan pelarangan bukut. Konsep yang coba diusung
dengan menampilkan buku dalam ruang penjara adalah menggambarkan
pemerintah telah memenjarakan kebebasan berekspresi seseorang untuk
mencurahkan ide-idenya dalam sebuah buku. Itu sama saja dengan
memanjarakan pikiran manusia.
sumber: www.indonesiabuku.com
Semoga belum telat memajang award ini. Award Milad Blogger Bertuah ini diberikan oleh mas Jodie (maaf ya mas, agak telat nih hehehe). Sesuai amanah sang pemberi award, awad ini saya berikan lagi kepada 9 orang sahabat. yaitu: mbak Ira, mbak Rosi, Ruang Jeda, Semar, Cosmorary, Cyberdreambox, kakve-santi, Rock dan a-chen. Harap diambil dan membaginya kepada 9 orang sahabat lainnya. Salam hangat.
Malam2 mumpumn inet lancar, cepat2 cari posisi pertama :-)
BalasHapusBersyukur saat ini tak ada pelarangan lagi, semoga pameran tersebut menambah semangat para penulis.
BalasHapusyups semoga mbak ateh... :-)
BalasHapussekarang juga masih ada pelarangan2 spt itu,,yang masih hangat buku2nya gus Muh
BalasHapushttp://www.detiknews.com/read/2010/03/16/185217/1319112/10/gus-muh-takkan-berhenti-tulis-buku-sampai-kejagung-bosan-melarang
kenapa ya buku di larang,,kecuali yang berbau pornography dan sara itu baru boleh di larang...
BalasHapusOoo ada larangannnya juga ternyata ya? seperti di sini dong?
BalasHapussalam blogger
BalasHapussaya baru membangun sebuah blog dan masih butuh dukungan juga persahabatan dengan tidak mengurangi rasa hormat berkenankah sobat mengunjungi blog saya
subuh2 datang menjemput award dari sahabat xixixixi... makasih
BalasHapusWah, baru kali ini aku tahu ada pameran tentang sejarah pelarangan buku.
BalasHapusPasti daftar buku yg pernah dilarang dalam sejarah Indonesia banyak sekali ya..?
BalasHapusbaru tau......tenkyu atas infonya mas ivan.....aku meluncur kesana Tunggu kabar terbaru ya mas.....tenkyu...tenkyu.....tenkyu...
BalasHapusawardnyajuga aku ambil.....meluncur.....
kepingin tau daftar buku terlarang kesana ah......mumpung hari terakhir hehehehe
BalasHapusDisisi lain, suasana jd amat sangat tentram, sisi yg satu adl pelanggaran HAM, sbnre kt dua-2nya butuh lo, suasana tetep tentram tp tdk langgar HAM, gmn caranya?
BalasHapusPeringatan bagi pemerintahan sekarang! Acara yang sip!
BalasHapuswao ... tampilan baru yang menarik!
BalasHapusSebenarnya pelarangan yang terjadi selama ini malah membuat orang yang tidak tertarik jadi tertarik dan dengan segala cara mencarinya! Jadi pelarangan itu sendiri malah menyebarluaskan praktek pembajakan hasil karya seseorang, akibatnya penulis tidak mendapatkan apa-apa, karena karyanya tidak dapat dipasarkan tapi dinikmati banyak orang! Biarlah masyarakat yang menilai karya sesorang itu perlu dicabut peredarannya atau aman bagi yang menikmatinya! Selamat berkarya buat semuanya!
BalasHapusbaru tau ada sejarah pelarangan buku ,wah..wah...
BalasHapusbuat "nuansapena" bener banget tu.kalau ada pelarangan pasti ada yang malah tertarik buat melanggar larangan itu..
BalasHapusPelarangan buku sepertinya adalah reaksi ketidaksanggupan untuk menolaknya dengan fair. Harusnya, buku dengan buku. bukan malah dilarang...
BalasHapusSemga tak pernah terjadi lagi...
seru tuh pamerannya.. melarang berari memenjarakan kreatifitas
BalasHapuslha? Masih ada tho pelarangan buku? wah wah..
BalasHapusternyata ada juga pameran tentang pelarangan buku ya. Gambarnya bagus, sangat pas dengan postingannya. Apakabar, Van? Kemana aja nih?
BalasHapusbuku adalah cakrawala pengetahuan..kenapa dilarang..biarkan org yg membaca yg menilai..
BalasHapusMakasih kawand untuk awardnya...
BalasHapusmakasi awardnya
BalasHapusudah di pajang ^^
aku balik lagi ngintip bukunya bro.Owh ya, selamat ya awardnya...(lupa memberi selamat ding)
BalasHapusSungguh menyedihkan jika masih terjadi pelarangan buku seperti itu. Semoga saja kedepan tdk terjadi lg hal-hal seperti itu.
BalasHapusSelamat sobat atas ewotnya...
Oya, mengenai related post itu masa tdk bisa. Aku coba di i-Blog Template bisa ko mas...
buku aja kok dilarang ya
BalasHapuskenapa ya kaya kembali ke jaman dulu
BalasHapusmoga ke depan, nggak akan ada lagi pelarangan buku ya mas...
BalasHapuswah bukunya Pram yg sepasang sepatu lars, ada dunk.. hiks..
BalasHapuskalau lihat sejarah emang udah banyak banget mas yak buku yg dilrang edar
BalasHapusPemikiran yang hebat............. sukses Bulukumba
BalasHapusyah jangankan gitu.. beberapa tahun lalu, gua mo beli kamus mandarin-indonesia dan mandarin-english susah nian... katanya masih tertahan di custom. erghhh...
BalasHapusakhirnya nitip ama temen yang ada disingapur deh :D