Seorang Ahyar Anwar adalah seutas cinta yang senantiasa terulur hingga batas-batas yang tak terduga. Dia salah satu sungai kata paling artistik di bumi yang pernah dikirimkan Tuhan. Karya-karyanya berdebur dan mungkin kita tidak sadar saat dia ikhlas mencumbui pasir-pasir pantai ketidaksadaran kita.
Sastra memang telah seharusnya mampu mendobrak apa-apa yang telah ada. Tidak sekedar bertujuan sampai ke muara di mana sastra dinikmati di sana dengan sukacita. Sebelum tiba, seyogyanya sastra memang telah menghantam logika di tengah perjalanan. Semasa hidupnya Ahyar kerap melakukan itu dan tidak mengeluh. Sebaliknya tetap melenguh.
Sepeninggalnya, karya-karyanya tetap menjitak dengan cantik. Dia layak senantiasa diingat walaupun suatu ketika sebagian dari sastra mungkin terjatuh dan mengaduh.
Sastra memang telah seharusnya mampu mendobrak apa-apa yang telah ada. Tidak sekedar bertujuan sampai ke muara di mana sastra dinikmati di sana dengan sukacita. Sebelum tiba, seyogyanya sastra memang telah menghantam logika di tengah perjalanan. Semasa hidupnya Ahyar kerap melakukan itu dan tidak mengeluh. Sebaliknya tetap melenguh.
Sepeninggalnya, karya-karyanya tetap menjitak dengan cantik. Dia layak senantiasa diingat walaupun suatu ketika sebagian dari sastra mungkin terjatuh dan mengaduh.