
Festival ini semoga menjadi reinkarnasi wisata budaya khususnya Malioboro masa lalu, saat ini dan masa mendatang. Selain mengedepankan performance art dengan sentuhan edukasi budaya, festival ini juga akan didominasi konfigurasi batik sebagai simbol budaya adiluhung Indonesia khususnya masyarakat Yogyakarta.
Sekian lama Yogyakarta berkepentingan ikut melestarikan warisan budaya batik sehingga batik tidak hanya menjadi suguhan wisata tetapi sebuah komoditas ekonomi yang laku dijual kepada para wisatawan. Even ini melibatkan seniman dan budayawan termasuk sebagian besar komunitas sanggar budaya di Yogyakarta.
Beberapa waktu lalu babak baru pembenahan Malioboro telah dimulai. Ribuan masyarakat dari 21 komunitas di sepanjang Jalan Malioboro dan Ahmad Yani diberi kesempatan untuk memberikan suara dalam pemilihan umum pengurus Lembaga Pemberdayaan Komunitas Kawasan Malioboro periode 2009-2011.
Lembaga Pemberdayaan Komunitas Kawasan Malioboro (LPKKM) ini bersinergi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro yang juga baru dibentuk oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Kedua lembaga ini bersama-sama menata dan menangani kebersihan, perparkiran, dan masalah sosial lainnya.
Sebelumnya, kondisi Malioboro memang sempat dikeluhkan karena kualitasnya menurun. Banyak faktor yang menjadi penyebab, termasuk dari dalam komunitas itu sendiri. Keberadaan dua lembaga, yakni LPKKM dan UPT ini diharapkan menjadi jawaban atas semua persoalan tersebut. Yang unik, layaknya pemilu presiden dan legislatif, pada pemilu LPKKM ini juga digarap profesional. Ada tempat pemungutan suara (TPS) di tiga titik, masing-masing trotoar depan Kantor Dinas Pariwisata DIY, depan Kantor Pusat Informasi bagi Wisatawan, dan depan Toko Ramai.
Semoga saja ada ruang dan waktu bagi saya untuk kembali bisa berada di sana pada tanggal 6-8 Nopember 2009. Insya Allah.
Jogja dan Malioboronya, kota yang luar biasa! Ia masih berdiri kokoh mempertahankan budayanya.
BalasHapusKetemu di sana mas, 6-8 Nopember 2009. Insya Allah. Hehe.
waa mo ada festival to?!
BalasHapushaduhhh jadi kangen pengen maen ke jogja apalagi ke malioboro tu, pengen ngubek2 mirota batik hihihi
Mas ivan kangen yah dengan jaman mahasiswa dulu
BalasHapusJogja dan Malioboronya kota budaya ,yg identik dng para seniman.Hmm..Malioboro ...aku ingin mengunjunginya..tapi kapan ya ? hehe..
BalasHapussebenarnya konsep "back to truly maliboboro" atau "green malioboro" sudah menggema sejak th 1992 semenjak saya yg msh imut kuliah disana.
BalasHapusentah kenapa permasalahannya selalu mentok dgn komunitas pedagang2 yg ada di malioboro.
nah, th 2009 ini tercetuslah perjanjian antara budayawan, profesional (dlm hal ini arsitek) dan pemerintah kota, tentang penataan zoning/ruang2 di kawasan malioboro menjadi lebih rapi, lebih hijau dan lebih nyaman utk pejalan kaki.
yah, lagi2 ini msh sebatas wacana, kita lihat perkembangannya nanti. mengingat malioboro sdh sangat semrawut dan kami sdh 'gatal' ingin menata kembali kawasan ini menjadi lebih baik.
* oya, festival jogja itu sdh terselenggara minggu kemaren namanya "Jogja Carnival 2009", ssstt..sekedar bocoran,suami ada di belakang layar sbg imaginer dan konseptor-nya lhooo...hehehehe
Wah ada Festival Malioboro 2009 ya, sayang saya gak bisa kesana. Info mantap van.
BalasHapusThanks udah turut mempromosikan Festival Malioboro. Mas Ivan ditunggu kedatangannya ya pada 6-8 November nanti.
BalasHapuswah, makasih info festivalnya...bisa kesana nggak ya....
BalasHapusjadi kangen Malioboro neh....hmmmmm
BalasHapuspertama kali saya ke jogja wkt kelas 5 sd, tapi kota ini memberikan kesan yg mendalam buat saya. Andai bisa hadir di festival..
BalasHapussalam kenal sebelumnya. meski cuma istrinya warga jogja, saya senang ada festival ini. ajang seperti ini bagus untuk melestarikan budaya adiluhung kita.
BalasHapus@mbak tisti : wah..mbak, suaminya hebat. semoga sukses nanti acaranya ya.
Sayang, aku gak pernah bisa ikut festival
BalasHapusmungkin suatu saat aku akan datang
bertemu dengan seniman-seniman "klas berat"
jogja koq yg indah.. penuh beragam budaya
BalasHapusapa kabar bang ivan,... ???
BalasHapus